9. SECOND LEAD

18 1 0
                                    

Tugas lo sekarang hanya untuk bahagia. Jadi lo harus bahagia, agar hancur gue ini gak sia-sia.
_________________________

HAIII...
KHUSUS PART INI AKU BAKAL MEMPERLIHATKAN SISI TERSEMBUNYI DARI SEORANG GAMA REIN MAHARDIKA YAA...!

AKU BAKAL BAWA KALIAN MENYELAM DALAM KISAH SEORANG GAMA YANG BEGITU COMPLICATED DAN TIDAK DIKETAHUI OLEH SIAPAPUN TERMASUK RED CARD JUSTICE !!

OKEE HAPPY READING GUYS....

⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️

Samuel, hari ini temenin gue di rumah ya...

Samm!!

Oh iya sebelum ke rumah gue mending kita belanja makanan dulu biar lo gak bosen nemanin gue di rumah sampe orang tua gue balik, okee?!

Sam, gue balik sama lo yaa.

Iihh gue gak mau tau Samuell! Pokoknya lo harus sama gue hari ini!

Gak boleh sama Sera! Lo udah janji bakal sama gue teruss hari ini, Samuel!

Samuel...

Samuel !!

SAMUELL!!

Brak!!
Bugh!
Prangg!!

"Sialan! " teriak seorang Gama di dalam kamarnya ketika bayangan itu kembali muncul di kepalanya tanpa bisa di hentikan. Semua di lampiaskan oleh Gama dengan mengobrak-abrik isi kamarnya hingga meninggalkan banyak serpihan kaca yang berserakan di lantai kamar.

Di kediaman Gama Rein Mahardika, dia tinggal bersama adik perempuan nya yang masih duduk di bangku SMP kelas 9. Kedua orangtua mereka berada di Jerman dan hanya akan pulang ketika akhir tahun karena pekerjaan yang orang tua mereka rintis di sana.

Semua orang menganggap kehidupan Gama sangat lah menyenangkan. Populer, di sukai banyak orang, berbakat dalam bidang basket serta public speaking yang handal dan masih banyak lagi yang lainnya. Tetapi, siapa sangka jika di balik itu semua, Gama banyak menyimpan segala hal dalam pikirannya?

"Kenapa cuma nama Samuel yang ada di pikiran lo, Far? " gumam Gama sambil menatap kaca retak di kamarnya akibat tinjuan yang di layangkan nya beberapa menit lalu.

"Gue yang selama ini jagain lo di saat dia sibuk sama pacar nya! Tapi kenapa cuma dia yang lo cari?! " gertak Gama sendirian.

"Harus gimana lagi gue bersikap sama lo, Farsya! "

Gama menunduk untuk menstabilkan amarahnya kali ini. Dia tidak lupa bahwa di rumah ini ada adik perempuan nya juga. Geisha.

Tok tok tok..

"Kak Gama? " panggil Geisha dari luar kamar. Benar saja, adik nya terbangun karena ulahnya.

Gama menghela nafas nya perlahan dan melihat ke sekeliling kamar yang terlihat kacau balau karena ulahnya. Sebelum membuka pintu kamar nya Gama meraih kain tipis di sudut kamar untuk menutupi luka akibat menonjok kaca di telapak tangan kanannya. Setelahnya, dia membuka pintu dan memperlihatkan Geisha yang sudah menangis di sana.

Gama menutup kembali pintu kamarnya, "Kenapa nangis, Gei? " tanya Gama dengan lembut sambil mengusap pipi adik nya itu yang tidak berhenti menangis.

Bukannya menjawab, Geisha justru memeluk Gama dengan erat dan menangis sejadi-jadinya. Gama hanya bisa diam membiarkan dan balas memeluk adik nya.

SISA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang