~ Abicaraka ~ Teluh ~

954 167 17
                                    

Sebelum baca novel baru aku, mau share kabar terbaru #Unnamed Shadow Series nih gaesss
#Love and Lie akan diterbitkan bulan Mei 2022 oleh Penerbit Grass Media, so stay tune terusss yahhh info terbarunya... Sebelum di delete part untuk kepentingan penerbit, bisa kok baca full version di WP aku, jangan lupa komen2 yashhhh

 Sebelum di delete part untuk kepentingan penerbit, bisa kok baca full version di WP aku, jangan lupa komen2 yashhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐯🐯🐯🐯

Di tengah gemerisik dedaunan tengah hutan

Antara sunyi dan bunyi alami yang bertautan

Ada angger-angger, yakni aturan

Abicaraka bagi mereka yang melanggar batasan

---

Satres Narkoba Polres Langkat pagi itu gemuruh oleh tepuk tangan membahana. Ajun Komisaris Polisi Sekala Bhuana Rendra atau AKP Sekala yang semula dianggap sebelah mata karena usia mudanya dan kekerabatan dekatnya dengan petinggi di kepolisian pusat, akhirnya membuktikan puncak kegigihannya dalam memberantas residivis narkoba Jalan Lintas Sumatera Medan-Banda Aceh Dibantu Inspektur Polisi Dua (Ipda) Yudha Perwira, keduanya mengadakan konferensi pers dengan membeberkan berbagai barang bukti berupa ratusan plastik klip bening yangdiduga berisi narkotika jenis sabu dengan berat bruto 0,98 gram setiap bungkusnya. Beberapa timbangan elektronik, sekop, dan dua unit jeep juga turut disita. Lima tersangka residivis kambuhan yang selama ini cukup menyulitkan polisi pun tunduk di hadapan para polisi dan wartawan, dengan wajah memar-memar parah karena hantaman tangan Sekala dan Yudha yang dikenal cukup sadis saat 'berolahraga' mengejar mangsanya.

"Benar-benar gila, sekelas Herman Ginting langsung KO ditangan Sekala..." gumam seorang polisi senior, Joko Hermanto. "Dia hanya membawa pasukan kecil ke maskas Herman dan persenjataan yang dibawa Sekala pun minim. Jika benar prestasi dia di Jakarta begitu bagus, kenapa dia memilih mutasi dan menyingkir di Polres kecil begini?"

"Yah, mau bagaimana, kita paham betul bekerja di Instansi seperti ini, kita menyukai orang-orang yang pandai, tetapi juga membencinya. Dia terlalu muda untuk memiliki pangkat seperti itu, terlebih di pusat pasti banyak saingan-saingan tua yang tidak menyukai orang muda yang energik..." timpal rekan Joko, Pak Banu.

"Tapi, Sekala cukup hebat, dalam waktu singkat, personel Sat Res yang dipimpin Kanit I yang dibentuknya, mendapat informasi yang selalu valid dari informan, entah daya pikat apa yang bisa digunakannya..." Joko tersenyum. "Usiaku tak lagi muda, karena itu aku senang-senang saja ada banyak anak muda yang gigih dan bergerak aktif di sini."

"Ya...melihat cara penyamaran Sekala dan Yudha, terkadang menjadi jutawan muda yang kaya-raya tapi terlihat seperti pemakai kambuhan, atau mereka menyamar menjadi preman sekalipun, keduanya cukup lihai menipu, terutama jika mengorek informasi dari para wanita..." Banu terkekeh. "Tampang kaya ada, tampang berandal juga tak mengecewakan. Apalagi Yudha, rahangnya enak untuk ditampar wanita, itu kata para Polwan..."

Joko hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Yah, wanita mana yang mampu menampar Sekala? Walau tubuhnya tegap dan wajahnya rupawan, matanya terkadang..." lelaki paruh baya itu agak merenung.

"Kenapa dengan tatapan Sekala?"

Joko menatap Banu, "Bukankah kita sering menangkap Harimau saat kita muda dulu, banyak Harimau yang turun ke rumah penduduk mengobrak ambrik kandang ternak. Tatapan Sekala, mengingatkan aku pada tatapan Harimau Muda...bukan...tepatnya anak Harimau... terlihat polos dan memikat, tetapi sangat berbahaya karena membuat kita tidak waspada. Jika Harimau Dewasa dengan sorot tajamnya, otomatis membuat kita langsung waspada, tetapi Sekala...dia memiliki kemampuan manipulatif yang langka, karena itulah, posisi itu tepat sekali dibebankan kepadanya..."

"Nah, bukankah dia mengingatkan kita pada seseorang di masa lalu? Di saat kita sering menghalau Harimau?"

"Siapa?" Joko memandang Banu dengan pandangan bertanya-tanya.

"Mantan atasan kita...Rendra..."

Joko Hermanto tercenung, lalu menatap Sekala yang tengah merapikan sarung tangan hitamnya dan menunjuk barang bukti di meja hadapannya.

"Rendra...Birendra Bhuana....Sekala Bhuana Rendra...tunggu...tidakkah nama mereka juga begitu serupa?"

Tiger HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang