Tak pernah terbayang bahwa ia berhasil kembali ke dunia tidak jelas ini, tubuhnya yang kaku setelah tertidur selama berbulan-bulan akhirnya dapat bergerak. Meskipun sedikit kesusahan.
Dan entah mengapa setelah tertidur itu, (m/n) lebih mudah lelah dalam melakukan banyak hal. Maka dari itu ia mendapat sedikit keringanan dari Seungho.
Untung saja ia tidak diteror untuk memuaskan hawa nafsu dari sang dominan karena telah meninggalkannya selama berbulan-bulan. Atau mungkin nanti?
Kini, (m/n) dan Na-Kyum tidak pernah lagi melihat wajah orang yang menyakiti mereka saat malam itu. Dan mereka juga tidak mau tahu apa yang terjadi pada orang-orang itu.
Hingga kini entah mengapa (m/n) merasa bahwa Seungho lebih sering menghabiskan waktu dengannya. Bukannya si lelaki nafsuan itu dekat dengan Na-Kyum? Atau mungkin mencintai lelaki imut itu?
Seingat (m/n) saat ia kembali ke dunia aslinya selama beberapa hari, ia mendapat lumayan banyak info dari manhwa yang ia baca semalaman.
Tapi... Mengapa malah dia? Alangkah jahatnya ia menjadi orang yang mengganggu hubungan orang lain.
Hingga saat ini, (m/n) tengah berdiri di hadapan Na-Kyum yang tersenyum polos dan bingung.
"Jadi, ada apa (m/n) memanggilku?" Tanyanya polos.
"Apa kau tidak cemburu?" Pertanyaan yang keluar dari bibir (m/n) sontak membuat Na-Kyum mengernyitkan dahi.
"Maksudnya? Cemburu karena apa?" Kepalanya di miringkan.
"Hah... Karena aku dan Seungho sangat dekat akhir-akhir ini. Atau lebih tepatnya dia yang mendekat." Ucap (m/n) dengan sedikit gumaman diakhir.
"..."
Keduanya terdiam selama beberapa menit, hingga suara tawa tertahan mengalihkan perhatian (m/n).
"Pft.."
"Mengapa kau tertawa?" Tanya (m/n) polos ke Na-Kyum yang menahan tawa hingga tubuhnya bergetar.
"Astaga, tentu saja tidak, untuk apa aku cemburu? Aku hanya menganggap Lord sebagai atasan saja. Tidak lebih." Jelas Na-Kyum yang tengah mengelap sudut matanya.
"Bukannya kalian saling mencintai?" Pertanyaan bodoh keluar dari bibir (m/n).
"Siapa yang saling mencintai?"
Suara bariton mengalihkan perhatian keduanya. (M/n) yang sangat mengenal suara itu tidak berani memutar balik tubuhnya.
"Ah, lord!" Panggil Na-Kyum.
Sontak (m/n) melotot ke arah Na-Kyum seakan berkata 'mengapa kau memanggilnya kemari bodoh!!!'
Seungho melirik ke bawah, ke arah lelaki pendek yang masih dalam posisi membelakangi dirinya. Seringai terbentuk di bibir sang dominan.
"Aku tanya, siapa yang saling mencintai?" Ulangnya bertanya tanpa memperdulikan (m/n) yang tengah berdiri panik.
Seakan mengerti situasi, Na-Kyum tersenyum dengan polosnya dan berkata.
"Tadi (m/n) bilang kalau Lord dan saya saling mencintai." Jelasnya.
Mendengar penjelasan yang sungguh memalukan dari bibir Na-Kyum reflek membuat (m/n) menundukkan kepalanya.
'Rasanya mau ke dasar bumi.' Batin (m/n) menahan malu, tidak lupa wajahnya yang memerah hingga ke telinga.
"Ho, benarkah?" Seungho menyeringai di belakang (m/n), sedangkan Na-Kyum mengangkat bahunya tidak tahu.
≪•◦ ❈ ◦•≫
Kini kedua insan sedang terdiam di sebuah pavilion. Tak lain tak bukan yaitu (m/n) dan Seungho. Wajah (m/n) masih sedikit merona malu dengan kejadian tadi.
Kepergok pada saat nanya ga jelas ke Na-Kyum.
Saat itu Na-Kyum memisahkan diri dari mereka saat mengerti sinyal dari sang dominan.
Tidak ada suara dari kedua orang tersebut membuat (m/n) yang sekarang duduk bersimpuh di hadapan Seungho berkeringat gugup.
"Jadi, apa maksud dari pertanyaan mu tadi?" Akhirnya sang dominan membuka percakapan. Yang tentu (m/n) tidak tahu harus menjawab apa.
(M/n) terdiam menatap kakinya, memikirkan seribu jawaban yang entah akan memuaskan pria di depannya atau tidak.
"Aku... Hanya penasaran saja." Gumam (m/n) namun masih dapat didengar.
Namun tubuh (m/n) menegang saat dagunya di tarik oleh Seungho hingga iris (e/c) nya bertabrakan dengan iris merah di hadapannya.
"Tatap orang saat sedang berbicara, (m/n)" Suara berat nan menggoda hingga terpaan nafas hangat dapat (m/n) rasakan dari pria yang wajahnya hanya berjarak 2 cm saja.
Sontak (m/n) merasakan sebuah getaran di tubuhnya, entah apa itu ia pun tak tahu.
"Aa, t-terlalu dekat, tuan." (M/n) memalingkan wajahnya gugup, namun Seungho tidak bergerak sedikit pun.
Iris merah Seungho menatap dalam bibir sedikit tebal di hadapannya. Menggoda, pikirnya. Bagaimanakah rasanya saat benda imut itu digigit hingga berdarah? Memikirkannya saja sudah membuat ia tak tahan.
".. Ord"
"Lord.."
"Lord!"
Akhirnya kesadaran Seungho kembali, menatap pria di hadapannya dengan tatapan ling lung.
"Apa anda baik-baik saja?" Tanya (m/n).
Seungho menghela nafasnya pelan dan melepas pegangan di dagu (m/n). "Tidak apa-apa."
(M/n) terdiam sebentar dan sedikit menjauhkan diri dari Seungho. "Kalau begitu saya izin keluar, bila tidak ada urusan lagi di sini." Ucap (m/n) sembari mundur sedikit demi sedikit.
Seungho menatap datar (m/n), tangannya menarik pinggang kecil di hadapannya. Hingga keduanya berdempetan, untuk kedua kalinya (m/n) merasakan hangatnya nafas Seungho.
"Eum... Lord?" (M/n) tersenyum canggung merasakan tangan besar yang menahan tubuh belakangnya. Saking besarnya rasanya tangan itu dapat meremukkan pinggang kecilnya dengan mudah.
"Sial." Seungho bergumam, kepalanya ia letakkan di bahu kiri (m/n). Bahu yang kecil dan rapuh, seakan bahu itu dapat hancur begitu saja bila ditekan terlalu kuat.
Namun tanpa ia tahu, bahwa bahu itu lah yang selama ini berdiri kuat menahan semua beban hidup.
"Lord, kurasa anda kelelahan. Lebih baik anda beristirahat saja." Ucap (m/n) khawatir.
Seungho kini menjauhkan kepalanya dari bahu (m/n) dan menatap iris (e/c) yang selalu berhasil membuatnya tenggelam.
"Jangan khawatirkan aku atau aku akan kelewatan batas." Ucap Seungho pelan yang membuat tanda tanya besar di kepala (m/n).
Di saat (m/n) tenggelam dalam pikirannya, Seungho memeluk (m/n) lebih dalam. Entah mengapa rasanya ada sebuah perasaan aneh yang timbul di dalam diri Seungho.
Rasa ingin
Melindungi dan tidak ingin merusak.
Aneh sekali, biasanya setiap lelaki di sekitar Seungho yang menarik matanya selalu akan berakhir di atas tempat tidurnya.
Namun... Mengapa lelaki ini tidak? Mengapa Seungho selalu dapat menahan rasa nafsunya?
Mengapa ia takut lelaki ini akan membencinya?
To be continued
(A/n) : Happy Eid Mubarak! Eps kali ini anggap aja thr dari author :vv
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sorry, Wrong Isekai! (POTN x M! Reader)
Fanfic"Ha? sorry salah masuk dunia." Ke dimensi lain? Tak sengaja seorang laki-laki berkepala 2 pergi ke dimensi lain dengan cara yang unik. Baru datang ke dimensi lain bukannya disambut dengan sesuatu yang baik malah disambut oleh cowo gay. ⚠️WARNING B...