Jangan lupa bayar pajak ^3🐍
🌻
Seorang gadis terlihat berdiri di kursi penunggu yang ada di bandara. Ia menghela napasnya kasar sesekali melihat ke arah jam yang ada di tangannya. Gadis itu berdecak kesal saat orang yang ia tunggu tak kunjung datang.
"Udah lama nunggu?"
Gadis itu menoleh ke arah belakang lalu menatap mereka datar.
Sedangkan steven dan gadis di sampingnya sudah meringis kecil saat melihatnya.
"Sorry lama, nih gue harus nenangin dia dulu! biasalah nangis bombay dulu dia," ucap Steven sambil melirik sekilas gadis di sampingnya dan di balas cubitan kecil di pinggang sambil melolot.
Steven meringis kecil lalu terkekeh.
Dia ingin protes tapi tatapan tajam gadis itu membuatnya kicep.Gadis di depannya yang melihat adegan di depan matanya hanya memutar bola matanya malas.
Ia berdecak kesal."Ckk, gue nunggu lo berdua disini ampe lumutan tau ga?"
"Maaf ya kamu nunggu lama gara gara aku," si gadis di samping Steven angkat bicara dengan tatapan bersalah dan diangguki sang empu.
"Santai aja, udah sana berangkat!"
Gadis di samping Steven tersenyum kecil lalu merentangkan kedua tangannya mengkode kan untuk berpelukan dan di respon dengan alis terangkat satu, tak mengerti.
"Pelukan terakhir," gadis itu spontan mengangguk paham lalu membalas pelukannya.
Steven yang melihatnya hanya tersenyum tipis terharu bahkan tak sadar ia sudah menintihkan satu air matanya.
"Tolong jaga dia ya," ucap sang gadis di sela sela pelukannya.
" Tenang aja kalau perlu ntar gue kasih pelajaran biar ga sia siain lo lagi," jawabnya enteng.
Gadis itu tersenyum lalu melepas pelukannya sambil menghapus air mata terharunya.
"Ingat, boleh kasih pelajaran tapi sewajarnya aja jangan berlebihan,"
"Hmm, kalau ga lupa!" entengnya.
Kedua gadis itu menoleh ke arah Steven lalu menyerit heran.
"Napa lo nangis? Cengeng bener lo jadi cowok!" sinisnya pedas sambil menatap geli ke arah steven.
Sedangkan steven pun tersadar langsung mengusap air matanya lalu menggeleng samar sambil berdecak kesal.
" Terhura lah tolol," kesal Steven.
" Terharu bego," ralatnya malas.
Steven menggaruk rambutnya yang tak gatal." Ya maap typo dikit,"
Di balas terkekeh kecil dan tepukan pelan pundak Steven.
"Jaga dia, kalau dia sampai kenapa kenapa. Pulang pulang gue bogem lo sampai babak belur terus gue cincang burung lo buat gue jadiin sate,"
Steven hanya meneguk ludahnya kasar spontas memegangi aset masa depannya. Ia bergedik ngeri lalu mengangguk kecil.
"Canda canda, ya palingan gue bogem ampe mati doang!" santainya.
Steven melolot. Lah anjing tambah ngeri coyy! Jiwa Pembunuh sejak dini sih ini.
Sedang gadis yang sendari tadi terdiam saat melihatnya kini hanya tersenyum kecil lalu beralih menatap sendu ke arah mereka.
"Udahlah, sono berangkat ke buru pesawatnya terbang kan ga lucu kalau ketinggalan pesawat cuma gara gara ga mau pisah sama gue," ucapnya sambil mendorong kecil tubuh gadis di depanya ini lalu memalingkan wajahnya asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIAN √
Ficção Adolescente[⚠️WARNING BANYAK ADEGAN KERAS, SEDIKIT PERUBAHAN ALUR DARI PART XIX [ APARTEMEN] . SO PEMBACA LAMA DI HARAPKAN MENBACA KEMBALI PADA PART XIX DAN SETERUSNYA] "A-aku suka sama kakak !!" ucap gugup seseorang gadis sambil menundukkan kepalanya. "Yakin...