Bertemu Kai

1.7K 128 5
                                    

Tekan bintang dulu yok, biar aing semangat nulisnya!! 💪💪

✨✨✨

"Kok Mama bawa Cel ke hotel, sih?" keluh Sabrina, sambil mengapit ponsel dan kedua tangan sibuk menaburi bayi itu dengan bedak dan minyak telon.

Celia baru selesai dimandikan. Saat ini, bayi itu tengah terlentang di atas ranjang dengan selimut sebagai alas tidurnya. Sementara ibu barunya menepuki sekujur badannya dengan bubuk wangi, Celia hanya menggerak-gerakkan kaki dan mengemut seluruh kepalan tangan. Mata bulatnya mengerjap berulang kali mengikuti kepala Sabrina ke kanan dan ke kiri.

Sangat lucu.

Jawaban ibunya cukup pelan. Entah apa, sampai author pun tidak bisa mendengarkan. Yang pasti, hal itu sukses membuat Sabrina manyun dan menendang kaki Aby yang selonjoran di sebelahnya.

"Ish! Mama kan udah tua. Gantian dong, sama anaknya."

"...."

"Awas kalau pulang-pulang bawa kabar buruk."

"..."

"Sab nggak mau punya adik baru!!" teriaknya kesal hingga ototnya bertonjolan. Aby melirik panik, takut Celia akan menangis karena kaget. Tapi bayi itu justru tertawa gembira seolah sedang melihat sesuatu yang seru.

Begitu Sabrina menutup telepon, Aby langsung bertanya, "Kenapa?"

Wanita itu kini berkutat dengan baju mungil Celia dan mulai memasangkannya. Meski masih perawan dan tidak ada pengalaman. Sabrina sangat telaten dan mampu mengurusi semua kebutuhan anaknya.

"Mama sama Papa lagi honeymoon season 2, masa," dia mengadu. Cemberut pada Aby dan anak barunya. Celia kembali terkikik. Gusinya yang polos membuat wajahnya semakin lucu. "Kakek sama Nenek kamu ngeselin, ya, Cel?"

"Nggak suka, Cel di sini?" tanya Aby lagi. Dia letakkan tablet di atas nakas dan bersandar kembali di kepala ranjang.

Sabrina menatapnya aneh. Ekspresi wajahnya lagi-lagi membuat Celia tertawa dan menggerak-gerakkan kaki-tangannya.

"Mana mungkin aku nggak suka Cel di sini," Sabrina mencebik. Dia tatap wajah imut nan menggemaskan anak barunya penuh sayang. Dan Celia pun membalas dengan tersenyum super lebar. Membuatnya tidak tahan untuk kembali menciumi pipi bulatnya sampai berbunyi.

Aby menegur. "Jangan keras-keras."

"Gemes."

Dikira Cel mainan, apa?

Aby beringsut mendekati anaknya yang sudah cantik dan wangi. Di luar dugaan, bola mata Celia sama dengan Sabrina. Hitam pekat dan besar. Membuat bayi itu semakin terlihat cantik. Apalagi ditambah kupluk ungu dengan belalai di masing-masing sisi.

Aby tidak tahan untuk mengecupnya keras-keras.

Sabrina langsung protes. "Katanya tadi nggak boleh keras-keras!"

Wanita itu cemberut. Sementara suaminya tertawa pelan.

"Cel cantik banget," kata Aby penuh pemujaan. Lalu dia tatap istrinya yang sudah tampil rapi dan siap pergi. "Beneran mau check-out hari ini?"

Jatah berlibur mereka masih dua hari lagi. Sengaja tidak ingin berlama-lama karena keduanya punya kesibukan yang enggan ditinggal. Toh, buat apa ambil libur lama-lama sementara yang mereka lakukan bukan hal-hal romantis layaknya pengantin baru pada umumnya.

Sabrina mengambil Celia dari kasur untuk dipeluk. "Iya. Sekalian pindah ke rumah baru ya, Mas?"

Aby mengiyakan. Keduanya sepakat hidup sendiri usai peran berganti. Aby juga sudah mempersiapkan rumah baru untuk Sabrina. Rencananya rumah itu akan mereka tinggali selesai Sabrina selesai wisuda. Tapi wanita itu menolak. Katanya, tidak mau satu rumah dengan orangtua jika sudah menikah. Takut jadi menantu durhaka. Padahal sebelumnya dia sudah jadi anak durhaka.

TURUN RANJANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang