(Oke aku ngetik di tgl 22, dan besok si imut ultah, 🥲 terhura, kamu makin gede, 😁 becanda, injun makin sini makin imut ah gak kuat gua nonton chillin ☺, pokonya sayang injun banyak banyakkkkk)
Oke
Kite
Muleyy
Past sttttt
.
.
.
"Sudah 2 hari kau tidak sadar heyyyy, bangunnnnnn, ikhh manusia memang menyebalkan" haneul menggoyany goyangkan lengan jeno yang sudah dua hari setelah ia 'dengan terpaksa' tolong itu tak kunjung terbangun. Padahal lukanya telah sembuh, iya lah memang siapa haneul, luka karena ular saja kecil baginya, tapi si manusia itu tak kunjung mau membuka matanya, sungguh haneul yang tadinya khawatir sebal sendiri jadinya. Jika di tinggalkan dia bisa saja bangun dan berkeliaran tapi jika di tunggui, dia tidur apa mati sih.
"Ya maha dewa, kenapa manusia ini lemah sekali, sebenarnya manusia itu memang selemah ini ya, ya ampun ... tapi mereka sangat angkuh sekali, seakan akan bisa membelah gunung dengan tangan kosong, mengeringkan lautan dengan jentikan jari, tapi ternyata di gigit ular saja sudah sekarat" haneul geleng geleng, berceloteh sendiri hingga tak sadar orang yang ia tunggu kesadaranya tengah planga plongo mengais kesadaranya, dengan tanpa dosanya ia bangun dan mencolek tangan haneul hingga haneul terperanjat dan hampir saja jatuh dari batu besar itu.
" yaaaaaa..." haneul melotot horor pada jeno, dan yang di pelototi masih dengan tampang datar belum sepenuhnya menyadari situasi nya.
" jika aku jatuh bagaimana hah? Dasar manusia tak tahu di untung" ingin sekali haneul ngegetok kepala jeno, tapi nanti dia pingsan lagi, ya sudah lah biarkan saja
" maaf, aku di mana ya?" Tanya jeno
" kau hilang ingatan? Yang di patuk ular kakimu bukan otakmu kan? "Jawab haneul ketus
" mm maksudku tempat ini di mana? Maaf ? " jeno merasa takut pada haneul, ya karena jeno memang tidak hilang ingatan, dia masih tahu siapa haneul, hanya saja ia berada di sebuah gua, mungkin saja jika dia sudah mati kan hihhh jeno ngeri jadinya , dia belum mau mati masalahnya
" kau di gua, tempat ku tinggal, kau dua hari pingsan, ya ampun, apa kau lupa aku ini siapa manusia? Apa saat kau hilang kesadaran , hilang juga ingatanmh?" Kesal sekali haneul
" maafkan aku, aku tidak hilang ingatan, aku masih tahu siapa kau, dan maaf membuatmu repot, dan juga tte tterima kasih banyak" jeno merasa lega dia belum mati, ya ampun yang benar saja jika ia benar mati, bagaimana tahtanya, ia belum sempat menikmatinya wkwk, tapi untung saja si silumam rubah itu baik , menolongnya saat itu.
" sekali lagi terimakasih banyak, jika anda tidak menolongku, aku tidak tahu lagi akan seperti apa setelahnya" tutur jeno tulus, karena walaubagaimanapun ia kini selamat dari maut berkat siluman rubah itu.
"Iya , baiklah.. jadi setelah ini kau mau kemana?" To the point haneul
" aku akan pulang sepertinya, tapi mungkin apa boleh aku menginap semalam lagi di sini, badanku masih mati rasa , rasanya" jeno tidak bohong , badanya masih kebas dan terasa lemas, ya memang efek racun itu nyata, dan pertolongan haneul hanya menyembuhkam tidak pula memulihkan.
" haaahhh ya ampun, baiklah, diam lah di sini, di sana ada apel, jika kau lapar makan saja itu, dan ingat jangan ke mana mana, jika aku kembali kau tidak ada, awas saja kau" ancam haneul , tapi bukanya jeno takut malah ingin tertawa melihatnya , ekspresinya yang seperti di buat buat seram itu , kesanya seperti bayi yang pura -pura merajuk kkkkkkk....
Namun walaupun demikian , jeno mengangguk saja tanda faham, lagian mau ke mana , kakinya masih kebas sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionCerita one shoot , two shoot dan shoot shoot lainya ya... *cerita ini hanya fiksi belaka, jangan mengaitkan hal hal yang berada di dalam cerita ini ke dunia nyata, saya hanya meminjam nama dan tidak lebih, untuk cerita saya buat sendiri ya, tidak u...