4. Shot

669 59 6
                                        

5 tahun lalu,

Markas Kepolisian Jepang.




"Konkaiwa, benar-benar misi yang berbahaya, Furuya, Ayazaka." Bos besar kepolisian mengingatkan kalian sebelum terjun ke lapangan.

"Aku siap mempertaruhkan nyawaku, Sachou." Kau bersikeras dengan tegas.

"Aku akan ikut dengannya, ketua." Rei menambahkan.

Setelahnya kalian diminta menyiapkan berbagai hal seperti seragam anti peluru, senjata dan kendaraan, di dalam mobil dinas, kalian membahas misi dan sedikit berdebat.

"Kukatakan padamu aku tidak butuh bantuan, Furuya Rei-san." Ungkapmu ketus, meski kalian berbeda divisi, entah kenapa lelaki tan ini seperti terus mengikuti gerak-gerikmu.

"Tidak ada yang akan tahu seperti apa masa depan nanti, [Name]-san." Baiklah, sepertinya kalian berdua sama-sama saling keras kepala, dilihat dari nada bicaranya, dia juga tidak ingin dibantah.

"Baiklah kuizinkan kau ikut denganku, tapi jangan bergerak semaumu, PSB-san." Kau menyerah membujuknya pergi darimu.

"Dyoukai, wanita keras kepala." Dia tersenyum sinis sembari menatapmu sekilas.

"Kau mau mati?!" Ancammu.

Dan lelaki itu hanya tergelak sebelum menambah kecepatan.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Rei padamu.

"Kita hanya perlu menunggu rekanku yang akan membawa mereka kemari, kau memakai rompi anti pelurumu?" Kau mencoba mengalihkan topik.

"Entahlah."

"Apa?! Kau, bagaimana bisa kau seceroboh itu, half-san!!"

"Baiklah-baiklah aku akan pergi mengambilnya sebentar, jaga dirimu."

"Dimana?"

"Sepertinya aku meninggalkannya di kursi belakang."

Lalu kau pun menunggu lebih lama, sekitar 40 menit sampai akhir ternyata tersangka pembawa narkoba tetap tidak muncul.

Drtt.....drrtttt..

Ponselmu bergetar, sebuah panggilan dari rekanmu.

"Moshi-moshi, ore-da. Kau berhasil membawanya? Dimana dia?"

"Dia kabur dari pengawasan kami, sepertinya dia akan melarikan diri, Ayazaka-san."

"Apa? Bagaimana kau bisa lengah? Mo ii-wa, aku akan pergi mencarinya sendiri."

Pip.

Amuro yang kembali ke tempat parkir, ternyata melihat seseorang mencurigakan dari mobil mereka, begitu dia melihatnya, tak disangka ada sebuah bom di balik pintu penumpang belakang, hampir saja dia akan membukanya, namun tak jadi.

"Aku harus menjinakkan bom itu terlebih dahulu, tapi disini gelap, aku harus membawa mobil ini ke daerah yang sepi dan dekat dengan air,.."

Dermaga?

Dengan kecepatan diatas 120km/h Amuro mengendarai mobilnya dan membawa ke daerah penertiban kapal laut.

Suami : Amuro TooruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang