[Chapter 6] ANGKARA ~ kejahatan

924 187 111
                                    

Sebelum lanjut baca next part nya Sekala, Author mau minta bantuan readers nihhh...pilih mana cover yang paling tepat untuk Unnamed Shadow 5: Love and Lie...pilih yang paling bagus yah gaesss

Nah, mau yang A ataukah B??Kalau udah pilih, Author ucapkan selamat membaca dan menunggu bedug Maghrib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah, mau yang A ataukah B??
Kalau udah pilih, Author ucapkan selamat membaca dan menunggu bedug Maghrib...

🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯

Bibit manusia adalah cahaya

Tetapi dalam penyempurnaan

Terdapat berbagai unsur tercampur

Jika unsur angkara

Masuk dalam jiwa suci sekalipun

Akhirnya tercipta angsaka

---

Adi Surya Abdi menatap tumpukan kertas yang diserahkan Sekala. Beberapa lembar awal yang dibacanya membuat wajahnya semakin keruh. Beberapa prediksinya sama seperti yang ditulis Sekala.

"Ada campur tangan ayahmu?" tanya Adi. Sekala meringis.

"Sedikit diskusi sih, tetapi mengolah file bukanlah keahlian ayahku, dia polisi kuno. Walaupun ya, beberapa petuahnya menimbulkan percikan kembang api di benakku. Jadi, kita berdua mengambil kesimpulan yang mirip, bukan? Walau untuk MO (Modus Operandi) yang kau sangkakan dengan yang kutulis disana berbeda. Kau lebih menuduh seorang psikopat akut yang beberapa kali masuk RSJ, kalau aku cenderung dengan seseorang yang mungkin belum pernah konsultasi jiwa dengan psikiater. Orang ini bukanlah seseorang yang menghandle diri dengan baik. bagaimana menurutmu tentang analisis-analisis yang telah kuberikan?"

"Begini, kalau kau ada waktu luang, ikutkah denganku sebentar..."

"Team Reskrim pada kemana sih, kuperhatikan sepi dari tadi?"

"Ada kasus pembunuhan yang tengah mereka tangani, tetapi karena kemarin tanganku cedera, sementara tugas dihandle Hardian. Tapi aku punya waktu beberapa jam sebelum nanti malam menemani istri dam anakku ke bioskop. Kau yang nyetir ya?"

"Baiklah..." Sekala memperhatikan jam di pergelangan tangan. "Petang nanti aku juga ada janji dengan anak Humas untuk handle pekerjaan Faisal dan Galih mensterilisasitempat konser. Kurasa kita berangkat saja sekarang?"

Adi meraih jacketnya dan mengikuti Sekala keluar kantor.

"Kita mau kemana Kapt?"

Adi merah ponsel dan menghubungkan tempat tujuan dengan layar kecil di dashboard menggunakan bluetooth.

"Kita akan lihat lokasi dimana para backpacker ini diperkirakan menghilang."

Sekala melihat ke layar dan mengangguk mengerti. "Ini menuju ke arah jalur gerbang awal untuk mereka menuju ke Gunung Air Hitam, bukan?"

"Betul sekali, tetapi jejak mereka tidak pernah diketemukan di jalur pendakian gunung, mereka menghilang di titik-titik ini oleh saksi mata. Padahal daerah ini cukup ramai bahkan sampai jam sembilan malam. Banyak truk pengangkut kayu dan bahan bangunan berseliweran sepanjang jalan. Jikalau ada orang yang diculik paksa, pasti orang-orang di jalan melihatnya, bukan? Terlebih para pendaki biasanya bergerombol, jarang yang mendaki hanya perorangan begitu."

Tiger HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang