Part 4

2.3K 93 0
                                    

Beberapa jam kemudian, Shani terbangun lebih dulu. Dia kaget saat melihat Velyn berada di depannya, dengan jarak beberapa centi saja.

Dia lupa kalau beberapa jam yang lalu dia melakukan sex dengan Velyn, dia rela melayani Velyn yang sangat baik baginya.

Seumur hidupnya, belum pernah dia menemukan orang sebaik Velyn walaupun Velyn tetap menikmati tubuh dia tapi itu hak Velyn.

Secara tidak langsung Velyn membeli dia, dia hanya pasrah dan menuruti kemauan tuannya. Dia tersenyum melihat wajah damai Velyn.

Dia cantik sekaligus ganteng, sayang aku hanya seorang slut, batin Shani lirih, tidak dipungkiri kalau dia menyukai Velyn.

Menyukai semua dalam diri Velyn tanpa memandang aneh dirinya, sayang Shani tahu diri kalau dia seorang slut yang jauh cinta pada pandangan pertama.

Dia suka Velyn yang bermain lembut bukan hanya perkataan saja, apa dia salah kalau dia menginginkan Velyn?

Tanpa sengaja Shani bergerak dan melupakan sesuatu membuat Velyn terbangun, dia yang melihat Velyn bangun jadi merasa bersalah.

"Jangan bergerak baby atau kamu mau aku makan lagi," kata Velyn menatap Shani.

"Maaf, Ve," balas Shani menyesal.

Tiba-tiba Velyn membalikkan badan Shani membuat dia kaget, sayangnya Velyn tidak peduli jadi posisi dia saat ini menindih Velyn dengan bagian bawah mereka masih menyatu.

"Kamu gadis baik Shan, kenapa kamu mau menjadi slut?" tanya Velyn penasaran.

Velyn yang sudah lama bekerja sebagak detektif tentu saja bisa membedakan mana orang baik mana yang tidak, sejak dia melihat Shani sejak itu pula dia penasaran kenapa anak baik bisa menjadi slut.

"Papa banyak hutang dan aku dijual," balas Shani lirih, kisah hidup dia dengan kisah hidup Velyn sama-sama tragis.

"Kenapa tidak kabur?" tanya Velyn kembali, seharusnya seusia dia sudah pandai kabur.

Tidak mungkin ada seorang anak yang mau dijual untuk membayar hutang, jika bisa kabur kenapa tidak mencoba kabur itulah yang Velyn pikirkan.

Shani menjelaskan kalau dia pernah kabur sayangnya dia tertangkap sama anak buah dari orang yang membelinya, dia diikat lalu disumpel mulut dan matanya dengan sapu tangan.

Dia menangis saat itu karena dia gagal kabur dan dibawa pergi jauh entah ke mana, lalu berjam-jam dia tidak makan apalagi minum. Dia hanya tahu kalau dia kembali dijual, jujur dia lelah saat itu.

Hingga terakhir dia bertemu dengan seorang pria, yang dia pikir akan bermurah hati untuk menolong dia ternyata tidak.

Pria itu membeli dia dan memasukkan dia ke sebuah ruangan, saat dia tiba di ruangan itu dia kembali diikat di kursi.

Setelah itu barulah pria itu melepaskan penutup matanya, dia hanya tahu kalau dia di masukkan ke sebuah kamar.

Lalu pria itu pergi, dia hanya pasrah menunggu pertolongan. Velyn tahu siapa pria itu, tentu saja pria itu Evon.

Tapi dia malas untuk memberitahu Shani siapa orang yang telah membelinya, Shani melanjutkan ceritanya.

Sebelum pria itu pergi, pria itu mengatakan ke Shani kalau dia dibeli untuk menjadi slut seseorang.

Otomatis, dia harus melayani orang yang akan datang ke kamar ini, tidak lama dia melihat Velyn masuk.

"Aku paham, turuti kataku maka kamu aman," tegas Velyn diangguki Shani.

Percuma juga Shani melawan Velyn, dia bukan orang bodoh yang tidak tahu kalau Velyn mempunyai pengaruh yang besar sampai Velyn berani menjamin hidupnya aman.

Tiba-tiba suara perut berbunyi, Velyn terkekeh saat tahu Shani kelaparan dan tidak memberitahu dia. Velyn mencium bibir Shani sekilas lalu menatapnya.

"Kamu lapar?" tanya Velyn lembut

"Iya," balas Shani malu, dia menaruh kepalanya ke belakang supaya Velyn tidak melihatnya yang malu.

"Ngapain malu, sama aku ini. Kamu mau makan apa?" tanya Velyn kembali.

"Apa saja," balas Shani seadanya.

"Kamu tahu Shan, kamu beruntung menjadi slut ku," kata Velyn tiba-tiba membuat Shani tidak mengerti.

Tanpa Shani tanya, Velyn langsung menjelaskan kalau dia menjadi slut polisi atau detektif lainnya mungkin dia tidak langsung dikasih makan.

Dia harus melayani mereka dulu, itu pun dia tidak bisa makan sehari tiga kali paling banyak juga dua kali sehari atau paling sedikit tidak makan karena dihukum.

Kalau slut itu memuaskan mereka setelah mereka pakai, barulah mereka kasih makan biasanya di siang hari karena mereka menggunakan slut secara bergantian.

Shani meringis mendengar penjelasan Velyn, dia tidak tahu apa dia disebut beruntung atau tidak. Beruntung karena dia melayani satu orang saja dan tidak beruntung karena dia menjadi slut.

Tiba-tiba Velyn mengubah posisi tidur menjadi duduk, Shani kaget lalu memeluk leher Velyn sambil mendesah akibat gesekan di bawahnya.

"Jangan mendesah baby, kamu membuat juniorku tegang lagi. Apa masih sakit vaginanya?" tanya Velyn memastikan.

"Kamu gerak tiba-tiba Ve," kesal Shani yang terlihat imut di mata Velyn.

"Iya vaginaku masih sakit, apalagi juniormu masih bersarang di vaginaku," lanjut Shani.

"Juniorku masih di sana supaya vagina mu terbiasa baby, kamu juga harus membiasakan diri. Perlu kamu tahu, aku akan minta jatah berkali-kali dan kamu harus siap saat aku memintanya," kata Velyn lebih tepatnya memperingati.

"Kalau mau main pelan-pelan, itu aku masih sakit," pinta Shani diangguki Velyn.

Menolak juga tidak ada gunanya, kekuatan Velyn sama Shani jauh berbeda. Dari segi ekonomi, fisik dan kekuasaan.

Di pikiran Shani sekarang, daripada dia tersiksa fisik dan mental diperkosa banyak orang lebih baik dia melayani Velyn dan pasrah jika dia menjadi slut Velyn seorang, apalagi Velyn bersikap lembut kepadanya itu sudah cukup.

"As you wish, baby," kata Velyn mencium bibir Shani sekilas.

Sebelum Velyn turun dari kasur, dia menatap Shani sebentar. "Peluk aku selama aku memasak, kalau kamu tidak mau jatuh," perintah Velyn, Shani langsung memeluk Velyn.

Velyn turun dari kasur lalu menuju dapur, dia melihat apa yang akan mereka makan untuk siang ini. Lagi-lagi Velyn malas masak, dia memilih masak yang simpel.

Velyn memasak tanpa terganggu dengan Shani yang masih memeluknya, bisa dibilang mereka masih naked.

Selama dia memasak, posisi dia yang diuntungkan, karena Shani sesekali mendesah akibat gerakan di bawahnya.

Shani pasrah jika dia terus mendesah sampai dia orgasme bertepatan dengan Velyn yang selesai masak, lalu Velyn membawa makanan itu dan duduk.

"Maaf, Ve. Jangan hukum aku," kata Shani menunduk ketakutan.

Shani takut dia dihukum Velyn karena dia dengan seenaknya orgasme saat Velyn sedang masak, Velyn mengangkat dagu dia hingga tatapan mereka bertemu.

Velyn melihat sorot mata dia yang ketakutan, lalu Velyn mencium bibirnya sekilas.

TBC...

15. My Lovely SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang