"Permisi Bu, ini berkas-berkas yang harus ditanda tangani."
Kiara mengambil berkas itu lalu tersenyum tipis. "Terimakasih," katanya. Asisten barunya itu mengangguk kemudian langsung keluar dari ruangan kerjanya.
Kini Kiara sudah menjadi seorang manajer di kantor ayahnya. Belum lama, baru sekitar 3 hari sejak ia menolak tawaran pekerjaan di perusahaan milik Jendral. Menatap komputer terus menerus membuatnya lelah dan jenuh. Pantas saja, sejak tadi ia sibuk mengecek berkas dan menanda tanganinya, bahkan ia sampai lupa untuk makan siang.
Ting!
Ponselnya berbunyi saat ia mendapatkan sebuah notifikasi pesan dari nomor tak dikenal. Sebenarnya ia tak peduli dengan si pengirim pesan, tapi bagaimana orang itu mengetahui nama lengkapnya? Karena jenuh dengan komputer milik perusahaan, ia membalas pesan itu.
Sambil menunggu seseorang itu membalas pesan, Kiara melanjutkan pekerjaannya. Berkat otak encer dan sifat ambisius yang menurun dari kedua orang tuanya, pekerjaannya untuk hari ini sudah ia selesaikan, jadi sekarang ia sedang mengerjakan pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan besok.
Ting!
Kiara membuka ponselnya dan segera melihat ponsel itu, ia tertawa kecil, rupanya nomir tak dikenal itu adalah Jendral. Ia menahan tawanya saat membaca ketikan Jendral yang menurutnya sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kiara melihat jam tangannya, ternyata masih pukul setengah dua siang, ia lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya dulu baru bersiap untuk pergi. Sekarang ini dirinya dan Jendral sudah menjadi teman yang baik antar satu sama lain, hal itu juga membuatnya lebih bersemangat dalam nenjalani hidup karena ia tak merasakan kesepian lagi sekarang.
***
Jendral meneguk secangkir americano hangat miliknya, ia lebih dulu sampai di kafe ini. Suara pintu yang terbuka membuat matanya tertuju pada perempuan dengan kemeja putih baru saja masuk ke dalam kafe itu. Orang yang ia tunggu telah datang, lantas ia mengangkat tangannya untuk mmeberi tanda keberadaannya.
"Maaf ya lama," kata Kiara sambil duduk di depan Jendral. "Gak lama, lagian ini juga baru jam empat tepat," balasnya sambil menunjukkan jam tangannya.
Kiara memang merupakan orang yang tepat waktu, ia mengangkat tangan dan memesan makanan dan minuman yang ia mau.
"Gimana kerjaan?" tanya Jendral basa-basi.
"Hmm... lumayan lah, masih adaptasi juga. Kalo lo gimana?" tanya Kiara balik.
"Masih sibuk cari yang pas untuk gantiin asisten saya. Padahal kalo kamu gak ngundurin diri kemarin, saya pasti langsung pilih kamu," jawab Jendral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody || JenRina
FanfictionKiara Binara si penyuka sesama jenis terpaksa harus move on dari sang kekasih kesayangannya. Tetapi siapa sangka bahwa di saat ia merasakan patah hati terbesarnya, ia malah bertemu seorang lelaki yang dengan tanpa izin mencampuri urusan hidupnya. I...