Bab 6

11.1K 428 27
                                    

tap

tap

tap

terlihat seorang wanita paruh baya sedang menggendong bocah mungil yang sedang menyenderkan kepalanya kebahu sang mommy. Yaaa mereka adalah Vina dan mommy.

"sini baby duduk sama daddy"ucap daddy dengan menepuk pahanya.

mommy meletakan Vina dipangkuan sang daddy, kali ini tidak ada adegan drama, karna Vina sedang mager.

papi dan ayah memandang bingung Vina, mereka berpikir siapa dia, tapi wajahnya sekilas mirip dengan adik mereka albert dan juga istrinya. seketika mereka tersadar.

"apakah dia.."ucap papi.

"princess williams?"lanjut ayah.

"dia putriku"jawab daddy.

ayah dan papi kaget, mereka mendekat ke Vina dan mengecup kning Vina. Vina yang di cium oleh cogan hanya senang senang saja, dia belum tau seberapa kejamnya orang yang ia bilang cogan itu.

"sudah opa akan memperkenalkan mereka baby"ucap opa.

"aku opamu Bryan Abrisam Williams dan ini istri opa, omamu Aruna Almathea Darious, mereka kakek nenekmu Stevenson Alanzo Abraham dan Kinanta Regina Mahendra, yang itu papi mami Robert Darka Williams Savana liliana Tidore, dan yang itu Ayah bunda Aston Rananta Williams dan Ceysa Angelin Maheswara" ucap opa memperkenalkan mereka, sangat jarang sekali opa mereka mau berbicara sepanjang itu.

"hai baby"sapa oma dengan senyum manis yang menurut Vina sangat cantik.

"hai oma"sapa balik Vina dengan canggung.

"pokoknya kudu kabur dari sini, gue ogah kayak gini, risih cuyy gue dah gede, keluarga laknat pakek selalu ngancem gue lagi anjinggg"batin Vina

"tidak usah merencanakan untuk kabur baby, jika kau sampai melakukan itu opo tidak segan segan mengurungmu"ucap opa sangat datar. hal itu membuat Vina terkejut bagaimana pak tua itu bisa tau rencanannya, Vina mengumpat habis habisan di dalam hati.

"jangan mengumpat baby daddy dan mommy sudah memperingatimu"ucap dady datar dengan meremas tanganku sangat kuat, dan itu sakit sekali.

"nantikan saja hukumanmu kucing nakal"ucap papi dengan seringainya.

"jangan ulangangi hal itu lagi"

"paham"ucap ayah sangat tegas. dan aku hanya mangangguk saja Vina tidak berani menjawab, Vina bingung dimana keberaniannya biasanya ia selalu berani dengan siapa pun kecuali tuhan hehe"heii gue kagak pernah setakut ini" batin Vina

"jawab Vina apa mulutmu sudah tek berfungsi lagi"ucap daddy sedikit meninggi.

"jawab sayang hmm"ucap mommy datar tapi masih lembut sambil mengelus pungunggungku.

"iya"ucapku pelan.

"sudah mari makan"ucap opa.

Vina menatap seram piringnya, bagaimana tidak dipiringnya terisi banyak rumpu hijau. Sebuah fakta bahwa seorang Vina tidak menyukai sayur dan kalian tau keluarga williams sangat mementingkan kehigenisan, gizi, vitamin untuk makanan.

tidak ada kata makanan cepat saji, kakek mereka sangat melarang keras dan juga cucu 2 dan 4 sangat menentang keras itu, mengapa? karena mereka adalah seorang dokter, tapi kakek udah nggak kerja lagi yee, tapi kalau suruh meriksa salah satu keluarga mereka yang sakit masih bisa, sebenarnya kakek bisa bisa saja bekerja, tapi ia ingin menimati hidupnya,

Ivona BelvinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang