Part Tweleve

668 57 6
                                    

   Dimalam hari dan ditengah sepinya kota Bangkok, Mew masih menulusuri pencarian Gulf disetiap penjuru tempat.

   Sebenarnya ia lelah terus berkeliling, ditambah lagi Tay belum memberi kabar. Oh jangan lupakan, handphone Bright yang masih ada bersamanya.

"Gulf kamu dimana sayang. Arghhh Kao sialan. Awas saja kalau sampai milikku dan bayinya kenapa-kenapa, habis kalian ditanganku" monolognya sambil meremat setir mobil.

《FLASHBACK ON》

   Setelah dirasa Gulf sudah pulas tertidur, Mew beranjak dari tempat tidurnya dan menelpon seseorang dibalkon.

"Hallo"

"Hallo boss"

"Saya butuh bantuan"

"Bantuan apa yang anda inginkan boss?"

"Cari info tentang kejadian di mini market sore tadi. Saya butuh informasinya malam ini"

"Baik boss"

Pip

   Begitu telepon dimatikan, Mew meremat ponselnya sangat kuat.
.
.
.

   Malam harinya, Mew masih menunggu kabar dari anak buahnya. Namun tak lama kemudian, bunyi pesan masuk berbunyi dan Mew langsung membacanya.

   Dipesan tersebut tertulis bahwa kejadian di mini market tadi sore adalah (di part 10). Dan dua orang dicafe yang sedang menyusun rencana.

"Jadi alasan tadi Gulf menangis karena itu. Baiklah Kao dan Art. Kalau sampai rencana kalian berhasil. Maka kalian harus berakhir ditangan ku"

   Lalu, Mew kembali berbaring disamping Gulf. Beruntung saat dirinya tadi menelpon dan bermonolog, Gulf tidak terbangun.

《FLASHBACK OFF》
.
.
.

Drt.. drt

"Hallo Mew. Lokasi dimana Gulf berada sudah ketemu dan alamatnya akan ku kirim selesai telepon. Dan aku juga sudah mengirimkan Max, Joss, Zee, dan Mile untuk membantumu" ucap Tay.

"Thanks infonya Tay"

   Telepon dimatikan dan setelahnya ada notifikasi pesan yang berisikan alamat. Tanpa basa basi lagi, Mew langsung menancap gasnya.

***

   Gulf berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya. Tapi sepertinya itu tidak berhasil, karena tali yang diikatnya sangat kuat. Semakin Gulf memaksakan, maka pergelangan tangannya akan merah.

Ceklek

"Waktu untuk kau berfikir sudah habis" ujar Art.

"Jadi apa keputusannya Gulf?" Ucap Kao.

"Sampai kapanpun aku tak ingin kembali bersamamu!"

"Ah begitu. Jadi kau ingin anakmu mati. Baiklah"

   Kao langsung berjalan ke arah Gulf dengan tangan yang menggenggam pisau. Art yang melihatnya hanya tersenyum licik. Dan Gulf sudah pasrah tentang akhirnya nanti seperti apa.

   Baru saja Kao mengarahkan pisaunya ke perut Gulf, tiba-tiba pintu dibuka kasar oleh Mew dengan bantuan temannya.

BRAK

"Singkirkan pisaumu itu bre**sek!" Ucap Mew seraya menendang Kao.

   Begitu jatuh tersungkur, Max dan Joss langsung menahan Kao. Art yang ingin kabur ternyata sudah di hadang oleh Zee dan Mile. Sedangkan Mew segera menghampiri Gulf.

He's My Husband [MewGulf] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang