"Jadi kau juga ikut ke acara tahunan sekolah kita?" Amuro menginterupsi.
"Ya, tentu. Kita sudah diundang, Tooru." Jawabmu singkat.
"Baiklah, tapi sejujurnya aku tidak ingin berlama-lama disana." Jujurnya.
"Ya setidaknya kita harus hadir sesekali. Hanya kita dan beberapa yang lain terlihat sungguh misterius. Seperti orang yang sudah mati saja."
"Hush!" Dia memasang jari telunjuk pada bibirnya.
"Saaa, apa yang harus kupakai kali ini ya?" Tanyamu pada diri sendiri sembari membuka lemari.
"Tidak ada pakaian yang terlalu terbuka, Furuya [Name]." Amuro menegaskan nama belakangnya.
"Hmm ya aku juga tidak ingin kedinginan sebenarnya, baiklah aku hanya akan memilih pakaian yang nyaman saja."
"Ya begitu lebih baik." Amuro mendengarkan perkataanmu.
Kalian pun datang ke pesta 15 menit lebih awal, kau tidak ingin tergesa-gesa dan membuat suamimu memakai kemampuan balapnya yang sudah setara pembalap Formula One itu.
Rasanya akan sangat mengerikan.
Kau melangkahkan kakimu, sementara pandanganmu masih merasa takjub pada dekorasi pesta yang begitu indah dan meriah.
Amuro tampak pergi menemui para temannya dan membiarkanmu berjalan sendirian.
Sekedar informasi, kalian satu angkatan SMA, hanya berbeda kelas saja.
Drap...drap...
Suara langkah kaki terdengar di belakangmu,
"[Name]!!!!" Suara yang menggelegar beserta pelukan dari belakang cukup mengejutkanmu.
Kau pun menoleh seketika sudah berbalik saat seseorang itu melepas pelukannya padamu.
Hagiwara Kenji?
"Kenji-chan?" Tegurmu memastikan.
"Are? Sugoi-na! [Name]-chan." Dia tersenyum dan memegang belakang kepalanya. Matanya terlihat menyipit, dia tersenyum tulus padamu.
"Waah, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini." Kau memandangnya takjub dia cukup tegap sekarang.
Mungkin dia rajin berolahragakah?
"Aku hampir selalu datang 2 tahun belakangan ini, selama ini kau dari mana saja? Kenapa tidak menghubungiku?"
"Aku bekerja di kepolisian, kau kan tahu aku selalu bermimpi menjadi sosok pelindung negara ini."
"Tentu,... tunggu, kalau begitu kau di divisi mana? Aku bahkan menjadi penjinak bom, yah walau masih bawahan sih, aku masih perlu bimbingan, hehehe..." Dia mengeluarkan cengirannya.
"Divisi kejahatan & narkotika. Nishitemo kau hebat sekali bisa menjadi penjinak bom, aa, moshikasute kau juga mengenal Matsuda-kun? Dia juga di divisi yang sama denganmu."
"Matsuda? Maksudmu Matsuda Jinpei-san? Ya, dia rekanku."
Kemudian sosok 2 lelaki mendekat kearah kalian.
"Kau mencariku, [Name]?"
"Are? Jinpei-san? Kau juga disini?" Tanyamu pada teman suamimu sejak di akademi dulu.
"Ya, kebetulan aku di dekat sini, ya kan, Rei?" Tanyanya memastikan pada suamimu.
"Lalu, sedang apa kau bersama istriku?" Tanya Amuro menunjuk kearah pria yang sedang bersamamu.
"Kau ingin berkelahi denganku?" Tantang Kenji.
"Jika itu yang kau mau, aku tidak keberatan. Meski akan memancing perhatian warga sipil disini."
"Suami katamu? Jadi kau adalah pria yang menikah dengan [Name]-chan?"
"Ya, memangnya kenapa?"
Lalu Kenji berbisik padamu.
"Kau benar-benar menikahi orang asing ini, [Name]-chan?"
"Ya, bukankah aku mengundangmu saat itu, Ken-chan?"
"Lebih baik kau menikah denganku saja."
Seketika suasana menjadi hening karena tidak ada yang menjawab perkataan Kenji, hanya ada tatapan amarah dari suamimu.
Kalian pulang jauh lebih cepat dari perkiraan.
"Tooru, kau membuatku tidak bisa menikmati pertunjukan bandnya!" Keluhmu kesal pada lelaki pirang ini.
"Biarkan saja, kita bisa menonton konsernya lain kali."
"Haaaa? Kita tidak punya waktu untuk itu!"
"Ya, aku juga tidak punya waktu melihat istriku menghabiskan waktunya bersenang-senang dengan pria lain di hadapanku!" Dia meninggikan nada suaranya.
Sesampainya di rumah, kalian berdua memasuki kamar dengan suasana hening, tak ada satupun yang ingin berbicara.
"Dengar, aku tidak ingin kau berbicara dengan lelaki itu."
"Kenji sahabatku sejak SD, Tooru." Kau mengerlingkan matamu malas.
"Sahabat? Kau yakin? Dia melihatmu dengan tatapan yang menunjukkan kalau dia menyukaimu, selama ini kau tidak menyadarinya?" Dia bersikeras.
"Ya dia memang pernah mengakui punya perasaan padaku, tapi aku menolaknya!" Kau menegaskan.
"Kenapa tidak kau terima saja?!" Dia kembali marah.
"Karena aku ingin menikah denganmu!!" Kau pun juga akhirnya meninggikan suaramu
Hening kembali.
"Aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi begitu mengenalmu, aku merasa jadi wanita paling bahagia di dunia, saat kau melamarku, aku memutuskan untuk menjadi istri yang selalu membahagiakanmu." Ucapmu menjelaskan.
Amuro terdiam, kemudian memeluk pinggangmu.
"Terimakasih, [Name]."
Kalian berdua saling berpandangan, kemudian dia menarik dagumu hingga bibir kalian saling bersentuhan, dia menciummu lama.
Dia menggendong membawamu ke atas ranjang King Size lalu melanjutkan aktivitas intim kalian.
"Sekarang tolong bahagiakan aku, [Name]." Ucapnya dengan suara yang sedikit serak.
Dia membawa tanganmu ke arah pangkal pahanya,
"Aku perlu bantuan disini." Dia mengisyaratkan bahwa dia sudah terangsang di bawah sana.
Selamat bersenang-senang, kalian berdua!

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami : Amuro Tooru
FanficLet's pretend to be his wife. ©️Detective Conan/Case Closed