EPILOG

589 32 4
                                    










ㅤㅤ





3 tahun kemudian...

Seorang pria menginjakkan kakinya di atas rerumputan hijau yang segar, ia menghirup udara dan menghela nafasnya.

"Aku datang lagi." ucapnya seraya menjongkokan badannya.

"Tak terasa, ya? Sudah tiga tahun berlalu."

Pria itu menatap langit dengan senyuman manisnya, dia duduk tenang di tempat itu. Tempat itu adalah 'rumah' terakhir bagi manusia. Pemakaman. Pria itu adalah Jordave, dia diam beberapa menit sebelum akhirnya membuka suara lagi.

"Maaf, tahun kemarin aku gak dateng." ucapnya.

"Kakak apa kabar di sana? baik-baik saja 'kan? Aku juga baik-baik aja di sini. Kehidupan aku yang sekarang sudah mulai normal dibandingkan saat itu, rasanya tenang banget. Kalau aku gak ketemu Kak Zendra waktu itu, mungkin aku gak bakal ada di sini sekarang." ia terkekeh kecil.

"Kakak tau gak? Johnny udah punya pacar sekarang.." Jordave tertawa lalu menundukkan kepalanya, "Kak, aku rindu." lirihnya.

"Aku pikir dengan berjalannya waktu, Kakak akan terlupakan dan bayangan Kakak jadi samar, tapi nyatanya aku salah. Seiring berjalan waktu, bayangan Kakak jadi semakin jelas dan aku semakin merindukan Kakak. Aku baru sadar bahwa keberadaan Kakak buat aku itu tersimpan jauh lebih dalam dari yang aku kira." 

Melupakan seseorang yang dicintai itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika waktu yang dihabiskan itu sangat singkat. Belum puas membuat cerita bersama untuk dikenang tetapi malah dipisahkan oleh takdir. Ikhlas, tabah, dan rela adalah sebuah kata yang mudah dilontarkan tapi sangat sulit untuk dilakukan.

▪ ▪ ▪

Malam itu. Malam dimana mata saling memandang, dan hangat tangan saling menggenggam, segala keindahan yang kau punya memberikan kenyamanan yang nyata. Segala hal tentang kau adalah alasan mengapa kujatuhkan hati dengan segala harapan. Namun pada akhirnya semesta berkata keindahan dan kenyamanan hanyalah sekadar fana yang terasa nyata.

Saat kucoba kembali menatap langit dengan sebuah usaha senyum hangat, walau pada faktanya begitu sulit. Ingin rasa kembali terbang tinggi, namun aku ingat dan sadar bahwa sayap rapuhku telah kau patahkan
dengan pelukan yang membinasakan. Kau terlalu hebat melukis sebuah luka dengan coretan tinta hitam pembawa perih, dan aku hanya mencoba pulih dengan luka yang kau beri yang membuat hati kian memerih.

Tetapi kenyataannya kau tidak pernah memberikan aku luka sedikitpun, akulah yang memberi luka itu. Aku yang memberikan luka, dan aku juga yang menerima kepedihan akan kepergianmu. Alasannya tidak rumit, hanya tentang kata selamat tinggal yang tak pernah tersampaikan dan berakhir dengan sebuah penyesalan. Tentang kalimat perpisahan yang tak dimengerti oleh akal dan hati. Sekarang menyesal dan waktu tidak bisa diputar kembali.

Angin bertiup kencang pada malam hari, ditemani suara tangisan langit yang menjatuhkan air matanya pada bumi adalah saksi bahwa aku benar-benar mencintaimu. Dan cintaku ini tidak akan pernah pudar sedikitpun. Rasa yang kau berikan, pelukan yang kau suguhkan, dan kecupan yang amat hangat telah memudar tanpa aba-aba.

Topan Lesmana, ku ucapkan terimakasih untukmu. Kau yang telah memberikan kehangatan dan ketulusan untukku, meski kau telah pergi untuk selamanya, aku akan selalu mencintaimu dari sini. Kau akan tetap hidup dalam jiwaku. Jika ingatanku menghapus kenangan antara kita, aku yakin bahwa hatiku takkan pernah menghapusnya. Aku ucapkan untuk yang terakhir kali, selamat tinggal. Aku harap kau selalu diberi kebahagiaan di sana.

Sekian dariku, Jordave Maverick.
Untuk orang yang selalu dirindukan, Topan Lesmana.


《END》












FINALLY! udah tamat juga ni cerita t_t
Makasih banget buat yang udah baca sampe akhir, dan maaf banget kalau ending-nya kurang memuaskan. Sekian dari saya, makasih dan dadaaah!

*beberapa sajak di atas diketik oleh @.MOJANGJAJAKAOFC on tele

TOPAN [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang