playlist | biru - anda perdanaKURASAKAN BAHAGIA memeluk jantungku erat. Kulihat lagi dirinya yang sangat cantik di bawah sinar jingga mengagumkan. Kaki yang berciuman dengan pasir dan pasang yang mulai menerpa membawa angin dari laut berjumpa dengan pori-pori kami.
Senyum itu membuatku merasa bahwa aku adalah orang paling beruntung di dunia. Kakinya yang panjang dengan lincah menjauh dari jangkauanku yang mencoba menangkapnya dari belakang.
"Kenaaa!" seruku senang sambil memeluk pinggang rampingnya.
Tawa menggelegar ketika aku langsung menjatuhkan ujung hidungku pada leher yang berkeringat itu. Ia memberontak, berusaha mengeluarkan diri dari dekapanku.
"Berhenti bermain di sana!" rengeknya dengan kaki yang dihentakan.
Hatiku melemah karena suara itu. Lantas aku pun melepaskan pelukan. Rasanya seperti ada yang kurang.
Dia terkekeh ketika berbalik dan melihatku; mungkin menurutnya wajah cemberutku ini lucu. Aku tidak suka, dia harunya paham bahwa aku ingin ada dalam kehangatannya.
"Kamu sangat menggemaskan. Namun aku lapar, makan dulu, ya?"
Jantungku mulai tak sehat kembali ketika dia mengacak pucuk rambutku.
"Boleh saja, asal ..." jawabku sambil menunjuk jari tepat pada bibir.
Dia tersenyum usai kaget kecilnya. Rongga dada kembali menyimpit ketika dia mulai mendekatkan wajahnya padaku. Kurasakan tubuh ini membeku. Pipiku mendadak menjadi sangat panas ketika benda kenyal itu bersalaman dengan milikku.
"Haha, lihatlah! Siapa yang menggoda, siapa yang tersipu!"
Aku hanya menurunkan pandangan, aku memang masih lemah tentang ini. Aku mengakuinya!
"Ayo, Ita. Aku sudah sangat lapar!!"
Aku terkekeh atas wajah kelaparannya. Lalu mengambil tangannya dan membawanya agar melangkah bersama denganku. "Ingin memakan makanan atau aku?"
Dinda lantas saja mengalunkan nada merdunya. "Kamu adalah makanan utama, jadi aku akan memakan dessert dulu, mari kita ke restoran," Bulu kundukku meremang ketika merasakan nafasnya di telinga. "Lepas itu mari kita menikmati menu utama dalam kamar."
Sial. Pipiku panas! []
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Matamu
Fiksi PenggemarHarusnya aku tidak masuk lingkaran ini. Lingkaran yang memberikan asa dan lara di waktu bersamaan. Harusnya aku cukup sadar diri bahwa aku tak boleh jadi seorang selingkuhan, terlebih yang kedua dari seorang wanita yang memiliki kekasih pria. © 2022...