Jealous

486 60 0
                                    

"Selamat pagi, kak Ravennzy! apa kau sudah sarapan?" tanya gadis yang kini bersama Ravennzy

"Belum. Ada apa?" tanya Ravennzy.

"Ayo makan bersamaku. Mama hari ini membawakan bekal yang banyak, aku tak akan habis memakannya sendiri." jelasnya.

"Tidak, kau saja. Aku sudah kenyang." jawab Ravennzy.

"Ayolah, kak Ravennzy. Kau ini sulit sekali makan. Aku tahu perutmu itu kelaparan, dasar kau saja malas untuk makan." celotehnya.

"Baiklah, Maura. Aku makan bersama mu." ucap Ravennzy.

Maura Gleoviska, gadis cantik dan lugu. Sudah sejak satu tahun yang lalu hingga sekarang Maura menyukai Ravennzy. Entah apa yang membuat Maura jatuh hati kepada Ravennzy. Padahal sudah sering sekali Maura ditolak Ravennzy, tapi tidak pernah ada kata menyerah pada diri Maura. Baginya, tak apa jika Ravennzy tidak membalas cintanya, dekat dengan Ravennzy seperti sekarang ini saja sudah membuatnya bahagia.

Ketika keduanya sedang makan bersama dikantin, tak sengaja sepasang mata melihat kemesraan Ravennzy dan Maura. Bagaimana tidak, Maura sekarang sedang menyuapi Ravennzy dengan bekal miliknya. Entah kenapa, Ezio yang melihat keduanya sedang bermesraan itu merasakan sesak pada dadanya. Ezio pun tak tahu, apakah ia sudah benar benar jatuh hati pada Ravennzy?

"Aku tidak lapar lagi, kalian saja yang makan. Aku akan ke kelas, dan menyelesaikan beberapa tugasku." ujar Ezio.

"Hey! bagaimana bisa dia tidak lapar lagi? padahal sedari tadi dia yang tak sabar ingin makan." ujar Claire.

"Sudahlah, mungkin baru saja dia mendapatkan  hidayah. Kita saja yang makan, aku sudah sangat lapar. Dan itu, Ravennzy. Ayo kita gabung saja bersama mereka!" ucap Reyen.

"Hanya berdua? dimana Ezio? kenapa tidak ikut bersama kalian?" tanya Ravennzy.

"Bisakah kau menanyakan satu persatu, Ravennzy?" jawab Reyen dan hanya dibalas anggukan oleh Ravennzy.

"Sebenarnya tadi kami bertiga. Tapi saat sampai disini, Ezio bilang ia akan kembali ke kelas karena sudah tak lapar lagi. Aku pun tak tahu, padahal tadi katanya dia sangat lapar." sambung Reyen.

"Bisa begitu, aneh sekali" ujar Ravennzy.

"Tunggu, Ravennzy. Apakah Ezio melihat kau bersama Maura? bisa saja Ezio melihatnya dan Ezio cemburu." ujar Farrelino.

"Mana mungkin, lagian kenapa Ezio harus cemburu." ujar Claire.

"Dia mulai menyukai Ravennzy." jelas Reyen.

Perutnya sangat lapar, tapi dia tidak ingin makan. Pemandangan di kantin tadi membuat nafsu makannya hilang.

"Siapa wanita tadi? apakah dia kekasihnya Ravennzy? mereka kelihatan sangat cocok, mungkin benar bahwa itu adalah kekasih Ravennzy." monolog Ezio.

"Ah kenapa aku memikirkan Ravennzy terus. Apa masalahnya jika memang benar wanita itu adalah kekasihnya. Tapi kenapa ini membuatku tak tenang. Tidak mungkin aku menanyakan langsung kepada Ravennzy, memalukan." sambungnya.

Ezio yang sudah lelah dengan pikirannya pun menenggelamkan wajahnya di meja. Merasakan ada yang mengelus rambut nya, ia pun mendongak kembali.

"Dia hanya adik kelasku, dan dia menyukai ku." jelas Ravennzy.

Terkejut, bagaimana bisa Ravennzy menjawab pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Ezio. Apakah Ravennzy mendengar apa yang ia bicarakan tadi? sungguh, Ezio sangat malu sekarang jika benar Ravennzy mendengarnya.

"Apa peduli ku? kenapa kau menjelaskannya kepadaku, aku tidak ingin tahu." ucap Ezio.

"Benarkah? bukankah kau yang sedari tadi bertanya pada dirimu sendiri siapa wanita yang bersamaku tadi dikantin. Aku mendengar semuanya, Ezio." jawab Ravennzy.

"Haish, maafkan aku. Aku hanya penasaran saja." jelas Ezio.

"Tak perlu meminta maaf. Ah ya, apakah kau cemburu?" tanya Ravennzy.

"Tidak, aku tidak cemburu. Lalu, apakah kau menyukainya juga?" ujar Ezio.

"Tidak, aku tak menyukainya." jawab Ravennzy.

"Kenapa? bukankah dia wanita yang sangat cantik?" ujar Ezio.

"Aku sudah menyukai orang lain, dan orang nya adalah kau, Ezio. Jadi, kau tak perlu cemburu lagi." jelas Ravennzy.

Maura Gleoviska, adik kelas Ravennzy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maura Gleoviska, adik kelas Ravennzy.

Maura Gleoviska, adik kelas Ravennzy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAVENNZY - ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang