Part Two

725 66 2
                                    

   Suasana di kediaman keluarga Traipipattanapong sungguh berbeda dengan keluarga Jongcheveevat. Di pagi harinya sudah mulai berisik, karena teriakan Gulf yang mengucapkan selamat pagi.

"Morning Bundaaa, morning Ayahhh" ucap Gulf seraya menuruni anak tangga.

"Morning too kesayangan Ayah dan Bunda" balas Luke dan Yaya secara bersamaan.

   Saat sudah sampai dimeja makan, Gulf segera mendudukkan dirinya dan mulai memakan sarapannya. Yang sebelumnya sudah disiapkan dan diambilkan oleh Yaya.

   Ketika lagi makan, Gulf ingin bertanya ke Ayahnya perihal tentang kuliahnya bagaimana jika dia sudah menikah dengan Mew.

"Ayah, bagaimana dengan kuliah Gulf jika sudah menikah?" Tanyanya.

"Kamu akan berhenti dan bisa langsung bekerja dikantor Ayah. Tapi tidak Ayah izinkan. Karena kamu harus menjaga, mengurus, dan melayani Mew"

"Lalu jika hanya itu yang Gulf lakukan setelah menikah, Gulf pasti akan bosan Ayah" rengeknya.

"Ayah, Bunda, dan Ibunya Mew kalau punya waktu senggang pasti akan berkunjung ke rumahmu Gulf. Bahkan kalau kau ingin dan juga teman-temanmu mau, Gulf bisa mengundangnya untuk main kerumah"

"Benarkah? Lalu, jika Gulf ingin pergi keluar bersama teman-teman apa boleh?"

"Tentu boleh. Asal kau sudah izin dengan Mew, Ibunya Mew, Ayah, dan juga Bunda"

   Luke tentu saja tidak ingin menjadi Ayah yang egois. Maka dari itu, Gulf bisa melakukan kebebasan apapun sama temannya. Asal sudah mendapatkan izin, baik dari orang tuanya, Mew atau Ibunya Mew.

"Baiklah, Gulf akan menerima perjodohannya dan mau menikah dengan Mew"

"Good boy, itu baru anak Ayah" ucap Luke sambil mengusak rambut Gulf.

"Yasudah Gulf berangkat kuliah dulu ya, Ayah Bunda"

"Iya sayang, hati-hati dijalan ya nak. Jangan pulang malam, ingat kita mau ke rumah Mew" ucap Yaya.

"Iya Bundaaa. Daahh Ayah daahh Bunda" ucap Gulf sambil berjalan keluar rumahnya

"Daahh sayanggg" balas Yaya.

"Lihatlah anakmu itu Luke. Semalam dia sempat murung dan paginya kembali ceria, ckck" sambung Yaya.

"Ngomong-ngomong anakmu juga ya sayang. Baiklah kalau begitu, aku berangkat ke kantor dulu ya. Bye sayanggg, love you" ucap Luke sambil mencium kening Yaya.

"Love you too" balas Yaya sambil mengelengkan kepalanya.

"Ayah dan anak sama saja" monolognya.

***

   Waktu berjalan dengan cepat. Tak terasa pagi hari sudah mulai berganti menjadi siang. Seperti menjadi hal yang biasa bagi seorang Min disiang hari yaitu, menyiapkan makan siang untuk anaknya, menemaninya bermain, dan menidurkan siang.

   Melihat anaknya yang bermain dengan sangat gembira, tentu saja membuat hati Min senang. Hal tersebut mengingatkan dirinya pada sang putri, adik Mew.

   Dan sekarang hal itu terjadi kembali pada sang putra. Rasanya berbeda dan sakit didada. Ibu mana yang tidak tega melihat anaknya sudah dewasa, tapi bertingkah layaknya seorang anak kecil berumur 5 tahun.

   Apakah Tuhan belum puas mengambil kebahagiaannya? Setelah suami dan anaknya telah pergi selama-selamanya, kini penyakit kelainan ada pada putranya. Mengapa hal tersebut harus terjadi dikeluarganya?

He's My Husband [MewGulf] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang