XXVI

451 22 0
                                    

Masih jelas teringat pelukanmu yang hangat
Seakan semua tak mungkin menghilang
Kini hanya kenangan yang t'lah kau tinggalkan
Tak tersisa lagi waktu bersama

Masih tersimpan
Setiap kеnangan
Semua cinta yang kau beri
Kau takkan terganti

Mеngapa masih ada
Sisa rasa di dada
Di saat kau pergi begitu saja?
Mampukah ku bertahan

Tuhan, sampaikan rindu untuknya

[Sisa Rasa - Mahalini]

.
.

Ada yang penasaran kan kemana Jordave selama ini? sekarang sudah 1 minggu semenjak kepergian Topan, dan selama itu juga Jordave menyiapkan banyak hal untuk balas dendam kepada kelompok Xaverga. Sebenarnya dia masih ragu apakah akan berhasil atau tidak. Tujuan utamanya hanya 1, yaitu membunuh pimpinan Xaverga yang sekarang, Ayahnya Zayan. Jika perlu dia akan memusnahkan semua keluarga itu. Jordave berpikir bahwa tidak ada lagi toleransi kepada mereka, yang mereka lakukan sudah diluar batas wajar. Dan yang terpenting dia tidak mau kehilangan lagi.

Sebelum melakukan aksinya Jordave memutuskan untuk pergi ke makam Topan. Dia berniat untuk meminta ijin kepadanya. Tetapi saat dia ingin menuju ke tempat Topan, dia melihat Zendra yang sedang duduk di samping makam Topan. Jordave bersembunyi di balik pohon yang ada di sana.

Sebenarnya Zendra selalu mengunjungi tempat adiknya itu, dia menghabiskan waktu untuk membersihkan makamnya, dan juga menceritakan kesehariannya.

"Jordave, gua tau lo ada di sini." ucap Zendra sedikit kencang.

degg

Tak lama Jordave menunjukan dirinya di hadapan Zendra. Kondisinya sangat buruk, dia terlihat seperti mayat hidup. Selama menyiapkan semua itu, terkadang Jordave datang ke makam Topan secara diam-diam. Jordave tidak mengira bahwa dia akan bertemu dengan Zendra di sini.

"Sini duduk." suruh Zendra sambil menepuk-nepuk tempat di sampingnya.

Jordave duduk di samping Zendra, dia tidak membuka suara, dan hanya menatap makam Topan dengan sendu. Selain itu, Jordave juga tidak berani menatap mata Zendra.

"Lo harus belajar mengikhlaskan semuanya." kata Zendra. Jordave hanya menggelengkan kepalanya.

"Kak, lo gak marah sama gua? Kalo mau bunuh gua, bunuh aja.. gua rela. Tapi jangan sekarang, soalnya gua mau balas dendam dulu."

"Jor, sebenarnya gua marah banget sama lo. Kadang gua juga pengen ngebunuh lo. Tapi setelah gua pikir lagi itu gak akan berguna sama sekali. Kepergian Topan itu gak disebabkan oleh seseorang, apalagi lo. Ini adalah skenario Tuhan. Dan gua yakin, Tuhan ngasih yang terbaik buat Topan. Tuhan sayang sama Topan, makanya dia nyuruh Topan buat pulang, kalo Topan masih ada di dunia ini, mungkin dia akan merasa sakit terus-menerus." Zendra menghela nafasnya. "Orang yang udah mati itu gak akan seneng kalo liat orang yang ada di sekitar dia semasa hidupnya itu sedih dan menderita karena kepergiannya. Dari pada lo kayak gini terus mendingan lo berdo'a  buat Topan, memohon pada Tuhan agar Topan diberi ketenangan di sana."

Jordave menunduk dan menangis. Dia merasa bahwa dia sangat tidak berguna, dan membuat Topan sedih bahkan dihari-hari terakhirnya. Zendra merangkul Jordave, mau bagaimana pun Jordave adalah orang yang membantu Topan disaat Topan terpuruk dan membutuhkan sandaran. Setidaknya Topan merasa bahagia saat bersama Jordave, walaupun hanya sebentar.

"Jordave, gua mau minta sesuatu sama lo." kata Zendra. Jordave menatap mata Zendra seolah berkata 'Apa?'.

"Jangan balas dendam."

TOPAN [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang