7. NERA DAN LUKA

19 1 0
                                    

Resiko dalam mencintai adalah siap untuk terluka.
________________________

"Bangsat! Siapa yang udah kasih kartu merah ke cewek gua?! " teriak Samuel sambil mengangkat tubuh Sera yang sudah tidak sadarkan diri.

Gama terkekeh dengan remeh, "Ngapain lo nanya? Red Card Justice gak akan keluarin kartu merah kalo gak ada perintah dari lo. "

"Gua gak mungkin suruh orang buat jadiin Sera target Red Card Justice selanjutnya, Gam! " balas Samuel dan berjalan keluar dari toilet perempuan yang ramai.

Gama akan membalas ucapan Samuel tetapi Shaka melarangnya.

"Udah. Bahas ntar aja. Kita ikutin Samuel. Bubar lo semua! " setelah mengatakan itu mereka pergi menyusul Samuel yang akan membawa Sera ke UKS.
_____________

Sera jadi target Red Card Justice bersamaan dengan Alena yang masih jadi target utama!

Berita itu dengan cepat tersebar ke seluruh grup sekolah. Nina yang selesai membaca terkejut dan tanpa aba-aba langsung keluar dari kelas untuk mencari keberadaan Sera. Lorong cukup ramai pagi ini. Semua orang membahas Sera yang secara mendadak dijadikan target Red Card Justice yang didirikan langsung oleh Samuel. Kekasihnya.

Setibanya Nina di tikungan lorong sekolah hal yang dia lihat justru membuat nya terkejut.

"Alena! " teriak Nina dan menghampiri Alena yang seketika berhenti berjalan.

"Lo pasti udah tau masalah yang lagi di hadapin sama Sera kan?! " sentak Nina setelah berdiri di hadapan Alena yang menatapnya dingin.

"Buat apa juga gue tau? " balas Alena

"Ini pasti karna Sera yang ngebelain lo waktu di serang sama anak-anak yang lain! Dan sikap lo malah kayak gini?! " amuk Nina.

"Gue gak pernah minta bantuan siapapun! Dia aja yang sok pahlawan tiba-tiba bantuin gue! Harusnya lo suruh dia buat diem aja gak usah sok peduli sama semua nasib anak-anak di sekolah ini yang juga dijadiin target kartu merah! Jadi ini bukan karna gue! " sentak Alena tiba-tiba yang membuat Nina mendorongnya hingga terbentur tembok.

Brak!

"Akh! " ringis Alena sambil mengusap bahunya.

"Kenapa lo malah dorong gue?!" teriak Alena yang memancing semua orang untuk melihat mereka.

"Wajar gue dorong lo! Gini balasan lo buat kebaikan Sera ke lo?! Dasar cewek gak tau terimakasih! Emang pantes lo dibully satu sekolahan, Alena! " teriak Nina yang membungkam Alena lalu pergi dari sana meninggalkan gadis itu yang kini mulai di kelilingi murid lainnya yang siap melakukan aksi bullying lagi padanya. Nafas Alena pun mulai tercekat.
___________

Diruangan putih berbau obat rumah sakit tercium jelas bagi siapapun yang datang. Sera yang awalnya akan dibawa ke UKS justru akhirnya dibawa ke rumah sakit oleh Samuel dan teman-temannya. Entahlah, gadis itu belum juga bangun. Padahal dokter mengatakan bahwa dia akan segera bangun dari pingsannya.

Sementara itu, Samuel dan lainnya duduk di sofa ruangan dengan Samuel yang menggenggam ponselnya. Pandangan cowok itu terfokus pada luka-luka yang terdapat pada beberapa bagian tubuh gadis itu yang masih bisa di lihat oleh orang lain. Pipinya memar, sudut bibirnya terluka, lengan kanannya terkilir entah terkena apa. Dan terakhir, pada saat perjalanan ke rumah sakit gadis itu sempat sadar dan mengeluh sakit di bagian kepala dan dadanya.

Ting!

Pandangannya buyar ketika ada notifikasi masuk di ponsel yang di genggamnya.

Farsya

SISA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang