Four

1.5K 239 6
                                    

Hari terus berlalu, sama halnya dengan kehidupan Kiara yang terus berjalan. Setelah semingguan ini dirinya sedang sibuk mencari kerja, ia ingin memulai hari baru.

Tepat pada siang ini dirinya sedang mengatur napas di sebuah ruang tunggu perusahaan yang terbilang lumayan besar, ia gugup karena sebentar lagi adalah gilirannya untuk wawancara.

"Kiara Binara, silahkan."

Setelah namanya dipanggil, Kiara segera masuk ke ruangan bos besar pemilik perusahaan. Ia memasang senyuman manisnya untuk formalitas.

"Halo, Kiara."

Suara itu, jelas Kiara mengingatnya. Matanya membulat tak percaya, seseorang yang akan mewawancarainya sekaligus calon bos besarnya adalah Jendral?!

"Mbak Kiara silahkan duduk," kata sang asisten mempersilahkan.

"Hah? Oh, iya." Kiara masih tak percaya, harga dirinya ingin diletakkan dimana jika sudah begini?

"Ini yang terakhir kan?" tanya Jendral pada sang asisten. Sang asisten lantas mengangguk mengiyakan. "Betul Pak, ini yang terakhir."

Jendral mengangguk. "Bagus, kalau begitu tolong tinggalkan kami berdua," perintahnya. Asisten itu mengangguk patuh lalu segera keluar dari ruangan kerja milik Jendral.

"Lama gak ketemu ya, Ra." Jendral tersenyum manis pada Kiara, Kiara memang tak memiliki status istimewa di hidupnya, tetapi rasanya ia merindukan sosok perempuan tomboy itu.

"Kamu makin cantik, saya suka."

Kiara teediam. Kemudian ia tersadar dari lamunannya, ia segera berdiri dan bergegas keluar dari ruangan Jendral. Namun, jelas saja Jendral tak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Mau kemana?" tanyanya sambil menahan pintu.

Kini Kiara berada di dalam kurungan kedua tangan Jendral. "Bukan urusan lo."

"Jelas itu jadi urusan saya. Kamu itu calon karyawan saya, kan?"

Kiara berdecak kesal. "Kalo gue tau lo pemilik perusahaan ini, gue juga gak akan lamar kerja di sini. Minggir, gue mau keluar."

"Kamu sebenci itu sama saya?" tanya Jendral serius.

Pertanyaan itu membuat Kiara sukses tak bisa berkata-kata. Benar juga, padahal Jendral selalu melakukan hal baik padanya, meskipun menurutnya Jendral sedikit menyebalkan. Ia rasa Jendral hanya muncul di saat yang tidak tepat saja.

"Saya gak suka punya musuh. Ikut saya, kita selesain semuanya, biar jelas."

Jendral menggandeng tangan Kiara begitu saja, entah kali ini perempuan dengan rambut bermodel mid-length itu akan dibawa kemana.

***

"Jadi, salah saya apa?"

Kiara melahap suapan terakhirnya tanpa menjawab pertanyaan Jendral, sekarang ini ia dan Jendral sedang berada di sebuah restoran dekat pantai.

"Dari tadi kamu belum jawab pertanyaan saya loh," sindir Jendral sambil mengunyah kentang gorengnya.

"Lo gak salah," jawaban itu akhirnya terucap dari mulut Kiara.

Jendral memerhatikan perempuan yang telah menarik hatinya dengan siku yang bertumpu pada meja makan.

"Maaf. Gue yang terlalu berlebihan. I'm not a person who can get along with strangers, gue harap lo ngerti."

Somebody || JenRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang