CHAP 9

597 92 10
                                    

Naruto dan Hinata duduk bersisian, malam ini mereka makan malam bersama. Jangan kira mereka makan malam direstoran mewah atau cafe kekinian anak muda. Yang ada, meraka duduk di Warung mie ayam langganan Naruto.

Bukan Naruto pelit, tapi dia hanya ingin membuktikan kembali kalau Hinata memang sosok yang dia cari selama ini, sosok gadis yang tidak mempermasalahkan makan dimana, yang penting dengan siapanya.

Buktinya sedari tadi Naruto liat, gadis itu makan dengan lahap.

"Maaf ya dek, mas bawa makan disini"

Naruto sedikit merasa tidak enak, padahal dia lebih dari mampu untuk mentraktir Hinata makan di resto bintang sepuluh sekalipun.

"Gapapa mas, aku suka disini, mienya enak. Mas sudah sering ya kesini ?" Balas Hinata

Hinata tidak mempermasalahkan makan dimanapun, selama itu halal dan bikin kenyang, dia mah ok aja.

Apalagi mie ayam di warung ini enak. Kapan-kapan dia harus ajak Hanabi dan Neji kesini, mereka pasti suka.

Naruto senang mendengar jawaban Hinata, semakin membuktikan kalau gadis ini spesial dari yang lain.

"Iya, lumayah sering, bisa dikatakan langganan, selain murah juga enak" Jawab Naruto sambil terkekeh.

Hinata mengangguk paham. Pantas akang pemilik warung menyambut kedatangan Naruto sumringah dan senang.

Untuk yang ini Naruto tidak bohong, warung mie ini memang langganannya waktu kuliah dulu.

Walaupun dia dari keluarga yang bisa di katakan sangat berada, tapi selera Naruto lebih cenderung kaki lima.

Untuk sesaat tidak ada lagi percakapan antara mereka , Hinata yang fokus dengan mangkok didepannya dan Naruto yang sibuk dengan rencana di otaknya.

"Dek Hinata, habis ini mau nggak ke alun-alun kota, mumpung malam minggu"

Hinata menatap Naruto dengan senyum geli

"Mau ngapain nih, mau ajakin aku kencan ya ?" tanya Hinata diselingin tawa

Naruto salah tingkah di tebak begitu. Rencananya sih mau ajakin Hinata duduk di taman alun-alun kota, kalau ada kesempatan sekalian mau curahin isi hati juga.

"Kalau mas bilang iya gimana, adek mau kan ?" Goda Naruto.

Bukan Naruto namanya jika tidak bisa membalikan keadaan. Kali ini giliran Hinata yang salah tingkah.

Gadis itu hanya membalas dengan anggukan pelan, Naruto tersenyum penuh kemenangan.

******

Dua manusia itu sudah di alun-alu kota, duduk tepat di salah satu bangku taman yang lumayan ramai, penuh dengan muda mudi bermalam minggu.

Sebenarnya Hinata jarang keluar malam mingguan, mengingat hanya punya dua orang sahabat Ino dan Sakura yang dua-duanya sudah punya gandengan.

Mau ajak Hanabi jangan harap anak itu mau, karena dia juga sudah punya pacar, kalau Neji, yah daripada malam mingguan dengan Neji mending dia tidur dikamar, karena abangnya itu sama sekali tidak menyenangkan.

Beruntung malam ini ada Naruto yang ajakin malam mingguan, jadi Hinata tidak sedih-sedih karena masih sendirian.

Nasip jomblo menahun yang menyedihkan.

Setengah jam sudah berlalu, sepasang manusia itu hanya duduk bersisian dalam diam, Hinata yang sibuk mengaduk minuman yang di belikan Naruto menggunakan sedotan, dan Naruto yang smencoba merangkai kata-kata dalam otaknya.

Hi you, Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang