13

1.2K 138 51
                                    

Sesaknya rindu
Menyadarkanku akan kuatnya sebuah ikatan.
Meski keberadaanmu nyata
Naluri tak pernah salah dalam setiap penyangkalannya.
Aku masih merindukan dirimu.

_Amelia safarnchi N_

***

Kegelapan menyelimuti seisi ruangan itu. Hanya sedikit binar rembulan sebagai penerang menembus kaca jendela. Diiringi smilirk angin yang menghembus memporak-porandakan tirai biru.

Amelia bergerak gelisah ditempat tidur dengan keringat membanjir diseluruh tubuh.
Ia meringis dengan napas yang tersengal - sengal.

kali ini bunga tidur apa lagi yang berkabar dalam irasan mimpinya. Hingga berhasil mengusik indahnya raut sang bidadari. Alisnya hampir bertautan namun matanya masih saja tertutup.

Seakan mimpi itu begitu mengerikan, mimpi yang membuatnya benci untuk tidur, seperti malam - malam sebelumnya.

"AaaaaaAaaahhhh " Amelia terbangun, dadanya bergerak cepat memaksa pasokan oksigen lebih banyak masuk ke dalam pernapasannya.

Jenny Melonjak, refleks mendekap Amelia berusaha menenangkannya dari apapun yang membuat Amelia-nya sehisteris ini.

Jenny mengusap lembut punggung wanitanya " Mimpi apa sih, sampe kayak gini" Amelia dengan kedua telapak tangannya berpegang erat pada lengan Jenny yang menelusup disela lehernya.

" Aku mimpi kamu ninggalin aku, Aku takut Jen " Amelia terisak dipelukan Jenny.

Deg

Refleks Jenny mengurai dekapannya, ucapan Amelia tadi membuatnya tertegun, namun dengan cepat Jenny mencairkannya," Enggak mell, aku disini " Jenny menghapus jejak air mata dipipi Amelia lalu menarik ujung dagunya, membuat wajah itu mendongak dan menatapnya.

Jenny benar - benar terhanyut dalam binar tatap Amelia, mata coklat tua yang hampir selama tiga pekan ini ia hindari " Aa Aku mau ambil air buat kamu " Jenny mengalihkan pandangannya.

Belum sempat kedua kaki Jenny menapak lantai, Amelia kembali menariknya.

" Aku butuhnya kamu ! " Tak ada pilihan, Jenny mengangguk pasrah dan kembali duduk disisi ranjang.

" Peluk lagi " Amelia merentangkan kedua tangan dengan manjanya.

Percayalah pada saat bersamaan haru bercampur hancur saling mendominasi Jenny, ia sadar dirinya dan Amelia adalah dua orang yang saling membutuhkan, Selayaknya manusi pada umumnya yang saling mencintai, Jenny tak menginginkan perpisahan walau sejengkal.

Jenny memejam lalu meraih tubuh Amelia ,membawanya dalam pelukan hangat " I love you " curah Amelia. Jenny mengeratkan pelukannya tubuhnya bergetar.

Jenny menangis dipelukan Amelia, batinnya meringis ,hatinya terluka.
Apa yang Amelia inginkan sama besarnya dengan keinginannya.
" I love you more " jawab Jenny setelah berhasil menguasai dirinya. Ada beberapa hal yang tidak dapat di ungkap namun dapat dirasa.

Amelia menyadari Jenny-nya memendam kesedihan yang begitu mendalam, dan dirinya enggan berbagi. Jenny trus saja bersembunyi, bertameng paras teguhnya.

I Just Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang