Interested

751 88 1
                                    

Seorang pria manis tengah mengusak kedua matanya, melihat sekitar kelas yang sepi. Apakah sudah waktunya istirahat, pikirnya.

"Ngantuk sekali. Dimana Reyen dan Claire? apakah mereka sedang ke kantin? sudahlah lebih baik aku ke kantin saja, baby tummy ku sudah berteriak minta diisi." monolog Ezio.

"Zio!" teriak Reyen, seraya melambaikan tangan dengan maksud menyuruh mendekatinya.

Yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara, dan langsung menghampiri Reyen dan lainnya.

"Halo, Ezio!" sapa Marvel.

"Ouh, Hai juga, Marvel." balas Ezio, dengan tersenyum ramah.

"Kau kenapa tidak membangunkan ku? kau tau, baby tummy ku ini sudah berteriak sejak tadi. Untung saja aku terbangun, jika tidak pasti sekarang aku sudah pingsan karena kelaparan!" gerutu Ezio, yang tak sadar bahwa sedari tadi ia ditatap oleh Ravennzy.

"Menggemaskan." batin Ravennzy.

"Zio, apakah kau yakin tidak ingin ikut denganku?" tanya Reyen.

"Iya, Reyen. Sudah, kau pulang sana. Sebentar lagi supirku pasti datang." ujar Ezio.

"Baiklah, baiklah. Aku duluan ya, kau hati hati menunggu disini." ucap Reyen, seraya menghidupkan motornya dan meninggalkan Ezio.

"Dasar bodoh, harusnya dia yang hati hati." ucap Ezio bermonolog.

Jam sudah menunjukkan pukul 4, tak ada tanda tanda supir Ezio datang menjemputnya. Ezio pun menyesal karena menolak ajakan dari Reyen tadi. Jika dia menerima ajakan Rayen, pasti dia sudah sampai dirumah dan sedang tidur bersama Rain, boneka kesayangannya.

"Dimana rumahmu?" tanya seseorang, yang berhasil membuat Ezio terpelonjak kaget.

"Ya! kau ini mengagetkan ku saja." jawab Ezio.

"Dimana rumahmu?" tanya pria itu sekali lagi.

"Rumahku didekat toko kue permata. Ada apa kau menanyakan rumahku?" tanya Ezio.

"Aku akan mengantarmu, ayo!" ucap pria itu, seraya memegang tangan Ezio.

"Tidak perlu, Ravennzy. Aku akan menunggu supirku sebentar lagi, dia akan menjemputku." ucap Ezio.

Ya, pria itu adalah Ravennzy. Sedari tadi, Ravennzy memperhatikan Ezio yang tengah menunggu supirnya. Ia juga melihat saat Ezio menolak ajakan Reyen. Entah hasutan darimana, hati Ravennzy mau menunggu Ezio hingga dijemput supirnya. Namun, supir Ezio tak kunjung menjemput. Inilah hasilnya sekarang, Ravennzy menghampiri Ezio dan berusaha membujuk Ezio agar mau diantarkannya pulang. Karena jika tidak, pria itu akan menunggu lebih lama, atau mungkin hingga nanti malam.

"Terimakasih, Ravennzy. Apa kau mau mampir terlebih dahulu? dirumahku hanya ada mama ku."
ucap Ezio.

"Lain kali, sampaikan salam untuk mama mu." ucap Ravennzy, dan langsung meninggalkan Ezio yang masih berdiri didepan pagar rumahnya.

"Dasar, pria tidak jelas. Sesekali menyeramkan, sesekali menggemaskan. Ah, Ravennzy! apakah aku tertarik pada dirimu? Tidak, tidak! Oh, ayolah Ezio. Pikiran macam apa itu." ucap Ezio, dan langsung memasuki rumahnya.

" ucap Ezio, dan langsung memasuki rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


RAVENNZY - ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang