-SAUJANA-
Mika menatap anak kecil yang baru saja berteriak kepadanya. Mika yakin perkataan itu ditujukan hanya untuknya, mengingat dirinyalah yang paling dekat dengan gadis kecil itu.
Siapa yang menjadi objek yang paling banyak dilihat di supermarket? jawabannya adalah Mika.
Dua kali! Ingat dua kali gadis kecil itu membuatnya malu.
Mika memang menggunakan vest, yang tidak sampai menutup lengannya, hanya saja ini normal. Kenapa anak kecil itu mempermasalahkan apa yang seharusnya tidak di permasalahkan oleh anak kecil se-usia nya?
Benar-benar membuat mika merasa jengkel.
Mika yang terlanjur kesal akhirnya memberanikan diri menatap anak kecil itu dengan datar. "heh ini namanya fashion! Bukan bolong!"
Alya justru tertawa semakin kencang seolah ini adalah bahan yang patut untuk di tertawakan. Suara tawa Alya yang keras mampu menarik atensi dari seluruh orang yang disekitar nya. Yang kebanyakan terindikasi ibu-ibu.
"Tetep aja bolong, kalau kata nenek itu baju orang yang kekurangan bahan"
Mika mendengus kesal, "ih ngeselin banget sih!"
Alya yang melihat Mika menjulurkan lidahnya. Sambil terus tertawa.
Ibu-ibu yang melintas juga turut menatap Mika dengan datar, sambil sesekali berdecih. Banyak di antara mereka yang menatap mika sambil berbisik dengan yang lainnya.
"Lagian, baju nya kurang bahan sih, gak malu di ketawain sama anak-anak?"
Mika menarik trolinya dengan kasar, dan mendorongnya ke arah lain.
"Lain kali anaknya di bilangin supaya gak nge-roasting orang di tempat umum ya."
Mika menjauh dan mempercepat langkahnya untuk mengambil bahan-bahan yang ibunya perintahkan agar dirinya bisa cepat-cepat pergi dari sini.
"Ralat, ternyata si mas ganteng itu punya banyak kekurangan. Selain bukan jodoh gue, kekurangan yang lainnya punya anak yang nyebelin!"
Sementara di lain sisi, Radit menatap Alya dengan datar. "Alya itu namanya gak sopan, tahu? Lain kali gak boleh kayak gitu!"
Alya menghentikan tawanya. "Janji ini yang terakhir, gak tahu kalau ketemu sama Tante yang bajunya Kurang bahan itu lagi."
Radit menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya Alya dengan gadis itu memiliki kesamaan, sama-sama keras kepala.
-SAUJANA-
Mika menangis hingga sampai di rumahnya, membawa kantung belanjaannya dengan tergesa-gesa. Ketika sampai di dapur, Mika langsung meletakkan belanjaannya begitu saja. Berniat mengadu kejadian ini kepada sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUJANA
Teen FictionSejak kedatangan Radit menjadi tetangganya. Mika menjadi semangat tebar pesona. Tapi minusnya Radit tidak pernah suka kepadanya. Alasannya karena mika yang katanya sumber pembuat masalah dan ceroboh. Mika selalu berharap Radit menjadi jodohnya, ap...