"Darararararari nanananananana."
Langit diem-diem ngevideoin adek kembarnya itu. Momen langka yang harus diabadikan.
Bintang sendiri lagi sibuk buat adonan brownis. Sampai ngga sadar saudara-saudaranya pada nontonin dia sambil nahan gemes dari arah ruang keluarga.
"Plis kak Na lucu banget," ucap Raina pelan. Dirinya heran, dia yang paling bungsu tapi malah dia yang kalah gemes.
Dan, ingat. Satu keluarga bucin sama yang namanya Jana Bintang.
Tatapan mereka berempat masih fokus ke Bintang, ngebiarin gitu aja tv yang dari tadi ngoceh sendiri.
"RAIN!!! TOLONG BANTU KAKAK SINI."
"Iyaa iyaa ngga usah teriak kali, kak," sahut Raina sambil berjalan menghampiri kakaknya itu kedapur.
Sementara ketiga pemuda lainnya kembali menatap layar tv yang menayangkan kartun spons kuning favoritnya Raka, eit setelah moomin tentunya.
"Besok siapa yang bakal nemenin Bintang?" Si sulung membuka suara. Dirinya menatap kedua kembarannya gantian, "gue besok ada rapat osis, kemungkinan sampe sore."
Langit membenarkan letak kaca matanya kemudian menghela nafas pelan, "besok gue ada latihan silat buat persiapan lomba minggu depan." Ia menoleh kearah dapur guna melihat kedua adiknya yang sedang sibuk berdebat. "Si Raina juga besok harus ke sanggar."
Chandra dari tadi emang diem, katanya lagi sakit gigi. "Gue ada janji sih sebenarnya sama ayang sshhh," Chandra mengusap pipi kirinya yang membengkak. "Ntar gue batalin aja. Kasian Bintang harus check up sendirian."
Langit menatap kembarannya kaget, "pacar lu ngga papa digituin?"
Chandra mengangguk santai, "ya ngga papa lah! Dia ngga punya hak buat ngelarang gue pergi sama saudara gue." Chandra senyum tipis, "lagian si Sakya pasti ngerti kok gue nemenin Bintang besok."
Raka dan Langit mengangguk paham. Mereka awalnya agak takut pas tau kembarannya udah punya pacar. Mereka khawatir kalau Chandra bakal jarang ada waktu buat mereka, atau lebih parahnya lagi ngga peduli sama saudara-saudaranya.
Tapi hal itu ngga terjadi kok, Chandra masih tetap jadi orang yang sama. Sejak dulu sampai sekarang ngga berubah. Syukurnya juga pacar dari si abang bisa berpikir dewasa dan mau ngerti posisi pacarnya.
"Siapa yang mau brownis sini cepet kedapur!!" Lagi, keluarga ini kalo ngga teriak berasa ada yang kurang keknya.
Ketiga saudara kembar itu saling pandang. Mereka sebenernya udah makan nasi padang tadi sepulang dari main futsal tapi karna ini buatan Bintang apasih yang engga. Disuruh makan paku juga mereka mau kok.
---
"MAS BINGIT! GUE POTONG YE BURUNG LO!"
Oknum yang diteriaki berjalan tergopoh menghampiri dari lantai atas. Mengabaikan rasa sakit dibokongnya karna terpeleset tadi.
"Kenapa Na? Kenapa???" Mata langit terbelalak saat melihat apa yang sedang digenggam Bintang.
"Anak gadis gue!!!!!!"
Bintang ngedecih pelan ngeliat kembarannya heboh banget ngambil burung kenari kuning kesayanganya dari tangan dia.
"Tarzan, gue minta tolong banget ya.. Urus anak anak lo." Pemuda berbulu mata lentik itu mendengus kasar sambil menunjuk kearah tanaman hias serta furniture kayu yang sengaja dia taruh ditaman belakang rumah mereka. "Lo liat gara gara si tiga kucing garong dan burung tai ini taman gue jadi ancur???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Sesat Lima Sempurna
FanfictionCuma cerita si kembar empat tambah adek tengil yang bawelnya kebangetan dan Papa ganteng si penikmat keributan.