"kamu tak pernah tau rasanya mencintai tanpa balasan dicintai? sangat menyedihkan."
__________________________Brak!!!
"Akh! " ringis Alena ketika punggung nya terbentur tembok kasar di belakang nya. Gelak tawa mengudara di taman belakang sekolah yang jauh dari jangkauan ruang guru dan juga CCTV ketika melihat rintihan Alena yang kini terduduk menahan sakit yang luar biasa.
Jauh di depan sana, anggota Red Card Justice beserta Farsya berdiri sambil memperhatikan aksi tersebut. Dengan senyum bangga Farsya mendekati Samuel dan memberitahu perasaan bahagia nya karena Samuel mengabulkan permintaan itu dengan mudah. Seperti biasa, Samuel menanggapi itu dengan merangkul bahu Farsya.
Tidak berhenti sampai di sana, beberapa murid Justice High School yang tengah melakukan aksi bullying tersebut terus melakukan kekerasan terhadap Alena. Jelas siapa yang memerintahkan itu. Ya, Samuel jawabannya.
Seseorang menarik rambut Alena dengan kasarnya hingga gadis itu berdiri sambil tertatih dan berusaha melepaskan tarikan kasar itu namun tidak bisa.
"Awh, lepasin! " teriak Alena yang semakin kesakitan, mendengar teriakan itu seseorang yang menarik rambutnya dengan sentakan kuat langsung mendorong tubuh lemas Alena ke samping dan segera di tangkap oleh murid perempuan yang langsung menampar pipinya dengan kuat.
Plak!
"Akh! " ringis Alena lagi hingga terjatuh yang mengakibatkan seragam sekolahnya kotor dan bahkan ada yang sobek di bagian jarit rok nya. Sorakan itu semakin menjadi ketika seorang murid laki-laki datang membawa se-ember air yang bau nya sangat menyengat dan tanpa aba-aba langsung menyiram tubuh Alena dengan itu.
Alena yang sudah tidak kuat pun hanya bisa terduduk lemas. Melihat itu, Samuel beserta Farsya mendekati Alena yang tertunduk, diikuti anggota Red Card Justice yang lainnya. Sesampainya disana, mata tajam seseorang menatap lekat Alena tetapi yang lainnya tidak ada yang menyadari hal itu.
Farsya berjongkok dan tersenyum dihadapan Alena yang menunduk menahan sakit.
"Aduh kasian sahabat gue rambutnya jadi berantakan gini. " ujar Farsya pura-pura sedih sambil merapikan rambut Alena yang justru langsung menjauh darinya. Melihat reaksi itu Farsya tertawa kecil.
"Pasti lo seneng banget kan Al kalo kita main-main kayak gini lagi? Udah cukup lama juga soalnya, hehe. " ucap Farsya yang dibalas tatapan penuh benci dari Alena yang kini mengangkat kepalanya menatap Farsya langsung.
"Iya. Seenggaknya gue jadi tau lo itu sahabat macam apa. You really are a jerk! " umpat Alena dengan suara yang bergetar dan langsung di balas dengan tamparan yang sangat kuat oleh Farsya hingga membuat sudut bibir Alena berdarah. Beberapa orang disana menyaksikan nya, ada yang tertawa, tersenyum sinis, kasian dan pandangan lainnya.
"Berani-berani nya lo maki gue, Alena! " tekan Farsya setelah berhasil menampar gadis dihadapannya itu.
Samuel mendekat dan meminta Farsya berdiri dan menjauh dari sana. Farsya pun menurutinya. Samuel menatap Alena dengan tajam dan menarik lengan gadis itu dengan kuat hingga tangannya terasa kebas. Setelah Alena berdiri, Samuel memanggil Arka dan Shaka untuk mendekat dan memegangi Alena yang terus meronta. Mereka melakukannya. Sedangkan Gama hanya bersikap cuek dengan keadaan di sekitarnya. Sama sekali tidak ingin peduli dengan apa yang akan di lakukan oleh Samuel kali ini. Saat dia menoleh ke sekitar, pandangannya bersinggungan dengan Sera yang baru saja datang bersama Nina. Selang beberapa detik, Gama mengalihkan pandangannya kepada Samuel yang siap mengeksekusi Alena.
Samuel mendekati Alena yang sudah di pegangi. "Kita ketemu lagi, Al. Nikmatin aja permainan kita. Kayak dulu. "
Alena terkekeh sinis, "Lo tau? Dibanding sama Sera, lo lebih cocok sama Farsya. Karna apa? Karna gue bener-bener benci kalian berdua! Dan juga kalian semua! "

KAMU SEDANG MEMBACA
SISA RASA
Teen Fictionini adalah cerita dari seseorang yang selalu digantungkan oleh harapan, katanya "menunggu sesuatu yang tidak pasti adalah luka yang sengaja kamu ciptakan sendiri" dan sekarang kalimat itu aku benarkan karna aku tengah dirisaukan penantian yang tidak...