° Part 1 °

7.3K 742 24
                                    

Timeline di manhwa dan di ff tidak sama
_________________________________________

Deru nafas (m/n) terdengar keras sembari ia berlari keluar dari tempat mengerikan tadi. Sebetulnya lelaki satu ini tidak tahu tujuannya berlari ke mana, di fikirannya hanyalah pergi dari tempat itu, firasatnya berteriak kencang akan bahaya bila dia menetap di tempat tadi.

Jujur saja kakinya sudah sakit karena berlari, apa lagi dia tidak menggunakan alas kaki dan berlari di pasir yang kemungkinan ada kerikilnya.

Iris matanya membesar bahagia saat melihat sebuah pasar(?) terdapat banyak orang berlalu lalang di sana. Pakaian mereka sangat jauh beda dengan di dunia modern, di sini mereka menggunakan hanbok sebagai pakaian sehari-hari.

Sesampai ia di sana, kedatangannya sangat menarik perhatian masyarakat, semua mata tertuju pada dirinya seorang yang bernafas kasar akibat berlari. Ujung celana panjangnya sudah kotor akibat pasir dan tanah.

Kalau boleh di bilang.... (M/n) sekarang seperti pengemis berwajah imut.

'Bagaimana ini... Aku tidak pernah belajar bahasa Korea.' batin (m/n) mengsedih harus berkomunikasi bagaimana. Ya kali dia bercosplay bisu di dunia lain? Bagaimana dia hidup?

Dan lebih parahnya lagi dia tidak tahu di dunia manhwa apa. Karena semasa hidupnya ia tidak pernah membaca manhwa dan hanya membaca manga anime, itu pun cuma Conan.

(M/n) menelan ludah dengan gugup membasahi kerongkongan yang sudah mengering meminta air.

Lelaki imut ini hanya berdiri dengan canggungnya sembari melihat sekeliling orang yang menatapnya bingung.

Di tempat lain

Seorang lelaki yang berjabatan tinggi tengah mengecek sebuah kamar yang kosong dengan ekspresi marah. Tamunya lelaki bernama Jung In-Hun hilang entah ke mana bersamaan dengan pelukisnya bernama Baek Na-Kyum.

Kembali ke pasar

Suasana pasar sedikit riuh karena kedatangan (m/n) yang secara tiba-tiba ditambah pakaiannya yang jauh berbeda dengan milik mereka. (M/n) hanya memakai piyama tidurnya berwarna putih dengan gambar beruang di sekelilingnya.

Pajama © Etsy (pin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pajama © Etsy (pin)

Tak sengaja iris navy seorang lelaki menangkap keberadaan (m/n) yang tengah dilanda kebingungan. Pupilnya bergerak menatap pakaian yang di pakai (m/n) sekarang. 'Pakaian dari mana itu?' batinnya bertanya.

Kakinya bergerak mendekati (m/n) dan berdiri di depannya. Melihat bayangan yang menutupi, (m/n) sontak mendongakkan kepalanya keatas. 'Siapa?' batin (m/n) bertanya.

"Kau berasal dari mana?" Tanya orang itu menatap (m/n) yang lebih rendah darinya. Dahi MC kita mengernyit bingung bagaimana bisa ia mengerti bahasa Korea yang bahkan belum pernah ia pelajari?

"Aku dari daerah lain." Jawab (m/n) spontan yang mengundang keterkejutannya sendiri karena bisa menjawab dengan lancarnya. "Sampai ke sini?" Tanya orang itu lagi.

"Y-ya aku hanya berlari dari bahaya dan tidak sadar sudah di sini." (M/n) mengelus belakang lehernya canggung. Dahinya berkerut curiga akan jawaban yang ia sapat dari lelaki asing didepannya ini.

"Apa kau ada tempat pulang?" Tanyanya. Kepala (m/n) kembali mendongak dan menggeleng. "Bagaimana kalau kau ikut denganku?" Ucapnya dengan senyuman hingga matanya menyipit. "Aku tidak ikut dengan orang asing." Jawab (m/n).

Tawa kecil yang berat terdengar dari bibir lelaki itu, "aku Jung In-Hun. Kau bisa memanggilku In-Hun. Dan kau?" Ujarnya. "Aku (m/n), senang bertemu denganmu In-Hun." Jawab (m/n).

Di perjalanan mereka berdua ke tempat In-Hun berhenti sejenak akibat tabrakan keras seorang lelaki berbaju pink ke arah tubuh In-Hun.

Bruak

Terkejut? Tentu saja, keduanya sedang mengobrol santai namun ditabrak begitu saja oleh seseorang. "Na-kyum?" Nama yang mungkin dimiliki oleh orang berbaju pink tersebut.

Tunggu....
Kok wajahnya tidak asing? (M/n) kembali mengingat kejadian lakn*t tadi yang tidak sengaja ia lihat. Seketika mata (m/n) melebar melihat salah satu dari ingatannya muncul di depan mata.

"Bagaimana kau bisa ke sini?" Tanya In-Hun pada lelaki yang ngos-ngosan di depannya. "Pelayan pria memberitahuku, ayo lari, kita harus melarikan diri, sir In-Hun." Ucapnya panik.

"Na-Kyum kau berkeringat sangat banyak.... Melarikan diri? Apakah kau menyebabkan beberapa kecelakaan?" Tanya In-Hun dengan raut khawatir tercetak di wajahnya.

Tangan In-Hun mencengkeram kedua lengan Na-Kyum. "Apakah ada sesuatu yang terjadi di pavalion kemarin?" Tanyanya lagi. Mata Na-Kyum membesar seperti orang yang ketakutan saat mendengar pavilion.

'Dia.... Terkena pelecehan seksual.' dahi (m/n) mengernyit saat melihat Na-Kyum yang menangis di pelukan sang guru. Mendengar tangisan Na-Kyum, semua mata lagi-lagi tertuju pada mereka. Dan In-Hun memilih untuk pergi ke tempat yang sepi.

MC kita yang tidak tahu apa yang terjadi hanya mengikuti dalam diam tanpa ikut urusan mereka. Toh, dia hanya manusia yang nyasar ke dimensi lain.

Di balik tembok Na-Kyum dan In-Hun berpelukan layaknya teletubies sedangkan (m/n) hanya diam dan berdiri sedikit jauh dari mereka. Tak sengaja (m/n) menangkap wajah Na-Kyum yang terkejut dan ketakutan saat mendengar perkataan dari sang guru.

"Apa yang mereka bicarakan? Aku tidak bisa dengar." Gumam (m/n). Lalu keduanya pergi dari tempat meninggalkan (m/n) sendiri. "Lah? Akunya gimana bang?" Ucap (m/n) dengan wajah kebingungan bak anak hilang.

Helaan nafas lagi-lagi keluar dari bibir (m/n), masalahnya di dunia ini yang berani berbicara padanya hanyalah In-Hun seorang. Dia tidak mau jadi gelandangan!

Tanpa pikir panjang (m/n) mengikuti kedua orang tadi dari belakang.

Setelah sampai ke lokasi seketika raut wajah (m/n) menjadi suram. "Tempat lakn*t ini lagi." Ingatannya kembali melalang pada kejadian yang ia lihat.

Pintu kayu dibuka oleh salah seorang lelaki yang babak belur wajahnya. "Mereka... Mereka disini! Master!! Master!!!!" Teriaknya memanggil. Bagaimana keadaan MC kita? Tenang dia berada di luar dan melihat semuanya lewat sela-sela pintu yang tidak tertutup rapat.

"Sangat kurang ajar." Gumam In-Hun yang melihat perlakuan dari lelaki babak belur tadi. Mendengar teriakan dari salah satu pelayannya, seorang lelaki bermanik ruby melepas cengkeramannya dari orang yang sudah ia pukuli.

Berjalan dengan cepat membawa pakaian panjangnya ke arah Na-Kyum dan In-Hun. "Agh!!" Suara tubrukan antara dinding dan tubuh Na-Kyum terdengar di telinga (m/n).

Seketika wajah Na-Kyum berubah ketakutan dan tubuhnya bergetar hebat. "Master Yoon!" Teriak In-Hun.

"Saya yang menyarankan untuk jalan-jalan untuk membeli kuas dan kertas untuk ia menggambar." Bela In-Hun.

Lelaki berkacamata itu menjelaskan dan berusaha meredamkan amarah Yoon Seungho sembari menepuk lengan lelaki itu ramah.

To be continued

Komen dongg biar tau kalian suka apa engga ff nya (T^T)
Kalo ga suka ga bakal ku lanjutin soalnya

[✓] Sorry, Wrong Isekai! (POTN x M! Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang