playlist | star - nadin amizah
PERASAAN MEREKAH terus saja berkembang ketika aku melihatnya sedang menggoreskan warna pada ruas putih itu.
Dilihat dari sudut pandang mana pun dirinya memang sangat indah, kelewat malah.
Bergegas aku menghampirinya. Ia merengek saat aku langsung menutup matanya dengan kedua tangan mungil ini. Aku tertawa ketika melihat goresan tak sesuai keinginannya di kanvas itu.
“Lihatlah apa yang kamu lakukan!” rengeknya dengan wajah cemberut.
“Aku membantumu melukis, Sayang,”
Ia membalikan badannya, kini kedua mata hitam itu menatapku. “Tak perlu, kamu sudah membantu melukis hari dan hatiku,”
Kurasakan kedua sudut bibirku terangkat bersamaan hangat yang memeluk seluruh indra. Ia bangkit dan mengajakku menuju sofa. Membawa tubuh kecilku dalam dekapannya. Aku merasa geli saat ia mengecup pucuk kepala dengan ritme teratur.
“Kenapa tidak lanjut?”
“Aku ingin melihat bintang bersamamu,” jawabnya, aku tersipu. Jantungku langsung bekerja lebih keras.
Secara perlahan dapat kurasakan bibir itu menjelajahi kulitku dengan lembut. Disertai dengan isapan yang membuat seluruh tubuh ini bertekuk lutut.
Setiap helaan nafas adalah kenikmatan yang aku telan dan mengabaikan fakta yang menyakitkan.
Tak apa, malam ini dia adalah milikku. Lelaki itu sudah meminjamnya selama satu minggu penuh, kini giliranku menikmati kehangatannya--meski kutahu bahwa ini adalah kesalahan. Namun bersama dengannya semua terasa benar. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Matamu
FanfictionHarusnya aku tidak masuk lingkaran ini. Lingkaran yang memberikan asa dan lara di waktu bersamaan. Harusnya aku cukup sadar diri bahwa aku tak boleh jadi seorang selingkuhan, terlebih yang kedua dari seorang wanita yang memiliki kekasih pria. © 2022...