2. JUSTICE HIGH SCHOOL

28 5 12
                                    

ini adalah cerita dari seseorang yang selalu digantungkan oleh harapan, katanya "menunggu sesuatu yang tidak pasti adalah luka yang sengaja kamu ciptakan sendiri" dan sekarang kalimat itu aku benarkan karna aku tengah dirisaukan penantian yang tidak berujung hingga sekarang.
_________________________

Brak!

Suasana sekolah pagi ini terasa begitu berbeda. Semua berawal dari ulah sekelompok siswa yang melakukan aksi bully terhadap cowok culun yang juga seorang siswa di sekolah ini karena tidak sengaja menumpahkan cap minuman yang berisikan air jeruk kepada salah satu dari mereka.

"Coba lo ngomong sekali lagi di depan gue! " gertak salah satu cowok disana yang terkena tumpahan air jeruk.

"Eng-engga, Sam. Eh, gu-gue gak sengaja, sumpah, Sam! " jawabnya takut-takut

Bugh!

"Gak sengaja lo bilang?! Enak banget lo ngomong kayak gitu di depan gue, sialan! " ucap sinisnya memang sangat mengintimidasi lawannya yang sudah babak belur dibawah kukungannya

"Sorry, Sam! " jawabnya spontan karena rasa takut yang menguasainya

"Gue gak butuh maaf lo, brengsek! " teriak cowok yang di panggil Sam tersebut

Ditengah riuh nya aksi bullying yang di saksikan oleh siswa yang lain dan semakin ramai karena ruang guru yang berada di ujung sekolah membuat mereka merasa bebas melakukan apa saja. Termasuk membully siapapun yang mencari masalah kepada mereka. Meski hanya pada salah satu nya.

Di sekolah dan di waktu yang sama, seorang gadis baru saja memasuki kawasan sekolah yang menjadi incaran banyak orang, Justice High School. Dia baru saja keluar dari mobil berwarna putih gading yang sudah terparkir rapi di parkiran. Setelah memastikan semuanya rapi, gadis berambut panjang itu pun kembali berjalan melewati setiap lorong sekolah. Hingga beberapa meter di depan sana, suara keributan mengisi pendengarannya dan memutuskan untuk memperhatikan dari jauh. Iya, dia tahu keributan apa di depan sana. Bukan sekali dua kali. Tapi sudah yang kesekian kalinya.

Brak!
Brak!
Bugh!

"Aakh! Ampun, Sam! Ampun! Gue minta maaf! " racau nya mulai kesakitan. Ralat. Makin kesakitan. Tapi orang yang di panggil Sam tetap tidak ingin menghentikan pukulan nya. Sama hal nya dengan ketiga sahabat nya. Mereka bukannya melerai tapi justru hanya diam saja. Mendukung perbuatannya.

"Bacot anjing! " umpatnya kasar, dan pada pukulan yang kesekian, tangan seseorang menghentikan nya dan langsung membuat hening sekitar yang mulanya riuh. Kesal, cowok itu lantas menyentak kasar tangan orang itu seakan tahu siapa pelakunya. Langsung saja kini cowok itu menatap tajam seseorang yang sudah mengganggu kegiatannya ini.

Cowok itu terkekeh sinis, benarkan. Sudah bisa ditebak.

"Jangan pukulin dia lagi, Sam! Lo gak denger dia udah minta ampun sama lo dari tadi?! " ucapnya dengan suara yang pelan dan terdengar lembut.

Cowok itu hanya memalingkan wajahnya kearah lain asal tidak menatap mata orang didepannya ini. Sam. Ya, nama cowok itu adalah Samuel Aksara Mahendra.

Melihat Samuel yang tidak akan merespon ucapannya, kini tatapan gadis itu terarah pada cowok culun yang sudah babak belur tersebut.

"Mending lo pergi sekarang. Obatin luka lo. " tutur gadis itu yang langsung dijalankannya, dia pun pergi dengan tertatih dan baju yang sudah kotor dengan bercak darah, bertepatan dengan itu semua orang pun bubar dan hanya menyisakan Samuel dan teman-temannya serta gadis itu.

Kini tatapan Samuel terarah pada gadis didepannya, "Lo ngapain gangguin gue lagi? " tanya Samuel, kesal.

"Gangguin gimana? Lo udah keterlaluan tahu gak?! Lo mau bunuh dia? Emang salah dia apa sama lo? " tanya gadis itu tidak habis pikir

"Dia udah numpahin air jeruk ke baju gue. Dan gue mau kasih dia pelajaran! "

Gadis itu terkekeh kecil, "Cuma numpahin air doang? Siapa tau dia emang gak sengaja kan? Tapi balasan lo malah keterlaluan. "

Beralih gadis itu menatap teman-teman Samuel yang hanya diam saja. "Kalian juga. Kenapa malah diem aja liat Sam mukulin orang kayak gitu? Harusnya kalian itu ngelerai bukannya dibiarin aja! "

"Trus lo mau kita bertiga ngapain? Lagian itu hak nya Sam. Lo kayak gak tau aja Sam kayak gimana. " jawab salah satu dari mereka dengan cueknya, Gama Rein Mahardika.

"Ya tap-"

"Bisa lo pergi? " potong Samuel, marah

"Sam-"

"Jangan pikir karna lo adalah pacar gue jadinya lo bebas ngapain aja. Bahkan ke temen-temen gue sekalipun. " tekan Samuel yang langsung membungkam gadis itu

"Dan jangan lo pikir, gue bakal dengerin omongan lo. Lo bahkan gak sepenting itu dihidup gue. " lanjut nya sambil berjalan melewati gadis itu

"Kenapa lo jadi kasar banget, " lirih gadis itu pelan tapi masih sanggup menghentikan langkah Samuel dan teman-temannya. Samuel berbalik kearahnya dan akan berjalan menghampiri gadis itu tapi di tahan oleh cowok yang paling humoris diantara mereka. Arkana Ravindra.

"Jangan gitu sama cewek lo. Lo boleh kasar sama yang lain asal jangan jadi cowok brengsek yang malah kasar sama ceweknya sendiri. " ucap Arka, sambil merangkul bahu Samuel yang masih menatap tajam gadis yang diketahui sebagai pacarnya.

"Lagian lo gak usah terlalu ikut campur juga lah sama urusannya Sam. Biar lo gak kena imbasnya juga. Kalo Sam kasar sama lo, bakal habis lo sekarang. " celetuk temannya yang lain, Shaka Glend.

Hening.

"Samuel! " panggil seorang gadis di ujung lorong yang berlari mendekat dan langsung memeluk Samuel dihadapan yang lainnya. Deina Farsya Renjani. Sahabat masa kecil Samuel.

Semua itu tidak luput dari pandangan semua orang disana. Termasuk ketika Samuel balas memeluk Farsya dengan mesranya. Arka yang melihat kelakuan Samuel pun hanya menggelengkan kepalanya lalu beralih menatap pacar Samuel yang terdiam ditempatnya.

"Far, jaga jarak dulu lah sama Samuel. Lo gak liat ada ceweknya disini? " tegur Arka

"Eh, sorry. Gue lupa ada cewek lo disini, Sam. " ucap Farsya, pura-pura bersalah

"Biasa aja. Kenapa lo manggil gue? " ujar Samuel dengan mudahnya seakan pacarnya memang bukan hal penting . Seperti yang dikatakan Samuel sebelum nya.

"Ntar lo bisa nemenin gue dirumah gak? Orang tua gue pulang agak lama hari ini. Lo tau kan gue takut dirumah sendirian kalo malem? " ucap Farsya

Gadis yang sedari tadi hanya diam itu berharap jika Samuel menolak permintaan Farsya tapi jawaban yang dia dengar justru sebaliknya.

"Oke. " ucap Samuel

Baiklah. Sudah cukup untuk hari ini. Hati dan pikiran nya perlu istirahat. Gadis itu menatap gamang kedepan dan berjalan melewati mereka semua dalam diam.

"Tuhkan, " celetuk Arka melihat cewek itu pergi

Samuel menatap punggung pacarnya yang semakin jauh. Gadis itu pergi dalam diam setelah mendengar jawaban nya pada Farsya.

"Gue duluan. Ada kumpul bentar lagi di ekskul basket. " ucap Gama yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban teman-temannya.

⚫️⚫️⚫️

Sabtu, 12/02/22

SISA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang