Happy reading
..."Pa, kenapa dia ada di sini?" tanya Alya di tengah acara makan malam mereka.
Radit menatap Alya dengan lembut seolah memberikan penjelasan bahwa yang terjadi bukan seperti apa yang ditakutkan Alya.
"Tante mika butuh bantuan jadi papa bantu," jelas Radit.
Alya menyendok kan makanan ke dalam mulutnya, menatap Radit tak percaya. "Bukannya dia udah gede ya, mana ada orang besar yang masih minta bantuan? Mereka kan bisa melakukan semua yang mereka mau tanpa bantuan siapapun."
Amira yang melihat gadis kecilnya berkata seperti itu justru Noah terkekeh-kekeh.
"Kita ini semua hidup butuh bantuan sayang. Termasuk bunda juga."
Amira meletakkan minumannya tepat di depannya lalu menatap Alya dengan lembut.
Seolah ibu peri yang baik. Lemah lembut dan semua kebaikan ada pada Amira. Mika yang melihat itu sontak merasa iri. Beda jauh dengan dirinya yang kasar dan tidak tahu cara bersikap yang manis.
"Alya lupa apa yang bunda ajarin, kalau ada yang kesusahan itu harus di bantu nak, bukan di diemin."
"Kan Alya mau bantu orang yang baik aja, kan Tante ini jahat Bun." Ucap Alya polos.
Raut wajah mika sontak kaget, melototkan matanya tidak percaya. "Heh enak aja. Emang Alya udah pernah main sama Tante? Pernah kenal Tante dekat, kan baru ketemu beberapa hari kok bisa judge Tante jahat, Alya dapat spekulasi kayak gitu dari mana? Tante baik kok. Mau coba main sama Tante?" ucap mika panjang lebar.
Sementara Alya semakin tidak suka dengannya.
"Tante cerewet aku gak suka."
Singkat, jelas dan padat, Satu kalimat yang mampu membuat mika langsung kicep.
Sementara Amira hanya senyum -senyum sendiri. Dan mencubit paha suaminya.
Setelah semuanya selesai makan. Mika membantu Amira yang tengah membereskan puring makan mereka. Sebagaimana cosplay jadi orang yang pengertian setelah di tampung dengan tidak tahu dirinya oleh radit.
Mika siap kok kalau harus direpotkan Radit tiap hari. Muka juga rela menurunkan standarnya untuk duda, kalau duda kerennya macam mas Radit kayak gini.
Mika ikhlas ya Allah.
"Udah kenal lama mik sama Radit?"
Mika mendongakkan kepalanya. Di meja makan hanya ada dirinya dan juga Amira. Suami Amira yang tidak diketahui namanya oleh mika, pergi bersama Alya dan juga Radit. Alya yang doyan dusel dusel suami Amira sangat senang berdekatan dengannya. Emang bocil itu tahu banget mana yang ganteng.
Tenang masih ganteng bapak mu kok nak
"Baru juga berapa hari mba, baru lulus langsung pulang, belum ada planing kerja."jawab mika.
Mika harus mengambil kesempatan ini. Setidaknya sebelum mendekati Radit mika harus mendekati Amira yang notabennya adalah sahabat dekat radit.
Secara mika pernah mendengar bahwa sebelum mendekati orang dekati temen nya dulu, karena berpotensi besar akan berpengaruh.
Restu teman maka otomatis membuka jalan kelancaran suatu hubungan setelah restu orang tua.
Kalau orang tua sepertinya akan terlalu jauh, maka mika akan mencoba untuk mendekati temannya dahulu.
Siapa tahu, sekali mendayung dua pulau terlampaui.
"Gimana radit menurut kamu orangnya?" Tanya Amira.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUJANA
Teen FictionSejak kedatangan Radit menjadi tetangganya. Mika menjadi semangat tebar pesona. Tapi minusnya Radit tidak pernah suka kepadanya. Alasannya karena mika yang katanya sumber pembuat masalah dan ceroboh. Mika selalu berharap Radit menjadi jodohnya, ap...