*******Wang Yibo tersenyum, lalu memeluk Xiao Zhan yang juga masih tidak percaya. "Selamat atas kehamilan anda," ucapan Dokter.
"Terima kasih, Dokter." Wang Yibo menjabat tangan dokter, lalu kembali memeluk Xiao Zhan yang masih menangis haru, dia tak percaya bahwa benar-benar ada bayi di dalam perutnya.
"Yibo ... A.aku Bener-bener hamil kan?"
"Iya, Dokter tidak mungkin salah. Kita harus periksa ke dokter spesialis. Supaya lebih yakin." setelah keluar dari rumah sakit itu, Wang Yibo membuat reservasi Dokter kandungan di rumah sakit yang lebih besar. Setelah pemeriksaan, merkea akhirnya yakin, bahwa Xiao Zhan hamil dan usia kandungannya sudah memasuki bulan ke dua. Xiao Zhan benar-benar senang mendengar kabar itu.
"Selamat, Sayang." semua keluarga berkumpul untuk memberi selamat pada Wang Yibo dan Xiao Zhan.
"Setelah 4 tahun, akhirnya Mama gendong Cucu juga." Ibu Wang Yibo tampak senang mendengar kabar itu juga. Semuanya bersuka cita dan bergembira, kedua keluarga merayakan dengan pesta yang cukup mewah. Xiao Zhan hanya bisa mengikuti saja.
Wang Yibo juga tampak senang, dia duduk di salah satu kursi, saat getaran ponsel di sakunya ia rasakan. Itu adalah Xue Yang, teman tongkrongannya saat SMA hingga saat ini. Saat dirinya sedang bosan di rumah, dia akan pergi ke rumah Xue Yang dan menginap di sana. Xiao Zhan melihat itu dan menggenggam tangan Wang Yibo agar tetap duduk. Tapi Wang Yibo dengan pelan menepuk tangannya dan berbisik pelan.
"Aku angkat telfon sebentar, aku janji hanya sebentar." dengan terpaksa, Xiao Zhan melepaskan tangannya. Wang Yibo keluar dari ruangan yang bising itu, menuju lorong sepi.
Saat dia baru saja mengangkat panggilan itu, suara bergetar milik Xue Yang terdengar. "Xue Yang? Apa yang terjadi?"
"Yu Bin ..."
"Ada apa dengannya?"
"Dia kecelakaan, dan dia ... Dia meninggal ... Aku di rumah sakit sekarang. Apa kau bisa dateng? Kau tau sendiri, orang tuanya!" Wang Yibo terdiam dan tak bisa berkata apapun. Yu Bin adalah salah satu sahabat nya. Dia tidak mungkin tidak perduli, tapi sekarang ....
"Sayang ..." Xiao Zhan muncul di ujung lorong, melihat suaminga yang berdiri diam, dan air mata yang menetes di sudut matanya. "Kamu kenapa?"
"Zhan ...Yu Bin, Sahabatku meninggal." mendengar itu, Xiao Zhan terkejut, lalu tanpa bicara segera memeluk Wang Yibo. Yibo terisak dan membalas pelukannya.
"Kamu mau ke rumahnya?" Yibo melepas pelukannya, lalu menatap Xiao Zhan yang tersenyum sambil menghapus air mata di pipi suaminya.
"Tapi ..." Xiao Zhan sudah dengar cerita tentang Yu Bin, kedua orang tuanya bercerai, dan dia hidup mandiri sejak lulus SMA. Dan karena itu, Yu Bin sedikit berbeda dari teman-teman Yibo yang lain. Dia sangat bebas dan tidak memiliki batasan.
"Tidak apa, bukankah dia sahabatmu. Wajar jika kamu ingin bertemu dengannya untuk yang terakhir kali." Wang Yibo masih menangis, menggenggam tangan Xiao Zhan erat, menarik nafasnya sesaat.
"Maafkan aku, aku pasti akan kembali dengan cepat." sebelum pergi, Wang Yibo sempat mencium kening Xiao Zhan. Pria itu menyentuh keningnya, lalu menarik napasnya dalam.
"Aku baik-baik aja." Ini acara mereka, tapi kematian seseorang, tidak bisa di salahkan. Wang Yibo sangat dekat dengan sahabat-sahabatnya. Tak mungkin Xiao Zhan melarang Yibo untuk pergi menemui Yu Bin untuk terakhir kalinya.
****
Wang Yibo berlari melewati Lobby dan bertemu Xue Yang dan Ji Li di lift. "Yibo, akhirnya kau sampai."
"Yu Bin, di mana?"
"Dia sudah di bawa ke mobil bersama Xing Nian." Xing Nian adalah pacar Yu Bin. Setelah mendengar itu, mereka bertiga segera menuju mobil jenazah. Dan menuju rumah duka.
"Siapa yang akan percaya, Yu Bin kita ..." Ji Li duduk di samping Wang Yibo yang sedang mengemudikan mobilnya.
"Akupun begitu, aku sama sekali tidak menyangka, dia akan pergi meninggalkan kita lebih dulu." Xue Yang juga ikut dibagian belakang, mereka mengikuti mobil jenazah dari belakang.
"Sebenernya apa yang terjadi?" Wang Yibo meremas stir mobil dengan gemetar. Dia masih belum mendengar dengan jelas ceritanya.
"Dia berniat ingin membuat kejutan untuk Xing Nian, berhari-hari dia terus berbicara agar persiapannya berjalan lancar. Tapi, di hari di mana seharusnya dia memberi kejutan. Aku datang lebih dulu ke tempat acara, tapi hingga malam mereka tidak datang, Yu Bin menghubungiku dan berkata bahwa dia bertengkar dengan Xing Nian. Ku pikir hanya masalah biasa, tapi pagi tadi Xing Nian menghubungi ku dan berkata bahwa Yu Bin kecelakaan. Kalian juga mengenal Yu Bin dengan baik, dia membawa motornya dengan kecepatan tinggi dan, polisi bilang, itu kecelakaan tunggal." Wang Yibo semakin merasa sesak di dadanya. Bagaimanapun, mereka sudah bersahabat bertahun-tahun, sudah tau baik dan busukknya satu sama lain. Dan saat mendengar kabar bahwa Yu Bin mengalami kecelakaan, Yibo seakan merasa salah satu dunianya retak. Padahal baru kemarin dia mengabari sahabat-sahabatnya bahwa dia akan menjadi Ayah. Dan Yu Bin adalah orang yang paling bersemangat akan hal itu. Tapi kenapa? Kenapa dia meninggalkan mereka semua secepat itu. Yibo bahkan belum sempat bertemu dengannya sejak 2 minggu lalu, karena kesibukan yang dia jalani, dan Yu Bin juga sibuk dengan kegiatannya sendiri.
"Ku pikir ini hanya mimpi, saat Xue Yang menghubungiku. Ku pikir dia hanya sedang bercanda." Ji Li kembali menangis, dia yang paling cengeng di antara mereka ber4. Mendengar Ji Lu yang kembali menangis, Yibo dan Xue Yang hanya bisa menahan air mata mereka, karena jika mereka ikut menangis, sudah di pastikan, Ji Li akan semakin menangis.
*****
Pagi harinya, Yibo kembali ke rumah, dan melihat Xiao Zhan berbaring di sofa. Melihat itu, Yibo merasa sangat bersalah, padahal dia berjanji akan pulang cepat, tapi pada akhirnya dia harus menemani dua sahabatnya. Jadi dia harus menginap di rumah duka semalam.
"Zhan ... Zhanie, bangun." Yibo mengusap rambut istrinya, dan membuat pria manis itu terbangun.
"Kamu sudah pulang?" Xiao Zhan segera duduk, melihat jam di dinding. Ternyata sudah pukul 5 pagi. Xiao Zhan tersenyum begitu manis, lalu memeluk suaminya.
"Everything is alright?" Wang Yibo merasa begitu tenang sekarang, sejak semalam, entah bagaimana dia merasa seakan ada bongkahan batu di dadanya yang begitu menyesakkan.
"Ya, thanks." Yibo duduk di atas karpet, lalu membaringkan kepalanya di atas pangkuan Xiao Zhan. Dengan lembut, Xiao Zhan mengusap rambutnya.
"Pasti sangat melelahkan ..." Yibo tak berkata apapun, hanya memejamkan mata dan menikmati setiap sentuhan yang di berikan istrinya.
"Untuk sebentar saja, biarin seperti ini dulu." Xiao Zhan hanya tersenyum. Pasti suaminya sangat lelah, mereka sudah bersama selama 4 tahun, walaupun lebih banyak kecanggungan dari pada kedekatan seperti saat ini, tapi mereka bisa bertahan sejauh ini.
"Tidurlah ..."
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Time To Love You
Fanfiction06-05-22 ***** Yibo masih terjaga, meski waktu sudah menunjukkan hampir pagi saat itu, dia masih membaca buku diary milik Xiao Zhan saat mereka masih sekolah, dulu. Banyak hal yang di tulis olehnya di sana. Yibo tau, tidak sopan membaca buku dia...