4

1K 122 29
                                    

" Harta tahta Amelia " ucap jenny  senyum senyum menatap langit langit kamar mandi, Jenny hanyut dalam hayalannya smpai tak menyadari tubuhnya kini tengah menggigil karna kelamaan berendam dalam bathtub hingga terdengar ketukan pintu di luar membuyarkan lamunannya.

"Jen kamu didalam ? Teriak Dita, aku dateng bawa nasi padang mang Dahlan nih buru deh" iyaa .. Iyaa" balas jenny.

Jenny melenggang dengan santainya ia berpakaian ala rumahan seperti biasanya menggunakan kaos oversize dan celana pendek di atas lutut, rambutnya ia gerai sembarang senyum simpul terukir dibibirnya bersamaan dengan kaki yang terus melangkah menuju Dita yang sedang menyiapkan makanan.

" Tau aja gue lagi laper " ucapnya.

" Tau lahh, kan tadi kamu banyak pasien, gak sempet makan kan ?" balas Dita sembari melirik Jenny yang duduk di sebelahnya.

Jenny mengangguk pelan " kamu emang gitu orangnya jen kalo kerjaan belum selesai gamungkin tenang dan kamu ga bakal bisa nelen apapun kalo semuanya belum perfect yakan desak Dita.

" I Iya sihh tapi gausah pake nunjuk nunjuk gue pake pisau juga kali deg deg serr gue kaya phisycopat lu serem anjir"

Jenny mundur beberap langkah , Jenny bukannya pengecut tetapi ia sangat tidak menyukai perdebatan. "kamu pucet jen sini deh " ucap Dita yang menempelkan punggung tangannya di jidat Jenny.

"Demam jen  !, P3K mana ?"

Jenny melemparkan tangan kanannya kearah tembok kiri menunjuk kotak putih. Jenny menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi membiarkan Dita menempelkan
Kool fever. Jenny merasa memang seharusnya ia beristirahat mengingat banyaknya tenanga yang ia kuras untuk melayani pasien di RS tadi.
Jenny sadar betul akan tanggung jawab yang ia pegang dengan sumpah saat diangkatnya ia menjadi salah satu dr muda terpercaya.

00 : 22

Jenny terjaga, matanya mengitari seisi ruangan menyedihkan sekali tinggal seorang diri hanya ditemani jam dinding yang terus berputar dengan suara khasnya. Nampak senyum masam dibibirnya, Amelia yang saat ini sedang ia cemaskan bagai mana keadaannya sekarang sehatkah dia , apakah harinya menyenangkan atau sebaliknya Jenny terus saja asik dengan fikirannya sendiri ,sampai matanya tertuju pada satu titik didepan Jenny membelalak menyadari perempuan cantik  dengan rambut yang dicepol asal berkacak pinggang dihadapannya.

" Manusia spek bidadari " Batin jenny.

" Mel kamu disini ?" wajah Jenny berubah sendu namun tetap memaksakan senyum ia sadar betul amelia sedang emosi.

" Iya, Dita minta aku temenin kamu karna dia kerja kan malam ini " Jawab Amelia ketus.

" Duduk sini mell aku mau tiduran deket kamu " ucap jenny menepuk nepuk sisi kiri tempat tidur. Amelia mengatur nafasnya menekan emosi didada ia sadar sekarang jenny butuh kehangatan.
Amelia menurut ia duduk bersandar di kepala ranjang.
"pala nya siniin jen" ucap amelia yang mengarahkan kepala jenny kepangkuannya.

"Kamu kenapa bisa sakit sih jen"

" kecapean doang mel, bentar lagi sembuh nih"

" Tolong ya jeenn gausah sok kuat , kamu itu manusia bukan super Hero, kamu butuh istirahat juga, jangan terlalu memaksakan diri buat kerja, menolong orang itu baik tapi jangan lupa menolong diri sendiri juga harus, aku tau itu bentuk tanggung jawab kamu sama kerjaan dan pasien kamu ,tapi bisa gak sih sedikit aja kamu perhatiin diri kamu sendiri ,sisihin waktu buat istirahat Jen" cecar amelia sambil mengganti kool fiver pada jidat Jenny.

I Just Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang