Part 14

1.3K 56 0
                                    

Evon tidak menjelaskan, dia menarik Reina pelan untuk mengikuti dia. Sebelum dia pergi, dia memberitahu Shani kalau Velyn berada di lapangan basket di lantai ini juga biar Shani tidak mencari anaknya ke mana-mana.

Setelah memberitahu Shani, Evon dan Reina menuju lantai 4. Di kamar, Evon menjelaskan semua yang dia dan Velyn bahas. Reina sangat senang mendengar anaknya mau menikah dengan Shani, Reina tidak melarang malah senang.

Bagi Reina, sifat bertolak belakang itu yang membuat pasangan bisa melengkapi satu sama lain seperti Evon dan Reina walau Reina sering kali darah tinggi menghadapi sifat abstrak Evon.

Pembicaraan mereka selesai, Reina langsung mengatur semua sesuai kesukaan Velyn dan Shani. Begini-begini Reina tahu warna kesukaan Shani, hal ini memudahkan mereka dalam menyatukan tema.

Velyn yang suka hitam dan Shani yang suka warna gold jadi bisalah menyatukan kedua warna itu, untuk masalah cincin biarlah Velyn yang memilih itu bukan tugas orang tuanya.

Sementara orang tua Velyn sibuk akan pernikahan Velyn, Shani yang tadi di kamar memilih melihat Velyn bermain basket daripada dia di kamar terus-menerus.

"Ve," panggil Shani, Velyn menoleh ke arahnya.

Sebelum mendekati Shani, Velyn mencuci tangannya yang kotor sehabis bermain lalu melap mukanya dengan handuk.

"Kenapa?" tanya Velyn lembut.

"Aku bosan di kamar," balas Shani diangguki Velyn.

Velyn kembali mengecek tubuh Shani apakah masih panas atau tidak, setelah tahu panas Shani sudah turun barulah Velyn mengajak Shani pergi.

Shani tidak bertanya ke mana mereka akan pergi, dia lebih baik mengikuti kemauan Velyn. Setibanya di bawah, Velyn menyuruh bodyguard untuk mengambil mobil yang ada kasurnya.

Velyn malas untuk menyetir dan dia mau tiduran juga, saat mobil itu di depan mereka Velyn masuk lebih dulu disusul Shani. Sebenarnya Shani takut dihukum Velyn lagi, saat dia tahu Velyn menggunakan mobil ini.

Tapi Shani tidak bertanya atau mengatakan sepatah apa pun, dia memilih masuk daripada Velyn murka lagi kepadanya. Saat masuk ke mobil, dia melihat Velyn yang sudah asik tiduran.

"Tidur Shan, kalau sudah sampai akan di telepon sama supir," kata Velyn tanpa membuka matanya.

Selain kasur, mobil ini dibatasi sesuatu biasa dikatakan hanya Velyn yang bisa membuka batas untuk melihat supir di depannya.

Jika supir ingin mengatakan sesuatu tinggal telepon saja, selain itu mobil di bagian belakang ini kedap suara.

Shani tidak bicara lagi, dia tiduran di samping Velyn. Dia tidak tahu ke mana mereka akan pergi jadi dia pasrah saja mengikuti kemauan Velyn, toh nurut tidak akan menyakiti dirinya.

Setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah mall. Shani tidak tahu kenapa Velyn mengajaknya ke sini, hingga Velyn memegang tangannya ke toko perhiasan.

Mereka masuk ke toko perhiasan, Velyn meminta penjaga toko untuk mengeluarkan cincin keluaran terbaru, penjaga toko langsung mengeluarkan, Velyn mencoba ke jarinya dan Shani.

Setelah cocok, Velyn mengambil cincin itu apalagi bentuknya yang simple namun elegan. Cincin dapat, Velyn mengajak Shani ke butuk.

Butik ini langganan keluarga Aoi dan penjaga toko yang bekerja sudah mengenal Velyn, makanya Velyn datang langsung disambut.

Velyn mengatakan kalau dia mencari setelan jas sama gaun nikah warna putih, sebenarnya dia pengen warna hitam tapi balik lagi mana ada orang nikahan warna hitam-hitam nanti dikira kedukaan.

Penjaga toko memberikan gaun dan setelan jas keluaran terbaru, saat melihatnya Velyn menyukai pakaian itu. Jadi dia langsung membeli tanpa mencoba terlebih dahulu, dia tidak mau Shani dipegang-pegang sama penjaga toko di sini.

Setelah semuanya beres, mereka kembali pulang yang membuat Shani kebingungan. Setibanya di rumah, Velyn menyuruh Shani untuk beristirahat tanpa memberitahu alasan dia mengajak Shani ke mall.

Akhirnya mereka beristirahat, saat makan malam tiba barulah Shani tahu sebenarnya yang terjadi. Jujur Shani kaget sekaligus tidak percaya, dia seorang slut menikah dengan tuannya sendiri.

Tapi itulah kenyataannya, Shani senang karena dia menikah dengan orang yang dia sukai, tidak peduli apakah dia seorang slut atau seorang istri asal bersama Velyn saja sudah membuatnya bahagia.

Apalagi Velyn dan keluarganya tidak pernah merendahkan dia yang seorang slut, bahkan sebaliknya dia mendapatkan kasih sayang orang tua yang belum dia dapatkan.

Bisa dibilang, Shani bukan anak yang beruntung. Bukan karena dia miskin tapi orang tuanya tidak peduli akan keberadaannya, mereka selalu menganggap hadirnya Shani membawa petaka.

Shani pasrah dan tidak menuntut apa-apa dari orang tuanya, belajar dengan giat agar dia mendapatkan beasiswa. Dan menyadarkan diri, kalau dia hidup untuk dirinya bahkan orang yang melahirkan saja tidak sudi melihatnya.

Hingga Shani yang tidak menuntut apa-apa, harus menerima kenyataan pahit kalau dia dituntut orang tuanya untuk membayar hutang mereka.

Tidak adil bukan? Iya, itulah kenyataannya. Shani harus menerima kalau masa depannya sudah berakhir, menjadi seorang slut apa yang bisa dibanggakan?

Yang ada masa depan Shani hancur, hingga dia dipertemukan orang yang sangat menyayanginya membuat dia bahagia dan berjanji akan membalas mereka terutama Velyn.

Untuk Velyn yang bisa Shani balas dengan melayani dia dengan baik, sedangkan membalas orang tua Velyn dengan mendengarkan kata mereka.

Tidak terasa hari pernikahan Velyn dan Shani pun tiba, banyak tamu yang datang mulai keluarga maupun anak buah Evon yang dia undang sebelumnya.

Selain hari bahagia kedua mempelai, hari ini juga hari patah hati untuk orang-orang yang selalu mengejar Velyn.

Jadi, mereka yang mendapat undangan dari Evon tidak tahu siapa yang menikah hingga mereka melihat nama orang yang menikah tentu saja mereka kaget.

Selama ini, mereka yang selalu mengejar Velyn saja tidak pernah menjadi pacarnya. Jangan menjadi pacarnya, dilirik sama dinotice aja tidak pernah.

Tujuan Evon mengundang semua amak buahnya, untuk menyadarkan orang-orang yang mengejar Velyn selama ini kalau Velyn sudah menikah jadi tidak ada harapan lagi untuk mereka.

Sedangkan untuk Velyn sendiri, dia sangat senang. Pertama, dia bisa menikah dengan Shani yang dulunya slut, bahkan dia tidak berpikir akan menikah secepat ini.

Kedua, dia senang karena tema pernikahan mereka bukan girly, sampai itu terjadi maka Velyn akan mengacau pesta pernikahan dia sendiri.

Tidak peduli seberapa malunya Evon saat para tamu tahu kalau anaknya mengacau di pesta pernikahan, karena tema girly.

Sayangnya Evon tidak sebodoh itu, dia masih sayang dirinya jadi dia menuruti keinginan anaknya dengan tema kesukaan mereka.

Kalau ditanya apakah keluarga Shani atau temannya diundang? Jawabannya tidak, keluarga Shani sudah membuang dia jadi untuk apa mereka mengundang.

TBC...

15. My Lovely SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang