8

1.1K 140 33
                                    

*****

Pagi belum menyambut, matahari bahkan belum mengintip, dingin, angin, dan embun masih menyelip disela fajar.

Di pagi buta Jenny siap dengan setelan olahraganya.
Sport bra hitam bermerek Adidas dilapisi dengan tracktop sebagai luaran berwarna coklat senada dengan training panjang berlist hitam.
Menambah kesan maskulin yang melekat pada dirinya.
Untuk sepatu Jenny menjatuhkan pilihannya pada Adidas duramo shoes putih berlist yang sama.
Tak lupa ia menyelipkan earphone pada satu daun telinganya.
Rambut nya diikat sebagian, sisa anak rambut ia biarkan tergerai.


Diliriknya wanita yang tengah menggeletak di sisi ranjang.
Menatap lekat wajah yang teramat teduh milik
sang bidadari penawan hati.
Yang walau tanpa berujar pun untuk memintanya tinggal Jenny dengan inisiatifnya akan tetap tinggal.

Ditelitinya seluruh wajah Amelia, entah mengapa ada perasaan yang sulit ia jabarkan

Nampak Jenny merasakan perih, dengan penuh kasih di usapnya lembut pucuk kepala Amelia.

Dua kecupan mendarat, Satu untuk bibir tebal belah tengah Amelia juga pergelangan tangan kanan bagian dalam milik Amelia.

"Lagi, Aku mencintaimu, and for you baby jagain mommy bentar ya !!" mengelus perut buncit Amelia.
Lalu bergegas keluar.

Setibanya Jenny di taman, ia memulai dengan pemanasan kecil sedikit peregangan untuk melumas otot.

Pandangannya mengedar ke sekitar taman nafasnya berhembus kasar seiring keringat yang mengucur membasahi permukaan kulit, ini kali ke lima Jenny berlari mengelilingi taman kota pada hari ini.

Langit sedikit lebih terang dari sebelumnya.
Entah kemana perginya tracktop itu, hanya menyisakan sport bra yang membelit sebagian tubuh atasnya.
Terpampang perut abs berlumur keringat seiring bertambahnya ritme tendangan dan pukulan ke udara ,Jenny melatih reflek dan fokusnya dalam berlatih bela diri.
Tanpa ia sadari kini dirinya menjadi objek perbincangan beberapa manusia disana.
Tak jarang mereka memuji bahkan memberi tepuk tangan sembari menyemangati.
Manusia satu ini memang serakah dari segi keindahan maupun prestasi.

"Damage nya gak main-main "

"Njirr Tremor gue liatnya "

" Jantung ga aman nih "

" Bikin ketar ketir "

" gabisa ber world world lagi "

"Ya tuhan , ginjal gue geser "

" social distancing dah nih paru paru "

" Meleleh deh hati gueee "

" Apa ini tuhan, kece ga abis - abis "

" cewek tapi ganteng !! "

" Aduh bikin lupa gender "


Begitu kiranya ucap beberapa orang yang berlalu lalang di sekitar taman mengagumi aksi wanita perkasa itu.
Tidak hanya laki laki, bahkan perempuan pun meleyot di buatnya.
Ada beberapa yang tinggal dengan sengaja untuk sekedar menonton.
Sesekali ia membalas senyum dan sapaan mereka.

Jenny yang telah menyelesaikan step by step olahraganya memilih bertolak setelah menutup kembali resleting tracktop miliknya, dan lagi ia merasa tidak nyaman karna menjadi tontonan disana. Tapi bukan Jenny namanya kalau tidak petakilan.
Sebelum pergi ia menoleh sebentar ke arah kerumunan yang diyakininya berstatus sebagai mahasiswa dilihat dari pakaian mereka yang dilapisi almamater.
Jenny mengedipkan sebelah mata jahil bermaksud menggoda bocah yang terus menatapnya tanpa ampun, lalu pergi dengan kekehannya.

I Just Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang