15

951 139 25
                                    

Langkah Sherina besar dan terburu. Menyusuri area parkir House Caffe. Sherina tidak sama sekali memperdulikan letak Rubicon wrangler seri 2.8 yang terparkir asal menghalang tepat di depan gapura.

Tujuannya satu. Secepatnya membawa Amelia pada Jenny yang terbaring di UGD Pelita Insane.

Holy lord a goddess !!

Tepat setelah memasuki workspace Amelia. Sherina tertegun menatap perempuan ayu di ujung balkon. Amelia tengah duduk bersandar pada ayunan berbahan rotan sintetis beralaskan bantal cushion berwarna krem senada dengan ayunan.

Seketika otaknya tak berfungsi. Mata Sherina terus memaku memuji keindahan yang ia saksikan. Damn!

Amelia menggunakan stripe cold shoulder dress diatas lutut. Dengan renda yang menutupi bagian dada. Bermotif garis-garis kecil vertikal berwarna biru kombinasi putih. Dipadukan dengan alas kaki mules.
Outfit kerja Amelia terbilang santai. Tapi tak menghilangkan kesan elegan.

Meski hamil sekalipun Amelia tetap nampak elok dipandang mata. Tak terdapat satu alasan pun yang dapat menampik cantiknya manusia yang nyaris sempurna ini. Tak terkecuali Sherina, Sayangnya Amelia tak sendiri lagi.

" Bari?! " panggil Amelia.

Mendesah pelan sambil menyurai kasar rambutnya kebelakang menyeret kembali kesadaran yang sempat melayang.

" Mel ikut aku, sekarang! " Sherina mengulurkan tangan. " Ayo " Ucapnya lagi sambil mengayun telapak tangannya meminta Amelia menyambutnya.

" Mau kemana sih? Pelan-pelan, Bar. Aku hamil!!! " Ucapnya terengah mengimbangi langkah Sherina.

" Oh god. Maaf Mel " Amelia tersenyum lalu mengangguk. Dan Sherina memelankan langkahnya. Sherina membukakan pintu jok depan disamping kemudi.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan ibu kota. Berdampingan dengan langit yang mulai memancarkan cahaya jingga. Situasi jalan yang tengah lenggang memudahkan Sherina mengemudikan kendaraannya. Memakan waktu tiga puluh menit Sherina berhasil merapatkan Rubicon-nya di lobi Pelita Insane.

" Pak tolong, tangkep ! " Sherina melemparkan kunci mobilnya. Meminta untuk diparkirkan oleh scurity. Dengan senang hati scurity itu menerimanya lalu bergegas. Sedang Sherina kembali menggenggam jemari Amelia menuntunnya memasuki Pelita Insane.

" Heii, tunggu deh. Dari tadi kamu gak ngejelasin apapun. Kamu ngajak aku kesini tuh untuk apa? " Amelia bertanya tepat di depan pintu kaca UGD. Melihat raut Sherina yang nampak lemah dan gelisah Amelia sempat tertegun. " Jangan bilang?!..." gegas Amelia mendorong pintu kaca.
Amelia tak memperdulikan tatapan heran beberapa perawat yang sedang bertugas kala itu. Termasuk kedua dokter yang tengah serah terima shift.

" Jen? Sayang? " Matanya menyisir deretan brangkar. Menyibak satu -persatu gorden pembatas. Mencari sosok kekasihnya. Di ambang pintu Sherina memandang sayu punggung Amelia. Sedari tadi Sherina memang tidak memberi tahu apapun pada Amelia. Ia ingin Amelia melihat sendiri keadaan Jenny.

Sampai salah seorang perawat menghampiri Amelia. " Buk, dr. Jenny ada dibelakang " Ucapnya sambil menunjuk kearah Jenny yang tengah merangkul Sherina.
Sontak seluruh mata tertuju pada Jenny. Lantas kedua dokter umum di UGD itu saling menatap dan menggeleng pelan.

I Just Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang