10. MELEBIHI BATAS

10 0 0
                                        

Kecewanya sudah terlalu dalam, makanya dia diam. Kamu melebihi batas, makanya semua kandas.
__________________________

Beberapa lama menemani Sera di ruang rawat nya membuat Samuel melihat sendiri sikap yang di lakukan Sera pada dirinya bahkan untuk gadis itu sendiri. Beberapa kali Samuel memergoki Sera yang diam dengan pandangan kosong lalu kemudian tersenyum sendiri walaupun tidak terlalu jelas itu adalah sebuah senyuman atau gumaman kecil yang sama sekali tidak memiliki arti. Bahkan sesekali Samuel melihat Sera menjambak rambutnya sendiri lalu kemudian menampar pipinya dengan rasa kesal yang kentara. Kerutan di kening Samuel membuktikan bahwa lelaki itu bingung melihat sikap yang Sera lakukan akhir-akhir ini entah itu di hadapannya atau tidak.

Samuel sudah berusaha untuk mengajak gadis itu berbicara namun hasilnya nihil. Sera tetap mengacuhkannya.

Beberapa saat berselang, seorang dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Sera yang saat ini berbaring di brankar nya sambil termenung. Tidak hanya itu, Samuel juga melihat mata gadis itu memerah seakan ingin menangis. Lagi, Samuel tidak mengerti apa yang di rasakan oleh Sera saat ini.

Selepas dokter tersebut memeriksa kondisi terkini dari Sera, akhirnya Samuel pun berinisiatif menanyakan keadaan Sera yang sebenarnya agar dia tidak di hantui oleh rasa penasaran nya akan sikap gadis itu.

Tepat di luar pintu rawat inap Sera, Samuel menghentikan langkah dokter yang baru saja memeriksa kondisi Sera di dalam sana. “Maaf dok, kalo boleh saya tau, sebenarnya apa yang terjadi sama pasien yang ada di dalam dok? ”

Dokter itu menjawab, “Untuk saat ini gelagat yang di tunjukkan oleh pasien sangat normal. Hanya saja saat beberapa kali pemeriksaan sering kali saya mendapati pasien atas nama Sera tersenyum ke suatu objek yang saya sendiri tidak tau apa itu. ”

Samuel mengerutkan keningnya, “Maksudnya? ”

“Mungkin ada faktor lain yang menjadi penyebab kenapa pasien mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya. Untuk membuktikan lebih lanjut, kita bisa memeriksa kejiwaan pasien untuk mengetahui kondisi yang di alami pasien sebenarnya. ” jelas dokter tersebut dengan lugas.

Samuel menajamkan pandangannya, “Meriksa kejiwaan pasien? Maksud dokter apa?! Gak mungkin kan pacar saya mengalami gangguan kejiwaan?! Dokter jangan asal ngomong! Udahlah gak usah lakuin itu. Saya yakin pacar saya tidak mengalami gangguan kejiwaan! ” setelah mengatakan hal itu Samuel segera masuk ke dalam ruang rawat Sera dan memilih untuk berdiri di samping gadis itu.

Tatapan tajam Samuel perlahan melembut ketika melihat Sera yang sedang memainkan ponsel sambil memakan makanan yang baru saja di antar oleh suster rumah sakit ini.

Samuel mengenyahkan ucapan dokter yang mengatakan akan memeriksa kejiwaan Sera, kekasihnya. Tidak. Samuel tidak akan membiarkan siapapun melakukan itu pada Sera. Dia sangat yakin bahwa Sera sama sekali tidak mengalami gangguan kejiwaan. Bisa saja kan semua sikap yang akhir-akhir ini hanya terjadi secara kebetulan. Karena baru kali ini dia melihat sendiri sikap yang di lakukan oleh Sera. Selama ini tidak pernah.

“Ra, ” panggil Samuel yang langsung di balas tatapan teduh Sera.

Samuel makin mendekat dan merunduk agar bisa mengusap lembut pipi Sera yang chubby, “Laper banget ya? Sampe serius gitu makannya dan gak sadar gue di sini. ” tanya Samuel dengan lembut.

Sera mengerjapkan matanya seraya berfikir, perlahan meletakkan mangkok bubur yang sebelumnya berada di paha ke atas nakas lalu minum. Semua tidak lepas dari pandangan Samuel. Gadis itu kembali menatap Samuel dan bertanya.

“Maafin aku Aksara, aku gak bermaksud acuhin kamu di sini. ” lirih Sera sambil menundukkan kepalanya.

Lagi. Sikap Sera membuat Samuel menatapnya dalam. Seolah mencari apa yang terjadi pada Sera sebenarnya.

“Gak masalah, Ra. Gak usah mikirin yang lain. ” balas Samuel pelan.

“Iya. ”

Samuel berfikir apakah akan menanyakan hal ini atau membiarkannya saja.

“Kamu kenapa Aksara? ” tanya Sera tiba-tiba

Lamunan Samuel buyar dan memberikan senyuman nya pada Sera, “Gak papa. Ra, gue mau nanya sama lo boleh? ”

“Boleh. ”

“Siapa orang yang udah ngasih kartu merah sama lo dan siapa... Siapa orang yang bully lo di toilet sekolah waktu itu? ” tanya Samuel dengan serius.

Sera diam. Menatap Samuel dalam diam.

“Ra? ”

Sera memalingkan wajahnya, “Kenapa kamu nanya, Aksara? Kartu merah bukannya bakal keluar kalo itu semua atas izin kamu? ”

Samuel terdiam.

“Tapi gue gak pernah kasih perintah ke siapapun untuk jadiin lo target, Ra. Apalagi sampe ngelukain lo kayak gini. ” jelas Samuel pelan-pelan. Dia tidak ingin emosi Sera kembali meledak karenanya.

“Terus siapa, Aksara? Karena setau aku kartu merah cuma bakal keluar atas perintah dari kamu meskipun Red Card Justice terdiri dari 4 orang. Kecuali– ”

“Kecuali apa? ” sela Samuel

Sera menatap Samuel dalam, “Kecuali oleh satu orang lagi yang aku gak perlu bilang siapa karena kamu pasti tau siapa orang yang aku maksud, Aksara. ”

Samuel diam memikirkan siapa orang yang di maksud oleh Sera, setelah sadar kini tatapan Samuel sepenuhnya terpatri pada gadis di hadapan nya.

“Gak. Gak mungkin Farsya lakuin itu sama lo kan? ” sergah Samuel.

Sera tersenyum miris. Di keadaan seperti ini pun Samuel tetap berusaha membela Farsya. Sahabat masa kecilnya.

“Aku gak minta kamu untuk mencurigai Farsya, Aksara. Aku juga gak minta kamu untuk percaya sama aku. Emangnya aku siapa? ”

Mendengar itu justru membuat Samuel lebih banyak bungkam tanpa kata.

Melihat lelaki itu bungkam, Sera lalu melirik jam yang ada di dalam ruang rawat inap nya sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan Sera baru menyadari jika Samuel tidak pulang dan lebih memilih untuk menemani nya di sini.

“Mending kamu pulang” ucap Sera tanpa melihat Samuel

“Gue tetap disini nemanin lo. ”

Sera menggelengkan kepalanya, “ Aku mau sendiri dulu, Aksara. ”

Samuel diam tidak berkutik.

“ Pergi, Sam! ” Tekan Sera dengan nada bicara yang kembali berubah.

Samuel menghela nafas nya mencoba memahami perasaan Sera.

“Oke gue pergi. ” setelahnya Samuel benar-benar pergi meninggalkan Sera.

“ Lo emang gak pernah bisa mempercayai gue sepenuhnya, Sam. ” lirih Sera yang masih bisa didengar Samuel. Namun Samuel tetap melangkah pergi dengan tangan terkepal kuat.

⚫️⚫️⚫️

Selasa, 26/07/22

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SISA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang