🐯🐯🐯🐯🐯
Kisah seorang perwira polisi muda yang semula memiliki kehidupan biasa saja, walaupun ayahnya membesarkannya tanpa seorang ibu, Birendra Bhuana membesarkannya tanpa kendala, walau acapkali bersikap keras dan disiplin. Kehdupan masa kecil...
--- Agustus, selalu ada yang istimewa buat para readers nih....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wartawan Bibir Julid bernama Jody Harsono ini memang selalu menyebalkan. Tulisan-tulisannya tentang Tania selalu menyudutkan," Bastian menyesap bibirnya, kesal. "Tulisannya kali ini juga sangat memojokkan, sudah sejak lama aku ingin adu mekanik dengannya, jotos sampai pesek kek hidungnya. Mungkin bapaknya paparazzi yang nguntit Diana sampai tewas di Paris!"
Tania melihat berita terbaru dari Lambe Julid. "Pacar baru Tania Nadia?"
Judul yang sangat provokatif. Ditambah narasi-narasi yang memojokkan.
"Apakah yang seperti ini tidak dapat dilayangkan somasi kepada wartawan tersebut? Ini termasuk pencemaran nama baik?" tanya Sekala. "Aku kenal beberapa pengacara hebat jika kau membutuhkannya."
"Percuma, ini hanya akan membenarkan skandal, menutup satu mulut buaya tidak akan membungkam buaya lainnya. Kita butuh alasan bagus untuk menjawab kenapa kalian berduaan malam itu...terlebih kau membopongnya seperti itu, wah, Jody mendapatkan strike kali ini."
"Ya maaf, yang kupikir hanya secepatnya menjauhkan Tania dari orang-orang yang mengejarnya. Kalau tertangkap mungkin akan lebih kacau beritanya."
"Ya sudah, bilang saja dia pacarku..." Tania meraih lengan Sekala dan lelaki itu menepisnya.
"Ngawur, kenapa aku harus ikutan? Ini masalahmu, aku hanya sial saja berjumpa denganmu waktu itu. kunasehati kau gadis kecil, satu kebohongan hanya akan menumpuk kebohongan lain yang akhirnya hanya akan menyengsarakanmu."
"Aku kan nggak nyuruh abang bohong, gimana kalau kita beneran jadian?"
Sekala menatap Bastian. "Apa artismu pernah menderita gangguan otak atau semacamnya?"
"Dia sudah sinting sejak lahir, karena itulah aku cepat botak mengurusnya," jawab Bastian.
"Hei, kok kalian mengejekku? Serius ini, apa salahnya sih jadian, pacaran, bla..bla..."
"MO nya apa?" tanya Sekala. Tania menatap Sekala tak mengerti. "Begini, dalam kasus pembunuhan, pasti ada MO atau modus operandi, alasan, tentang bagaimana seseorang mendapatkan dorongan untuk mendapatkan keinginannya atau melaksanakan perbuatannya. Kenapa kita jadian, apa alasannya? Kapan kita saling menyukai? Kau pikir tidak ada akibat karena suatu sebab? Setiap hal bertautan dan satu kalimat yang salah dari ucapanmu akan mempersulit dirimu sendiri."
"Bagaimana kalau kau suka padaku saat menjadi pengawal di konserku kemarin, lalu jatuh cinta pada pandangan pertama? Kita bertemu sebelum dan sesudah konser. Aku suka kisah-kisah seperti itu."
Tania menatap Sekala dengan pandangan berbinar, wajahnya merona dan pipinya bersemu kemerahan.
"Apa kau gila? Apa kau terlalu banyak membaca buku dongeng? Kau pikir manusia normal akan mempercayai hal-hal tak masuk akal seperti itu?" Sekala menyentil dari Tania.
