Seven

1.4K 219 12
                                    

Kiara berjalan bolak-balik sejak beberapa menit yang lalu, ia berada di kantor sekarang. Ia sedang bimbang, tetapi bukan karena pekerjaannya. Dari tadi ia sibuk membuka dan menutup room chat-nya dengan Windy. Ia sempat meminta saran Jendral dan saran dari pria itu adalah mengirim pesan pada Windy saja agar masalah cepat terselesaikan.

Meskipun ia tahu bahwa sahabatnya itu merupakan orang yang easy going, tetapi tetap saja banyak pikiran buruk yang muncul di kepalanya. Ia menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan, sepertinya ia akan nekat mengirim pesan pada sahabatnya itu.

Jarinya mengetik sebuah pesan kemudian mengirim pesan itu. Ia terus menatap ponselnya karena gelisah akan jawaban dari pesannya itu. Kiara menutup room chat-nya saat Windy mengetik, bahkan ia mematikan ponselnya.

Ting!

Kiara membuka ponselnya dan membaca balasan pesan Windy dari notifikasi, kemudian ia tersenyum lega, untung saja Windy masih mau membalas pesannya.

Senyuman manis itu terukir di bibir Kiara, ia senang karena bisa berhubungan kembali dengan sahabat sekaligus mantan kekasihnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman manis itu terukir di bibir Kiara, ia senang karena bisa berhubungan kembali dengan sahabat sekaligus mantan kekasihnya itu.

Mungkin kesalahannya tak bisa mengembalikan keadaan seperti semula, tetapi dengan berhubungan baik saja, itu sudah lebih dari cukup untuknya.

***

Kiara sudah sampai di lokasi tempat di mana Windy dan Narendra akan mencicipi katering. Kedatangannya disambut hangat oleh pasangan yang sebentar lagi resmi menjadi sepasang suami istri itu.

"Kiara!" sapa Windy antusias, ia memeluk Kiara erat. Sejujurnya ia merindukan sosok Kiara di hidupnya sebagai sahabat yang baik.

Pelukan Windy membuat Kiara terkejut, lantas ia memeluk balik sahabatnya itu. Ajaibnya perasaannya pada Windy telah hilang begitu saja.

Windy yang tersadar segera melepaskan pelukannya. "Eh— hehehe... maap."

Kiara mengangguk, lalu matanya tertuju pada Narendra yang berada di belakang Windy. Ia tertawa kecil. "Ngapain minta maaf sama gue, calon lo tuh cemburu."

Mendengar itu Windy langsung membalikkan tubuhnya menghadap Narendra, ia menggandeng tangan calon suaminya yang terlihat sedikit cemburu.

"Maaf, hehehe..." kata Windy. "Iya," balas Narendra sambil mengelus kepala perempuannya itu lembut.

Kiara tersenyum melihat sahabatnya bahagia, ia berharap yang terbaik untuk Windy.

"Terus ini kenapa masih di depan? masih ada yang ditunggu kah?" tanya Kiara pada mereka berdua.

Narendra mengangguk. "Tuh!" ia menunjuk seorang lelaki yang sedang menuju kemari.

"What's up guys!" sapa lelaki itu sembari membuka kacamata hitamnya.

"Aneh, masa sore-sore gini pake kacamata hitam," celetuk Narendra.

Lelaki itu menggelengkan kepalanya pelan. "Ini style, bro! Gimana sih, temen lo ini kan selebgran papan atas jadi gak boleh ketinggalan style zaman sekarang dong!" sombongnya.

Somebody || JenRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang