5) Yang Sebenarnya

487 42 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••Yang sebenarnya•••

Seiring dengan datangnya suara anak kecil dari arah belakang.  Mika langsung menoleh ke belakang. Matanya melebar tidak percaya saat menemukan anak kecil yang sama, yang seharian ini membuatnya tidak mood untuk melakukan apa-apa.

Beda dengan Ayahnya yang mood booster banget.

Kan mika sudah bilang sebelumnya! Gak mungkin laki-laki tipe penyayang kayak radit gak bawa Pawang nya kemana-kemana.  Meskipun istrinya tidak terlihat, tapi tetap saja Radit tetap membawa Alya sebagian penegas bahwa dia ada yang 'punya'.

Mika menyipitkan matanya tidak suka saat anak kecil yang membuatnya menangis, langsung berjalan melewati nya begitu saja, dan langsung duduk di pangkuan ibunya.

"Dih!" Tanpa sadar Mika berdecih dengan keras sampai ibunya menoleh ke arahnya dengan pandangan bertanya. "kenapa mik?"

Mika langsung menggeleng, memilih untuk menahan amarahnya, dia tidak mau di marahi oleh Linda gara-gara dia tidak mau mengalah dengan anak kecil, padahal jika di pikir-pikir gadis cilik itu bukan sembarang anak kecil, melainkan generasi playing victim.

Linda nampaknya antusias, sudah lama dia tidak berinteraksi dengan anak kecil, mungkin hanya anak dari saudara-saudara atau bahkan cucu mereka.

Jadi tidak heran jika Linda sangat menyukai berita bahwa di depan rumah mereka ada anak kecil yang bisa dia ajak bercengkrama kapan saja.

"Alya, udah cicipin masakannya nenek? Kira-kira suka enggak?" Linda bertanya sambil memeluk Alya di pangkuannya.

Ohhhh namanya Alya, bagus sih, tapi gak sebagus akhlaknya, batin mika sambil menatap Radit yang tersenyum.

Ishh... Kenapa bapak satu anak itu semakin terlihat tampan? Mika senyum-senyum sendiri melihatnya. Kan kalau gini, mika jadi susah mundurnya!

"Oh jadi kamu yang ngatain baju saya bolong?" Karena tidak tahan akhirnya mika mengeluarkan unek-unek nya. Menatap gadis cilik itu  dengan tajam.

Sementara Alya justru semakin mengeratkan pelukannya pada Linda.

Helderman yang nampaknya tidak mengerti dengan situasi ini, akhirnya buka suara, "siapa yang bajunya bolong?"

"Gini--" mika berniat menjelaskan tapi buru-buru sang ibu membuka mulutnya. "mika buruan mandi, gak sopan ada tamu tapi kamu kayak gembel kayak gitu!"

Mika mengatupkan rahangnya keras, kesal dengan sang ibu, alhasil mika segera balik badan dan berlari menaiki tangga, namun belum Sampai melangkahkan kakinya pada tangga pertama, kaki mika tersandung dan membuatnya jatuh kembali kebawah.

Dengan posisinya yang tidak bisa dikatakan baik, mika menoleh ke belakang, ke arah ibu dan ayahnya serta ke arah Radit yang menatapnya sambil tertawa.

Mika rasanya ingin menangis, bahkan matanya sudah berkaca-kaca, namun harus dia tahan karena ini menyangkut soal harga dirinya.

SAUJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang