Bab 1

16.2K 548 17
                                    

"Vinaaaaa bangunn" teriak bunda panti yang menggelegar.

"iya iya bunda" jawab vina dengan setengan kesadarannya.

Akhinya semua nyawanya sudah  terkumpul, Vina segera bersiap untuk pergi ke sekolah. Vina sudah siap, dan memutuskan untuk segera berkumpul bersama anak-anak panti yang lain.

"pagi bunda, adik-adik" sapa Vina ke seluruh penghuni panti.

"pagi juga kak/vina" jawab anak-anak panti dan bunda.

setelah sarapan bersama, Vina segera berangkat sekolah menggunakan motor sport yang ia peroleh dari taruhan balap liar. 

Motor Vina

Setelah perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya Vina sampai ke sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya Vina sampai ke sekolahnya. Vina bersekolah di SMA Antariksa Bandung. Siapa yang tidak tau dengan sekolah elit yang ada di Bandung itu, Vina mendapatkan beasiswa dari sekolah karena prestasi-prestasi yang ia sumbangkan untuk sekolah. Meskipun Vina anak beasiswa tidak ada yang yang membully atau mengejeknya, karena siswa-siswa di SMP Antariksa adalah anak-anak yang baik, mereka tidak sombong walaupun kaya, mungkin ada beberapa dari mereka yang sombong, tapi tidak ada kasus-kasus bully anatara si miskin dan si kaya. 

Rata-rata sahabat Vina adalah laki-laki. Hanya ada 5 sahabat perempuan. Tapi ia juga bisa berteman dengan teman sekelas perempuan yang lain, namun tidak sedekat seperti 5 sahabatnya.

Brakkkk

Pintu kelas IX B ditendang keras oleh seorang perempuan, siapa lagi kalau bukan Vina. Semua mata tertuju pada Vina. Baru saja datang seragam Vina sudah seperti preman sekolah. Baju di keluarkan. dan dasinya sudah tak beraturan lagi.

"hehehe sorry gusy" ucap Vina dengan cengiran tengilnya.

"lo mau bikin gue mati jantungan yee" ucap sebal gaibar si ketua kelas

"santai pak boss" jawab Vina dengan wajah tengil.

kringggg.....kringg

Bunyi bel menandakan bahwa pelajaran akan segara mulai.

"selamat pagi anak-anak" sapa pak bagas guru kimia.

"pagi pak" ucap semua siswa.

"baik kita lanjutkan pelajaran minggu kemarin"

"jadi molekul adalah....."


SMP ANTARIKSA BANDUNG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMP ANTARIKSA BANDUNG


Kring...kring

Waktu istirahat tiba, Vina segera menuju kantin, karena cacing-cacing di perutnya meronta-ronta ingin diisi.

"bu bakso 5 es teh 2 yaa" teriak Vina yang menggelegar.

"iya neng" jawab ibu kantin dengan teriakan tak kalah menggelegarnya.

"Vin bagi dong" melas Tira.

Tira adalah sahabat Vina yang masih stay di Bandung, karena sahabat-sahabat Vina yang lain pinda ke Jakarta. Tapi besok Tira juga harus pinda ikut orang tuanya mengurusi perusahan pusa keluarga Tira.

"ogah beli sendiri, gue lagi laper" jawab Vina dengan wajah sangat imut dan pipi cubby karena sedang mengunyah bakso.

"yah lo ma gitu, oiya Vin gue besok berangkat, baek-baek ya lo disini gue bakal sering ke Bandung nanti" ucap Tira dengan sedih, karena harus meninggalkan sahabatanya sendiri.

"iya, makasih ya udah selalu ada buat gue"

"dan pada akhirnya gue tetep sendiri" ucap Vina dengan pelan, dan senyuman untuk menguatkan dirinya.

"lo nggak sendiri Vinaaaa, lo masih ada kita."

"suatu saat nanti kita pasti bakal bareng lagi kok"

"eh ayo dah mau bel nih" ucap Tira.

Kring...kring (bel pulang sekolah)

Bel berbunyi, Vina segera keluar dari kelas menuju parkiran. Ia ingin mampir ke mall untuk membeli sesuatu untuk sahabatnya sebelum pinda ke Jakarta.

Dilain tempat terdapat seorang pria paruh baya yang sedang berbincang-bincang dengan sang asisten jordan. Ia adalah Albert Williams, siapa yang tak kenal dengan keluarga Williams sang raja bisnis, dan raja dunia bawah.

"bagaimana?"

"saya sudah menemukannya tuan, ini datanya"jawab sang asisten

"dalam informasi tersebut telah di jelaskan bahwa nona Ivona sekarang tinggal di panti asuhan Barokah tuan"jelas sang asisten.

"setelah makan di maal ini kita akan segera menjemputnya"perintah Albert dengan tampang datarnya.

"baik tuan"

"setelah aku menemukanmu, jangan harap kau bisa meninggalkan kami"ucap Albert dengan smirknya yang terlihat mengarikan.

"semoga nanti nona bisa sabar menghadapi keluargamu yang gila ini"batin sang asisten miris.

skipp

Vina telah sampai di maal, sebelum belanja ia ingin mengisi perut terlebih dahulu. Vina menghampiri restoran ayam, btw Vina sukaa buangett yaa sama ayam.

"wahhh waktunya makan, gila udah laper banget gue"

setelah makan ia berjalan mengelilingi maal untuk mencari hadiah yang cocok buat si Tira. ketika Vina sedang berjalan tiba-tiba ia menabrang dada bidang seseorang dengan keras.

Brukk

"aduhh, kalau jalan hati-hati dong jidat parnipura gue sakit nih" Vina memarahi si penabrak dengan ia masih menggosok nggosok jidat paripurnannya, jadi wajahnya masih ketutup tangan sama rambut.

"hmm maaf"jawab si penabrak dengan datar.

"anjr datar amat lo kek kutub yang baek kek minta maafnya, kayak mbak maaf ya saya nggak sengaja lah ini cuma hmm maaf, hmm hmm mau nyanyi lagu niss sabyan lo" ucap Vina dengan maki makiannya yang tidak jelas. Akhirnya si Vina mengongak, ia ingin melihat wajah orang yang sok datar itu.

Deg

"putriku"guman si pria itu. Ia mengenal betul itu adalah wajah anaknya, karena saat si jordan amemberikan data tentang Vina ia juga memberikan selembar foto. Yaa tebakan kalian benar pria itu adalah Albert, Albert memang ada urusan mendadak di Bandung.

"ikut saya"ucap Albert dengan menarik tangan Vina.

"ehhh apa-apain ini"

"jangan culik saya om, saya masih anak kecil" ucap Vina dengan terikan yang menggelegar hingga menarik perhatian para pengunjung. Tapi merekan tidak berani untuk menugur ataupun menolong Vina yang ada nanti merekan mati.





Ivona BelvinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang