Langit dan galau brutal

394 77 2
                                    

"Pacaran mulu, nanti putus gue mampusin lo."

"Apasih iri ajaa yang ngga laku," balas Chandra ikutan julid. Dia lagi asik telponan sama pacarnya begitu Raka dateng mergokin dia diloteng.

"Minggir! Gue mau ambil kanvas dibelakang lo." Raka ngedorong gitu aja kembarannya yang belum siap sama sekali.

"Anjing juga ya lo Rak-- Eh ngga kok yang, ini nih si bogel biasa nyari gara gara lagi." Chandra ngangguk doang nanggepin pacarnya yang lagi ngomel. Raka yang ngeliat itu ngedecih pelan, "ternyata cinta beneran ngebuat orang jadi tolol."

"Gue tutup dulu ya, jangan lupa minum air anget yang banyak biar ngga tambah sakit tuh tenggorokannya. Hu'um, iya. Besok kalo masih panas mending absen aja yaa. Cepet sembuh yaa pacarnya Chandraa!!" Ucap pemuda berkulit tan itu semangat diselingi cengiran lebar setelahnya.

"Bolong kuping gue lama lama denger lo telponan alay begitu."

"..tapi kuping kan emang bolong?"

"..."

Mereka keluar barengan dari loteng. Chandra curi-curi pandang ke Raka yang keliatan banget kesusahan ngebawa kanvas gede sama alat-alat lukisnya.

"Si bagong cuma ngeliatin doang, bantuin heh!"

Chandra ngambil kotak ditangan kiri Raka sambil ngedumel. "Inii penghuni rumah pada kemana sih? Dari kemaren muka lu doang perasaan yang muncul."

Raka natap sinis kembarannya sekilas, "Papa lagi nyari duit, Bintang dikamarnya, Langit ngga tau lagi dimana terus si Raina lagi main ke rumahnya si Jaki."

"Tuh anak perasaan demen banget main ke rumah sebelah," sahut Chandra agak kesel. Inget, dia ngga terima adek bontotnya naksir si tetangga.

"Taruh sana aja."

Pemuda dengan rambut acak-acakan itu ngeliat kesekeliling taman belakang yang udah lebih bersih dari sebelumnya. "Lo mau ngapain dah?"

"Mau mancing. Ya udah jelas ini gue bawa kanvas sama alat alat lukis, ya pasti ngelukis lah!" Raka mendengus lantas mengambil tempat untuk dirinya mulai melukis.

"Lo mau ngelukis apa?"

Raka menunjuk bunga anggrek ungu didepan sana dengan dagunya. "Bunganya si Bintang cantik banget. Mumpung gabut gue lukis aja."

Chandra mengangguk paham kemudian memilih duduk disamping kakak kembarnya itu. "Papa perasaan jarang banget dirumah ya akhir akhir ini?"

Raka melirik sekilas adik kembarnya, "Papa kan harus ngurus cabang yang bermasalah di bogor itu Chan.."

Chandra cuma bisa narik nafas panjang ngedenger ucapan Raka. Dirinya kembali natap langit-langit kayu ditempatnya duduk sekarang.

"Gue cuma ngga mau Papa sakit.."

---

Dilain tempat, ada si bungsu yang lagi ngerujak bareng si jaki.

Btw namanya bukan beneran 'jaki' itu cuma akal-akalannya si kembar namain tetangganya.

Pemuda sipit yang lagi ngupas mangga hasil nyolong dirumahnya pak Agung itu namanya Nero Zachery. Dia seumuran sama si kembar, tapi kadang gituu suka ngga akur. Adaaa aja yang diributin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Empat Sesat Lima Sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang