Part 2

17 2 0
                                    

"Tidak ada orang baru, semua masih tentangmu"

Hi, semuanya apa kabar?
Kali ini aku bawain cerita singkat tentang seorang lelaki yang berhasil menyingkirkan tokoh utama dalam hatiku dengan tempo yang cukup terbilang singkat.

Lelaki yang aku harapkan akan kembali lagi, walau itu terdengar mustahil.

Lelaki dengan segala kekurangan, keegoisan serta sifat pemalunya.

Semua ini berawal dari tanggal 21 Desember Tahun lalu.

21 Desember

"Ma, Eira pulang ya besok" ucapku pada layar ponsel yang menunjukan wajah mama.

"Ra,Mama, takut kamu pulang sendiri" terdengar suara cemas mama yang mengkhawatirkanku.

"Nggak, Ma, Eira kan udah besar, tar Eira bawa motor pelan dah, nggak ngebut-ngebut " ucapku meyakinkan Mama agar diizinkan pulang sendiri.

"Yakin bisa pulang sendiri, Ra,?" sahut Papa dari sebrang.

"Yakin,Pa," jawabku dengan mantap

"Hati-hati besok pulang, jangan  ngebut-ngebut, besok Papa jemput di terminal" jelas Papa.

Aku hanya menganggukan kepala.
Ternyata hari itu kedua orang tua ku sedang kedatangan tamu yang tidak lain dan tidak bukan adalah tetangga.

Entah memiliki urusan apa mereka bertamu kerumah ku.

"Ma, siapa? ada orang?" tanyaku

"Ada ini orang Lombok yang Mama ceritaiin itu" jawab Mama, kemudian kamera beralih kepada dua orang lelaki yang duduk diruang tamu, salah satunya menggunakan baju merah.

"Ma, yang baju merah ganteng," ucapku sepontan.

"Eh, Ra, dia udah punya pacar" jawab Mama.

Aku tertawa, "gimana yang baju hitam itu?" tanyaku lagi.

"Sama Ra, yang hitam itu juga udah ada pacar" jelas Mama.

"Yah, nggak bisa di gebet dong, kan, ya" ucapku memelas.

Kemudian terdengar suara Papa yang menjelaskan jika aku anak bungsu mereka, yang sedang melakukan study di kota, karena sebentar lagi libur, maka aku pulang.

Dapatku dengar, jika Papa membanggakan ku kepada dua orang yang sedang bertamu ini.
Jelas dari suaranya ia terus saja membanggakan ku.

Setelah cukup lama berbicara aku berinisiatif untuk mengakhiri panggilan Video Call bersama Mama.

Setelah panggilan berakhir aku mengemaskan, barang barang yang hendak ku bawa esok pagi.

***

Duapuluh panggilan tak terjawab dan 7 pesan.

Aku terbangun dari tidur melihat ponselku penuh dengan beberapa panggilan yang tak ku angkat, sejak jam lima pagi.

Panggilan yang tidak lain dari Mama dan Papa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

21 DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang