Part 7

1.7K 80 0
                                    

Shani bingung dia harus bagaimana dengan posisinya, Velyn yang memperhatikan gerak-gerik dia langsung bangun dari posisi telentangnya.

Velyn tidak marah, dia menyuruh Shani merangkak di atas kasur dengan posisi kepala mengarah kepadanya yang berdiri di depannya.

Shani melakukan yang Velyn intruksikan, lalu Velyn masuk ke sela di bawah Shani. Shani yang mempertahankan posisi merangkak langsung menunduk, saat dia melihat Velyn di bawahnya.

Setelah mendapat posisi nyaman, Velyn menyuruh Shani menurunkan sedikit badannya dan memasukkan juniornya kembali ke mulut Shani.

Shani nurut dan melakukan yang Velyn minta, lalu Velyn lebih dulu menjilati vagina Shani membuat Shani tersentak kaget sekaligus nikmat.

Shani tidak diam, dia melakukan tugasnya menghisap atau menjilati junior Velyn lagi. Ini sama-sama dipuaskan seperti Velyn katakan, kalau dia saja yang dipuaskan maka tidak adil.

Beberapa menit kemudian, mereka sama-sama orgasme membuat keduanya menelan cairan itu lalu Velyn menyuruh Shani untuk balik badan dan jongkok tepat di mulut dia.

Walaupun lelah, Shani tetap menuruti. Shani berjongkok dan Velyn menjilati kembali vagina dia, sungguh dia merasa dia slut murahan yang selalu menerima sentuhan Velyn.

 "Aahh, aakkuu ttiiddaakk ttaahhaann aahh,"

Tidak lama, Shani orgame. Velyn yang dibawahnya langsung menghisap habis cairan itu, dia meminta Shani untuk duduk di kasur sedangkan dia bangkit dari telentangnya ke posisi duduk juga.

"Lelah?" tanya Velyn menatap Shani.

"Iya Ve, kamu masih mau lanjut?" tanya Shani menatap Velyn balik.

"Nanti saja, sehabis kita sarapan. Istirahatlah sejenak, ah iya aku lupa beritahumu kenapa aku bilang kamu slut beruntung," kata Velyn membuat Shani bingung.

Velyn malas memakai pakaian jika dia ujung-ujungnya melepaskan juga, dia mengambil remot tv lalu mengotak-atik siara itu hingga dia memperlihatkan beberapa ruangan yang pasti jauh dari tempat mereka.

Shani melihat rekaman cctv itu, di mana dia bukan hanya melihat tapi bisa mendengarkan suara dari rekaman itu. Dia kaget melihat banyaknya pria yang naked dengan satu wanita yang mereka setubuhi secara bergilir, dia tidak kuat jadi dia menutup mata.

"Kenapa menutup matamu, baby?" tanya Velyn heran.

"Aku tidak kuat melihatnya, jangan kasih aku ke mereka Ve, aku takut hiks," balas Shani ketakutan.

Velyn mencium bibir Shani sekilas lalu menjauhkan tangan Shani yang menutupi matanya dan menghapus air mata Shani, dia juga tidak mungkin memberikan Shani ke mereka walau semarah apa pun dia ke Shani.

Shani terlalu polos dan baik untuk melayani nafsu mereka secara bergilir, dia juga tidak akan setuju. Dia lebih memilih Shani melayaninya daripada melayani mereka, apalagi tubuh Shani sangat nikmat.

"Aku sudah bilang kepadamu sebelumnya, turuti kataku maka kamu aman. Kamu paham?" tanya Velyn diangguki Shani.

"Kamu diam di sini, aku mau masak untuk sarapan kita sebelum kita bermain lagi. Gunakan waktu ini untuk kamu istirahat," lanjut Velyn sebelum dia pergi.

Velyn ke dapur meninggalkan Shani yang masih duduk diam di tempatnya, Shani masih syok dengan apa yang dia lihat. Dia tidak mau menjadi wanita yang ada di rekaman cctv itu, jika itu terjadi dia sangat takut.

Hingga Velyn selesai masak, dia melihat Shani yang melamun. Dia menghampiri Shani dengan makanan yang sudah dia masak tadi, reaksi Shani tentu saja kaget.

"Masih takut?" tanya Velyn lembut dibalas anggukan.

"Kamu tenang saja, kamu aman bersamaku tidak ada seorang pun yang akan menyentuhmu jadi kamu tidak perlu takut," kata Velyn membuat Shani tenang.

"Sekarang makan ya," lanjut Velyn dibalas anggukan.

Mereka makan dengan tenang, sehabis makan Velyn membereskan piring kotor mereka lalu dia kembali ke tempat Shani berada.

"Makasih, Ve," kata Shani tiba-tiba, Velyn menoleh ke arahnya.

"Makasih untuk apa?" tanya Velyn bingung.

"Kamu baik, walaupun aku slut tetap kamu anggap aku layanya manusia," balas Shani tersenyum, Velyn suka senyum Shani.

"Aku tidak sebaik itu, kalau aku baik kamu langsung bebas saat ini juga bukan menikmati tubuhmu. Satu lagi, mana ada orang baik yang tidak takut membunuh lawan," tolak Velyn saat Shani mengatakan dia baik.

Velyn cukup sadar diri kalau dirinya bukanlah orang baik, dia sudah banyak membunuh orang walau orang itu bersalah.

"Ayo mandi," ajak Velyn diangguki Shani.

Velyn mengendong Shani ala bridal style, di kamar mandi hanya mandi saja tanpa melakukan sex membuat Shani heran.

Shani menatap Velyn yang masih menyabuni tubuhnya, dia tahu dia salah sudah mengatakan hal tadi tapi dia jujur kalau Velyn memang orang baik terlepas dari membunuh.

Sehabis mandi, Velyn mengeringkan tubuh mereka lalu dia mengambil pakaian untuk mereka.

Shani bingung saat Velyn menyuruh dia memakai pakaian, padahal Velyn mengatakan kalau dia dilarang pakai pakaian apa pun di ruangan ini.

"Kamu tidak mungkin keluar dalam keadaan naked, aku tidak mau tubuhmu ditonton orang lain," kata Velyn yang tahu kebingungan Shani.

Tanpa banyak bicara lagi, Shani memakai pakaian yang Velyn berikan. Setelah itu Velyn dengan santai mengendong Shani seperti koala, Shani reflek memeluk leher Velyn.

"Ve, aku minta maaf," bisik Shani diangguki Velyn.

Velyn keluar dari kamarnya menuju ruang Evon, sepanjang perjalanan mereka ditatap sama detektif maupun polisi yang berlalu lalang.

Mereka bingung karena Velyn mengendong Shani, mereka tentu saja tahu bagaiaman karakter Velyn.

Velyn bukan orang yang berbaik hati mengendong orang lain, jika orang itu bukan orang yang dia sayang.

Pernah suatu kejadian di mana seorang slut tiba-tiba merangkul tangan Velyn, garis bawahi hanya merangkul.

Dengan kejamnya Velyn menghempas tangan slut itu hingga slut tersebut jatuh ke lantai, tanpa kasihan Velyn pergi begitu saja.

Shani tidak nyaman dengan tatapan mereka langsung menenggelamkan kepalanya di leher Velyn, Velyn tidak apa jika itu membuat Shani nyaman.

Di luar ruangan Evon, Velyn tidak kesusahan untuk mengetuk pintu. Setelah diizinkan barulah dia masuk, Evon yang melihat anaknya datang dengan slut tersenyum.

Velyn langsung mendudukkan Shani tanpa Evon menyuruh mereka duduk, Evon hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang kadang sopan kadang tidak.

"Shan, orang di depan mu namanya Evon Aoi seorang jendral sekaligus atasan dari mereka yang bekerja di sini.

"Kamu pasti ingat kalau dia orang yang membelimu, sekaligus dia Papaku," kata Velyn memperkenalkan Evon membuat Shani kaget.

Shani tidak tahu kalau orang yang membelinya adalah Papa Velyn, pantas saja dia disuruh melayani Velyn itulah yang Shani pikirkan.

"Sudah berapa kali kamu berhubungan sama dia?" tanya Evon menatap jahil anaknya.

Velyn menatap Evon malas, sedangkan wajah Shani memerah karena malu, mau menunduk juga dia takut karena Velyn tidak suka.

TBC...

15. My Lovely SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang