° Bab 10 °

4.4K 607 47
                                    

Nafas lelaki ber-hanbok oranye itu terengah-engah seperti habis lari maraton berkilo-kilo meter. Bahkan ia tidak menyadari begitu berantakannya penampilannya sekarang.

Kembali ke (m/n)

Kondisi Na-Kyum semakin parah, pakaiannya dibuka hingga tak ada sehelai benang pun ada di tubuhnya sekarang. (M/n) tidak bisa melakukan apa pun.

'Mengapa... Mengapa aku sangat lemah.' Rasanya seluruh kekuatan (m/n) hilang, dia hanya duduk terdiam dengan tangan kakinya terikat, bukan itu saja namun ada dua lelaki lainnya yang menahan tubuh (m/n).

Pandangan (m/n) kosong, rasanya kesal, sesak, marah, kecewa mengepa dirinya sangat lemah. Sudah cukup ia kehilangan orang yang ia sayangi dulu. Jangan lagi.

Mata (m/n) melebar saat salah seorang lelaki bergerak memaksa Na-Kyum untuk melakukan blowjob.

"HEY HENTIKAN SIALAN!" (M/n) memberontak, berusaha melepaskan semua ikatan meskipun itu percuma.

PLAK

"Ha...." Suara tamparan keras berhasil membuat orang di dalam ruangan itu terdiam, tak terkecuali Na-Kyum yang terdiam.

"Diamlah dasar jal*ng." Tatapan merendahkan dapat (m/n) rasakan dari lelaki berhanbok olive itu. Tubuh (m/n) bergetar, sesak rasanya ingin teriak dan marah.

Namun.

Yang keluar adalah tetesan air mata. Bukan sakit pada pipi dan bibirnya yang berdarah, tapi rasa sesak ini yang membuatnya meneteskan air mata. Rasanya.

Sangat tidak nyaman.

"Kenapa kau menangis hm? Sedih karena pahlawanmu tidak datang?" Tangannya mengelus kepala (m/n) dengan senyuman mengejek.

"Khh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Khh... Diamlah kau, dasar sampah." Tatapan tajam penuh kebencian (m/n) berikan pada lelaki itu tanpa takut sedikitpun. Meskipun ia tahu bisa saja nyawanya melayang saat ini.

Seringai orang itu semakin melebar menatap keadaan (m/n) yang sangat berantakan. "Pft, kau kira aku akan takut dengan gertakanmu? Jangan bercanda!"

"AGH!" Teriakkan memutuskan percakapan mereka. Seorang lelaki yang memaksa Na-Kyum untuk melakukan blowjob kini berteriak serta mendorong Na-Kyum ke samping.

'Kerja bagus, Na-Kyum. Kau menggigit masa depannya.' batin (m/n) bangga.

Dengan gerakan tertatih (m/n) merangkak kearah Na-Kyum. Tapi sebuah hantaman keras di kepala (m/n) berhasil membuatnya meringis dan berhenti bergerak.

"Berani sekali kau bergerak dari sana." Sebuah kaki bersepatu kini berada di atas kepala (m/n), menekan kepalanya dengan sangat kuat.

"Si-al." Kepalanya pusing bahkan penglihatannya sedikit demi sedikit menggelap namun ia paksakan untuk tetap tersadar.

Kaki itu akhirnya terlepas dari atas kepalanya, dan kini lelaki gila itu berjalan kearah Na-Kyum yang tertelungkup tak berdaya.

"Menurutmu apa yang akan kamu lakukan, Na-Kyum? Mengejar kembali Lord Seungho mu yang berharga lagi kan? Aku berjanji akan menjagamu tetap aman, mengapa kau menolak kebaikan kami?" Ucapnya pada Na-Kyum.

"Jangan bercanda dasar gila! Apanya yang membuat dia aman yang ada kau sudah membuatnya terluka!" (M/n) kini menjawab dengan perasaan kesal yang sangat luar biasa.

"Ck, kau ini sudah tidak tahu apa-apa ikut campur urusan kami. Kau buat aku muak saja." Langkah kaki mendekat kearah (m/n).

"Haruskah ku pukul saja kau biar tidak bersuara lagi?" Rambut (m/n) ditarik keatas dengan paksa. "Ekh.." Lelaki itu menyeringai melihat wajah (m/n) yang berantakan.

Mata kanan yang lembam parah, pipi kiri yang merah, dan bibir yang berdarah akibat tamparannya. "Sepertinya aku harus menambahkan sedikit mahakarya di sini." Sebuah seringai terukir di wajahnya.

"(M-n)..." Na-Kyum tersentak dan terdiam melihat bagaimana mereka menyiksa sahabatnya. "Cu-kup... Kumohon... Tolong berhenti." Permohonan dan isakan tangis Na-Kyum tak mereka dengar.

'Sial, apa aku akan mati di sini?' pandangan (m/n) mengabur, karena terlalu banyak rasa sakit di tubuhnya sampai ia tidak tahu di mana lagi orang-orang itu memukulnya.

(M/n) tidak bisa berteriak minta tolong bahkan meringis pun tak bisa karena mereka mengikat sebuah kain di mulutnya.

(M/n) POV

Akhirnya.

Akhirnya mereka berhenti.

Sial sakit sekali, nafas sedikit pun aku tak bisa karena terlalu sakit.

Kumohon, datanglah Seungho. Selamatkan Na-Kyum.

Aku.. Tidak bisa melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan pada sahabatku.

Srek

Bunyi pintu... Semoga itu kau





Lord.

(M/n) POV end

Murka.

Satu kata yang menjelaskan semua ekspresi wajah Seungho sekarang. Tak segan ia menusuk salah seorang lelaki rendahan di sana dengan pedangnya.

Dengan perlahan bak menyentuh porselen Seungho mengangkat sedikit tubuh Na-Kyum yang pingsan.

"Dengar Seungho, izinkan aku menjelaskan apa yang terjadi di sini." Ucap lelaki berhanbok olive itu kepada Seungho dengan bergetar.

Namun semua itu tidak Seungho dengar saat melihat bagaimana keadaan Na-Kyum sekarang.

Tanpa basa basi dan menutup telinganya dengan ocehan tak berguna lelaki rendahan itu, Seungho mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan menebas habis lelaki sampah itu tanpa pikir panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa basa basi dan menutup telinganya dengan ocehan tak berguna lelaki rendahan itu, Seungho mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan menebas habis lelaki sampah itu tanpa pikir panjang.

SLASH
















































"Ng?"

"Eh tunggu"

"Haaaa?!"

(M/n) terbangun dengan cepat serta sedikit melompat karena shock. Tangannya reflek meraba-raba tubuh dan wajahnya sendiri.

"Aku....























Kembali?!"

To be continued

(A/n) : hehe (m/n) kembali ke dunia asli nihhh.

[✓] Sorry, Wrong Isekai! (POTN x M! Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang