"Perjalanan adalah sebuah peristiwa yang akan membuatmu menjadi lebih dewasa"
Checking passport dan dokumen lainnya diloket maskapai, setelah itu aku menuju ke loket penyerahan bagasi. Step selanjutnya, aku harus melalui titik pemeriksaan keamanan dan bagian imigrasi sebelum melanjutnya ke gate entrance bandara. Setelah itu, aku menuju ruang tunggu bandara. Dan beberapa menit kemudian, pengumuman untuk pemberangkatan destinasi Tokyo sudah boleh dipersilahkan masuk menuju kabin pesawat. Aku pun mulai berdiri menggerakkan kaki dan seluruh badan untuk melangkah menemukan perjalanan-perjalanan istimewa disebuah negeri yang dijuluki dengan sebutan negeri sakura.
Aku harap dapat menemukan salah satu kebahagiaan dunia disana.
"Akhirnya, aku bisa pergi menggunakan pesawat juga." Ucapku sendirian dengan nada riang
Kata orang, hal yang paling deg-degan naik pesawat adalah 7 detik take-off dan 11 detik sebelum landing. Tetapi, menurutku waktu-waktu itulah yang buatku menarik dan ingin naik pesawat kembali. Kalau kata generasi Z, itu adalah hal yang paling seru didunia. Dan, salah satu hal yang paling seru lagi yaitu memotret awan dengan frame jendela pesawat. Salah satu bucket list-ku yang harus diwujudkan saat aku disini.
***
Pukul 4 sore, langkah kakiku menginjak tanah lahir Panglima Kumakichi Harada. Seorang Panglima tertinggi di Jawa saat kedudukan Jepang di Indonesia tahun 1944-1945. Setelah 15 tahun lamanya, aku baru mewujudkan mimpiku untuk melihat negeri sakura yang telah menjajah negeriku ini. Gambaran dari sebuah dokumenteri Bandar Udara Internasional Tokyo yang aku lihat disalah satu chanel youtube, ternyata tidak beda jauh dengan nyatanya.
Aku perlahan menghirup udara Jepang yang terasa berbeda dengan Indonesia. Meskipun sama jika dipandang dengan mata telanjang, tetapi dengan perasaan takjubku akan negeri ini, menambah kesan istimewa dan menantang. Apalagi, negeri ini sedang mengalami musim semi
"I am sorry, I didn't it on purpose. I just hurry to catch my bus up." Ucap seorang pria yang tidak sengaja menabrak Adalin didepan pintu kedatangan Bandar Udara International Tokyo.
"Ah, no problem. But, please you should take your eyes on way anytime." Ucapku serada kesal tapi sedikit mentolerir. Karena melihat tingkahnya yang memang sedang terburu-buru mengejar bis jemputannya. Mungkin ia sedang ikut trip vacation yang takut ditinggal oleh rombongan tour perjalanannya atau lebih kejamnya sedang mengerjakan mission on duty yang terburu-buru karena dikejar schedule mepet. Itu sekedar feeling aku yang melihat tingkah laku anehnya itu.
"Thank you miss. By the way, take care and see you next time." Ucap pemuda itu seraya menghilang perlahan dengan larian cepatnya.
"Oh gantengnya, seandainya bisa ketemu lagi. Aku mau langsung ajak kenalan." Ucap Adalin monolog
"Ah, tapi kalo udah punya cewek gimana? Aku langsung mundur kali ya, nggak bakal berani gue ngerebut cowo orang." Ucap Adalin monolog lagi
"Iya lah, lagian ngajak kenalan pun mana berani gue. Gue kan cupu soal beginian. Ah udahlah, mending gue cari tau gimana caranya gue bisa ke rumahnya si Amanda." Ucap Adalin monolog lagi sambil mengeluarkan handphone yang ada ditas kecilnya.
Mencari rute dan transportasi yang dekat dan nyaman dari Bandara cukup merepotkan, aku perlu men-translate-nya terlebih dahulu kedalam bahasa inggris. Scrolling handphone saja memakan waktu 20 menit, sepertinya aku tidak bisa langsung melakukan solo trip-ku. Aku perlu istirahat terlebih dahulu supaya solo trip-ku berjalan dengan lancar. Tak perlu memaksakan kehendakku untuk semua list dalam bucket list-ku terwujud. Aku kesini untuk me-refreshing otakku, bukan memperparah kinerja otakku. Dan akhirnya kuputuskan untuk menghubungi Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GoodHome
RomanceCerita mengenai permasalahan pribadi dan cinta seorang perempuan yang sedang menggapai mimpi barunya diusia 25 tahun. Adaline namanya, perjalanan kehidupan yang tidak selalu lurus membuatnya menutup diri mengenai kehidupan pribadinya dan berimbas de...