CHAP 8

568 91 7
                                    

"Jadi gimana Naru, kapan kamu mau gantiin papi di kantor?"

Ucap Pria baya yang kalau di liat dari jauhpun sangat mirip dengan Naruto.

Namanya Minato, suami satu-satunya dan paling dicintai mami Kushina. Jelas saja, sampai-sampai Naruto ingin muntah kalau sudah melihat kemesraaan mereka berdua dimanapun dan kapanpun.

Bukannya Naruto iri, hanya saja dia meresa kalah, karena di umur segini masih belum ada yang mau di ajakin mesra-mesraan, moga saja Hinata mau kelak.

"Satu bulan lagi Pi, mami kan kemarin kasih Naru waktu satu bulan lagi"

Naruto berucap degan mulut yang masih penuh dengan makanan. Saat ini mereka sedang makan malam di kediamaan orang tua Naruto.

"Apa lagi yang kamu tunggu, mami kan sudah bilang, papi kamu sudah tua dan mau pensiun. Apa kamu tidak kasihan ?"

Kushina yang melontarkan keberatannya. Dia heran dengan jalan pikiran putra semata wayangnya ini.

"Naru belum dapatin Hinata Mi. Sesuai kesepakatan kita, kalau Hinata mau jadi istri Naru, papi boleh pensiun. Kalau tidak Naru bakal balik ke UK lagi"

"Nggak boleh gitu dong Naru, kamu nggak boleh balik lagi kesana. Kamu mau ninggalin mami lagi sendiri, sudah cukup bertahun-tahun kamu disana, mami nggak bakal izinin"

Kushina menolak dengan keras, enak saja pikirnya, sudah cukup selama ini Naruto jauh darinya, dengan alasan melanjutkan pendidikan pasca serjana.

Untuk kali ini Kushina tidak akan setuju apapun alasannya.

"Ya mami harus doain Naru kalau gitu, semoga Hinata mau sama Naru" Jawab Naruto acuh.

"Emang kamu sudah coba lamar Hinata?"

Minato sebenarnya keheranan, apa yang di khawatirkan oleh Naruto, dia yakin gadis manapun pasti tidak akan menolak putranya.

"Hinata beda Pi, dia nggak sama dengan gadis lain, dan juga aku takut ditolak, kan papi tau sendiri kalau aku cuma satpam disana"

"Ya salah kamu sendiri kenapa coba pake gaya-gayaan jadi satpam" cibir Minato, ini nih yang buat dia tidak habis pikir dengan Naruto.

"Hehe, papi dan mami kan sudah tau alasannya" Naruto hanya nyengir tanpa dosa.

"Sudah-sudah, pokoknya mami nggak mau tau ya Naru, kalau kamu belum bisa juga luluhin hati Hinata, biar mami yang turun tangan. Mami liat dia gadis baik. Anaknya cantik banget loh Pi"

"Yang benar mi, mami sudah ketemu dia?" Minato jadi bersemangat. Hei Minato, ingat Hinata itu buat Naruto loh

"Sudah pi, anaknya ramah banget, mami nggak sabar buat ngenalin dia sebagai menantu mami ke geng arisan"

Kushina sudah mulai menghayal, punya menantu secantik dan sepintar Hinata pasti akan menyenangkan.

"Kok mami bisa ketemu Hinata, dimana ?" tanya Naruto heran. Entah dia yang bodoh atau memang otaknya lagi tidak bekerja

"Hellowww, kamu lupa ya, dia kan kerja di kantor papi kamu"

"Ah, iya juga ya mi. Pokoknya papi dan mami tenang saja, sebantar lagi Naru bakal kasih kalian mantu dan cucu yang lucu" 

Naruto berucap dengan optimis.

Kushina dan Minato hanya mengangguk mengerti, mereka tidak ingin memperpanjang pembahasan itu dimeja makan karena jarang-jarang Naruto mau makan malam bersama seperti ini.

******

Naruto sudah pulang dari kediaman orang tuanya. Pria itu merebahkan tubuhnya di ranjang sambil memandangi layar ponsel di tangan

Hi you, Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang