"Hoaam.. Dah pagi ya ? Lebih baik aku cepat mandi." Ucap Taufan, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Selesai mandi..
"Mereka kemana ya ? Kok nggak kelihatan." Taufan menjadi heran.
Taufan pun bersiap-siap. Di saat saudaranya pergi, biasanya ia akan pergi keluar mencari udara segar. Jika ada saudaranya, ia tak mungkin bisa keluar dari rumah.
Di taman..
"Cuacanya bagus. Pemandangannya juga indah. Tempat yang tepat untuk menenangkan pikiran." Ucap Taufan.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara tangis seeorang. Suaranya juga seperti minta tolong.
"Eh?! Siapa yang menangis ?" Ucap Taufan.
"Sebaiknya aku cari tahu!" Sambungnya.
Di sebuah gang kecil, tampak seorang anak kecil dengan goresan luka. Ternyata, anak itu di ganggu oleh sekelompok orang berbadan besar.
"HEI! LEPASKAN ANAK ITU!!" Ucap Taufan geram.
"Kamu mau apa hah ? Kami bertiga dan kamu cuma sendirian.. kamu tak bisa melawan kami!"
"Aku tak takut pada kalian! Lepaskan dia!" Ucap Taufan.
"Lewati kami dulu kalau begitu!"
Jleb
Taufan menusuk ketiga orang itu dengan pisau. Orang jahat itu tak sanggup melawan.
"Cukup! Kamu terlalu kuat.. kami meyerah..." Orang orang itu pingsan.
Setelah itu, Taufan membawa anak yang terluka itu ke rumah sakit.
"Kamu baik-baik saja ?" Tanya Taufan.
"Aku ga papa kok. Kakak juga ga papa kan ?" Anak itu khawatir dengan keadaan taufan.
"Kakak ga papa. Oh ya, siapa namamu ?" Tanya Taufan.
"Namaku Fazli." Ucap Fazli tersenyum.
"Namaku Taufan." Taufan memperkenalkan diri.
"Terima kasih ya kak, karena sudah membantuku."
"Iya sama sama."
"Mau kakak antarkan pulang ?" Ucap Taufan.
"Boleh kak."
Setelah mengantar Fazli pulang. Taufan segera bergegas pulang. Taufan harap, keenam saudaranya belum pulang.
Sesampainya di rumah..
Cklek.
"Dari mana kamu ?" Tanya Hali.
"K-kak Hali ?!" Taufan mulai panik.
"E-eh.. itu kak, tadi Taufan cuma cari udara segar." Jawab Taufan terbata-bata.
"KAMU ITU HARUSNYA DI RUMAH!! KAMI SUDAH MENUNGGU LAMA TAHU!! CEPAT BUATKAN KAMI MAKANAN!!"
"I-iya.." Taufan bergegas menuju dapur.
Di dapur...
"A-aww.." Taufan merasa kesakitan karena jarinya tergores terkena pisau.
"Hiks.. hiks.." Taufan dengan cepat menghapus air matanya.
"Taufan gak boleh cengeng cuma karena hal ini. Taufan harus kuat! Ini semua demi abang dan adik-adik. Walau mereka tak menganggapku saudara.
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓹𝓮𝓶𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓴𝓮𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪𝓪𝓷 🥀 🄴🄽🄳 🥀
Ficção AdolescenteTaufan, Anak kedua dari kembar 7. Taufan, seorang anak berhati baik tapi, selalu diabaikan dan disakiti. Bahkan ia Rela berkorban demi keenam saudaranya. "Apa hidupku akan berakhir seperti ini ?" Taufan~ PERINGATAN!! * BOBOIBOY HANYA MILIK MONSTA...