3. AKU YANG BUTUH KEADILAN

21 2 0
                                    

Orang-orang bertanya, masih dia tokoh utamanya? Dan akupun menjawab dengan pelan. Iya, dia masih menjadi tokoh utamanya.
___________________________

Ruang kelas kali ini sangat berisik karena kejadian menghebohkan tadi pagi. Beberapa menatap gadis itu dengan remeh secara terang-terangan. Mereka menganggap aksi gadis itu tadi sangat menyebalkan karena telah membuat Samuel menghentikan aksi bullying nya yang mereka anggap sangatlah menghibur. Merasa dibicarakan secara terang-terangan membuat gadis itu menghela nafas perlahan. Aneh memang. Katanya ini adalah Justice High School, atau bisa dibilang dengan sebutan Sekolah Menengah Keadilan, tapi perilaku beberapa siswa disini tidak ada yang mencerminkan keadilan seperti apa yang harus dijunjung oleh semua orang disini. Menyaksikan aksi bullying saja mereka justru mendukung bukannya melerai.

Mereka seolah menjunjung tinggi aksi bullying di sekolah. Apalagi pelaku nya adalah Samuel dan teman-temannya yang banyak di kenal siswa Justice High School dengan permainan kartu merah nya.

Red Card Justice. Nama yang diciptakan oleh Samuel dan yang lain mulanya hanya untuk menghilangkan rasa bosan ketika mereka malas melakukan ekstrakurikuler yang memang diharuskan di sekolah ini. Red Card Justice akan diberikan kepada siswa dan siswi Justice High School bila mereka dianggap telah melakukan pelanggaran berat yang bisa mengancam pertahanan Samuel dan teman-temanya. Tentu saja itu dilakukan karena mereka terkenal pintar dan meraih posisi terbaik di sekolah. Maka dari itu, mereka akan menyingkirkan siapa saja yang akan mengancam posisi tersebut. Setiap orang yang mereka jadikan target selalu saja keluar dari sekolah dalam keadaan trauma fisik dan psikis yang di alami. Bisa saja kasus ini berlanjut ke kantor polisi. Namun, tetap saja, keadilan yang diterapkan di sekolah ini selalu saja menindas kalangan bawah dan memenangkan kalangan atas. Apa pantas sekolah yang menjadi incaran banyak orang ini di sebut Justice? Keadilan.

Dan apa maksud dari Red Card Justice jika mereka saja tidak menegakkan keadilan sama sekali di sekolah ini?

"Ra, Seraa! Ngelamun aja lo gue panggil dari tadi juga! " decak Nina, teman yang duduk di sebelah kanannya. Nina Dilova Peach.

Yang di panggil Sera tadi pun kembali memfokuskan tatapannya pada Nina yang sudah terlihat kesal karena di acuhkan.

Sera tersenyum tipis, "Sorry, Na. Emang tadi lo ngomong apa? "

Nina berdecak sebal, "Tau ah. Udah keburu kesel jadi lupain aja. Lagian lo ngelamun kenapa sih, Ra? "

"Gue rasa lo tau kok. " balas Sera dengan nada pelan tanpa menatap Nina.

Nina mengerutkan keningnya, seakan tahu maksudnya dia pun tersenyum menenangkan Sera. Zoya Seraphine. "Karna Red Card Justice ya, Ra? " yang di balas anggukan kepala Sera.

"Gue gak habis pikir aja kenapa ada hal-hal semacam itu di sekolah kayak gini? " ucap Sera

Nina menyandarkan punggung nya ke kepala kursi, "Lo kayak gak tau Samuel aja sih, Ra. Dia kan pacar lo. Harusnya lo paham sama hal yang kayak gini kan? "

Sera menggigit bibir bawahnya karena tidak tahu harus menjelaskan dari mana kepada Nina. Terlalu banyak yang terjadi pada hubungan nya dan Samuel. Jadi apa yang harus di pahami oleh Sera?
_____________

Pantulan bola basket di lapangan basket indoor menggema hingga ke pendengaran Sera yang kebetulan lewat disana. Sera memilih berhenti dan masuk kesana untuk menemui seseorang yang merupakan salah satu anggota Red Card Justice. Ya, Gama Rein Mahardika. Dia sangat yakin yang sedang bermain basket di jam istirahat seperti ini di lapangan indoor hanyalah seorang Gama. Dan ya, tepat sekali. Pada saat dia memasuki lapangan indoor basket, sosok Gama lah yang dia lihat.

SISA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang