Bab 5 - 1 (Benefit and Noxiousness)

1 0 0
                                    


(Gambar yang menjadi HEADLINE diambil dari Pinterest, dari akun Foro Activo)

***

"Your life is as good as your mindset"

Seperti halnya rumus fisika mengenai usaha. Usaha dalam kehidupan sehari – hari pun sama, usaha terbentuk dari adanya gaya yang ditampilkan dengan adanya perpindahan titik awal menuju titik tujuan atau impian kita. Maka dari itu, jika kita ingin dikatakan berusaha atau berjuang dalam mewujudkan mimpi, yang sudah pasti ada menjadi unsur terbentuknya adalah jarak perpindahan kita yang pada awalnya tidak tahu apa – apa atau sama dengan 0 (null) skill menuju titik dimana kita mengetahui beberapa hal atau skill untuk mewujudkan usaha tersebut.

Ditambah dengan adanya gaya yang ditampilkan kita, jika perpindahan merepresentasikan hard skill kita, maka gaya mem-visual-kan soft skill kita. Jika perpindahan merupakan kemampuan teknikal, maka gaya merupakan kemampuan taktikal, yang bisa diwujudkan dalam kemampuan negosiasi, komunikasi, dan visualisasi diri. Dalam pekerjaan bidang apapun, kemampuan – kemampuan tersebut saling berkaitan untuk mewujudkan usaha, baik yang besar maupun yang kecil, tergantung dari kemauan kita. Dan yang aku lakukan selama ini masih tergolong dari usaha kecil. Usaha kecil akan berdampak pada diri sendiri tetapi usaha besar akan berdampak pada orang lain pula. Maka dari itu, aku percaya bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.

"Adaline, kamu disuruh ke ruangannya Mas Reyka." Ucap Mba Aria

"Baik mba." Ucap Adaline dan langsung menuju ruangan Mas Reyka

Knock knock knock, suara ketukan pintu terdengar dan perlahan Adaline membuka pintu ruangan Reyka.

"Iya silahkan masuk, lin." Ucap Reyka

"Iya mas." Ucap Adaline dan berjalan ke depan meja Reyka

"Kemaren ada masalah apa dengan proyeknya Bu Jessica, Adaline?" Tanya Reyka penasaran

"Ah itu, mengenai material batu bata mas. Terlambat datang." Ucap Adaline membalas pertanyaan Reyka

"Oh, kenapa kamu nggak ngelapor ke saya?" Tanya Reyka lagi

"Kemaren itu mas Reyka masih sibuk rapat mas, bahas agenda untuk bulan depan bareng project leader lainnya. Jadi, saya belum sempet info ke Mas Reyka." Ucap Adaline

"Kenapa kamu nggak chat aja biar saya tahu, dan ..." Ucap Reyka terputus

"Takutnya saya nggak keburu buat nanganin masalah ini mas, nanti malah pengaruh ke schedule pembangunannya. Jadi saya pergi sendiri kesana." Ucap Adaline

"Bukannya Iqbal ikut ya?" Tanya Reyka

"Oh iya mas, saya sama Iqbal kemaren." Ucap Adaline singkat

"Kenapa harus Iqbal lagi sih, Lin." Ucap Reyka berbisik sendiri

"Kenapa mas? Saya salah ya, harusnya nglapor dulu ya, maaf ya mas, lain kali saya tunggu instruksi dari Mas Reyka dulu." Ucap Adaline panik

"Nggak, cukup bagus kok. Kamu berani take a risk sendiri sebagai penanggungjawab proyek ini. Itu patut diapresiasi. Itu juga menunjukkan kinerja kamu cekatan, Adaline." Ucap Reyka

"Meskipun bikin gue panas ati." Bisik Reyka sendiri menyambung perkataan sebelumnya

"Makasih mas. Jadi, nanti kalo ada masalah lagi nggak usah lapor dulu ke Mas Reyka nggak papa ya mas?" Tanya Adaline memastikan

"Nggak, apapun itu harus dilaporkan dulu ke saya. Karena saya penanggung jawab kalian, saya harus tahu semuanya, sebelum action to solve the problem." Ucap Reyka

GoodHomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang