6. TERLUKA

32 1 0
                                    

Seperti kaktus yang berdiri kokoh. Semakin aku peluk kamu, aku semakin sakit.
____________________________

Perasaan marah itu masih ada.

Apakah ada seorang perempuan yang sanggup dijadikan pilihan kedua oleh seseorang yang telah menjadi milik dia secara berkali-kali?

Jawabannya tidak.

Siapa juga yang mau dijadikan pilihan kedua berkali-kali? Tidak ada.

Beberapa hari setelah kejadian perundungan terhadap Alena. Semua terasa berubah. Samuel terasa jauh untuk di jangkau oleh Sera. Semua sudah jelas karena apa. Ya, karena Samuel yang terlalu menuruti apapun permintaan Farsya. Laki-laki itu sama sekali tidak mendengar apapun yang dikatakan Sera padanya dan mengakibatkan perempuan itu memilih untuk membiarkan dan bungkam.

"Ra, tadi waktu gue di jalan mau ke rumah lo, gue gak sengaja liat Samuel sama Farsya lagi di cafe love berduaan doang. " sahut Nina sambil bersandar di sofa ruang tamu Sera.

Sera yang sedang membaca buku pun sempat menghentikan kegiatan nya, namun dalam hitungan detik kembali fokus pada buku itu lagi.

Nina mengerutkan keningnya, "Kok lo biasa aja sih? "

"Trus lo mau gue kayak gimana, Na? " tanya Sera

"Ya seenggaknya lo marahin kek, apa kek, kayak biasa. Ini malah santai-santai aja! Gue yang liat aja panas masa lo enggak sih?! " balas Nina, kesal.

"Emang lo pikir kalo gue koar-koar sekalipun Samuel bakal dengerin gue?" balas Sera yang membuat Nina bungkam.

"Apapun keadaannya gue tau kalo gue bakal selalu kalah telak dari Farsya, Na. Jadi percuma. " lanjut Sera.

Nina berdecak, "Lagian gue heran sama cowok lo. Gak tegas banget jadi cowok! Kadang baik banget. Kadang mulai lagi tingkahnya. Gak habis pikir gue sama cowok lo, Ra! " ujar Nina sambil menatap Sera. Heran kenapa sahabat nya ini masih mempertahankan Samuel.

Sera terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Gue juga bingung, Nina. "

"Eh tapi Ra lo ngerasa gak sih kalo kedekatan mereka itu gak wajar banget sebagai sahabat masa kecil? " tanya Nina dengan menekan kalimat terakhir nya.

"Maksud lo? "

"Ya gini loh, gue ngerasa mereka itu terlalu deket. Sering banget malah gue liat mereka jalan berdua tanpa anak-anak Red Card Justice yang lain. Malah rumor yang kita juga tau, siapapun tau, Samuel sering banget nemenin Farsya dirumahnya sampe larut malem, Ra! " jelas Nina menaruh curiga.

Sera diam.

"Ra? Apa lo gak pernah menaruh curiga sama sekali sama mereka? " tanya Nina setelah melihat kebungkaman Sera.

Sera tetap diam. Larut dalam pikirannya.

"Apa lo gak pernah sekalipun kepikiran sama apa aja yang mereka lakuin selama Samuel nemenin Farsya sampe larut malem? Berduaan doang? " lanjut Nina lagi yang semakin menambah kebisuan dirumah itu.

Sera menatap Nina dengan lamunan panjang, "Lo jangan pernah bikin gue overthingking terus menerus, Na. Gue mohon sama lo.

"Gue cuma mau lo berfikir logis, Ra. Gak pernah ada yang namanya persahabatan murni antara cewek sama cowok. Jangan sampe lo terkecoh sama hal itu. "
_____________

Lo dimana, Sam?

Setelah membaca pesan masuk dari Sera, Samuel meletakkan kembali ponsel nya di atas meja. Kedua tangannya bertaut dan melirik Farsya yang duduk dihadapannya.

SISA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang